Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Sapi Diracun di Tulungagung

Dinas Peternakan Jawa Timur Ambil Sampel di Kandang Sapi-sapi Yang Mati di Tulungagung

Dinas Peternakan Prosinsi Jawa Timur turun ke lapangan, mengumpulkan sampel sapi di Desa Nyawangan dan Picisan, di Kecamatan Sendang, Tulungagung

Penulis: David Yohanes | Editor: Yoni Iskandar
david yohanes/surya
Petugas UPT laboratorium Kesehatan Hewan Malang mengambil sampel darah sapi di Tulungagung 

 TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Dinas Peternakan Prosinsi Jawa Timur turun ke lapangan, mengumpulkan sampel sapi di Desa Nyawangan dan Picisan, di Kecamatan Sendang, Tulungagung, Kamis (5/12/2019).

Langkah ini diambil, usai ada kematian delapan ekor sapi di Nyawangan dan dua ekor di Picisan.

Tim dari UPT Laboratorium Kesehatan Hewan Malang sekurangnya mengambil sampel di enam kandang tempat sapi-sapi yang mati.

“Kecurigaan awal kan mati karena racun. Sebagai antisipasi, kami ambil sampel untuk menguji kemungkinan adanya penyakit hewan menular,” terang Kepala UPT Laboratorium Hewan Malang, drh Novia Parasuti Manopo.

Seharusnya sampel organ dalam sapi yang mati diambil, untuk memastikan penyebab kematian sapi.

Karena bangkai sapi tidak ditemukan, sampel yang diambil antara lain sisa makanan, tanah tempat matinya sapi, kotoran dan air.

Selain itu tim juga mengambil sampel darah sapi yang ada satu kandang dengan sapi yang mati.

Sampel darah ini untuk tes anthrax dan uji rose bengal test (RBT).

21 Sapi Mati Misterius Diduga Diracun, Ketua DPRD Tulungagung Berharap Polisi Lakukan Penyuluhan

Hujan Es & Angin Kencang, Atap Rumah di Malang Ambruk Bikin Mobil Daihatsu Ringsek & 5 Orang Terluka

Terbongkarnya Sindikat Pembuat Uang Palsu Senilai Rp 650 Juta di Jember, Sudah Beredar ke Masyarakat

“Jadi kami melihat dari semua sisi kemungkinan yang terjadi,” sambung Novia kepada Tribunjatim.com.

Kotoran yang diambil nantinya sebagai konfirmasi, parasit apa yang ditemukan di dalamnya.

Untuk uji penyakit hewan strategis, butuh waktu tiga hari, dan butuh dua hari untuk uji racun.

Novia menegaskan, kematian sapi-sapi ini bukan karena kekurangan gizi sebagai dampak musim panas.

“Kalau kekurangan gizi, biasanya pelan-pelan jadi kurus. Bukan mati secara mendadak,” katanya kepada Tribunjatim.com.

Lebih jauh Novia mengungkapkan, kasus serupa sering terjadi di wilayah lain di Jawa Timur.

Namun dari hasil tes, kematian sapi-sapi ini bukan karena penyakit.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved