Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pesan ke 'Bos' di Lapas, Pemuda Surabaya Ini Jualan Sabu di Samping SPBU, Keburu Kepergok Polisi

Pesan ke 'Bos' di Lapas, Pemuda Surabaya Ini Jualan Sabu di Samping SPBU, Keburu Kepergok Polisi.

Penulis: Firman Rachmanudin | Editor: Sudarma Adi
Ilustrasi sabu-sabu 

Pesan ke 'Bos' di Lapas, Pemuda Surabaya Ini Jualan Sabu di Samping SPBU, Keburu Kepergok Polisi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Seorang pengedar sabu asal Gunungsari Surabaya keburu ditangkap polisi saat hendak melakukan transaksi sabu dengan pembelinya.

Pemuda bernama Dimas Handoko alias Mbambeh (22) warga Gunungsari Perjuangan II Surabaya itu tak berkutik saat polisi menyergapnya di samping SPBU Gunungsari Surabaya, Minggu (24/11/2019) dini hari.

"Mau transaksi sabu. Kami langsung sergap berdasar ciri-ciri informasi masyarakat yang menjurus kepada tersangka," beber Kanit Reskrim Polsek Gubeng AKP Oloan Manulang,Kamis (5/12/2019).

Gagal Pesta Sabu, Dua Pemuda Asal Malang Dibuntuti Polisi Seusai Transaksi

Dipergoki Kumpul Istri di Rumah, Pengedar Sabu Ditembak Mati di Mojokerto, Peluru Menembus Punggung

TERKUAK Polisi Tembak Mati Pengedar Sabu di Mojokerto, Segini Barang Bukti Dibawa Kabur Pelaku

Saat digeledah, polisi menemukan satu poket sabu seberat 0,38 gram yang dipesan oleh pembelinya.

Tak puas mendapat satu poket kecil sabu, polisi kemudian mengeler tersangka ke rumahnya.

"Disana kami temukan lima poket sabu dengan berat total 20,6 gram sabu," tambah Oloan.

Berdasarkan barang bukti itu,polisi kemudian membawa Febry ke mapolsek Gubeng guna penyidikan.

Saat diinterogasi, Febry mengaku jika mendapat sabu itu dari lapas di Jawa Timur dengan sistem titip-setor yang dikirim secara ranjau.

"Saya cuma telepon dari sana (lapas). Terus barang datang di ranjau, saya ambil. Baru saya pecah poket kecil sesuai pesanan," aku Febry

Setiap satu poketnya, Ferby mengambil untung sebesar Rp 50.000. Dalam sehari ia dapat melayani lima hingga delapan pelanggannya.

"Barang habis satu dua minggu aja. Itu saya langsing rekapan dan setor ke atasan saya di lapas,"tambahnya.

Meski demikian, Febry mengaku belum lama terjun dalam bisnis haram sabu itu. Kondisi ekonomi sulit membuat ia nekat menjadi pengedar, setelah sebelumnya aktif sebagai pengguna.

"Saya baru enam bulan. Ya buat biaya sehari-hari karena tidak punya kerjaan," tandasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved