Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Wali Kota Risma Ajak Masyarakat Bergerak Aktif Cegah Stunting di Surabaya

Tri Rismaharini meminta seluruh pihak untuk bersama mencegah anak stunting. Sebagaimana yang kita ketahui, stunting akan mempengaruhi kecerdasan anak.

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNJATIM.COM/YUSRON NAUFAL PUTRA
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat ditemui setelah kegiatan komitmen bersama percepatan pencegahan anak kerdil di Balai Pemuda, Rabu (18/12/2019). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya terus melakukan upaya pencegahan kekerdilan atau stunting.

Hal tentang upaya pencegahan kekerdilan dibicarakan dalam kegiatan komitmen bersama percepatan pencegahan anak kerdil di Balai Pemuda, Rabu (18/12/2019).

Kegiatan komitmen bersama percepatan pencegahan anak kerdil dihadiri oleh jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Surabaya, berbagai instansi lain seperti Kementerian Agama, Persi Jatim dan Surabaya, BPOM, IDI Surabaya, Ikatan Bidan Indonesia kota Surabaya, Persagi Kota Surabaya serta Forum Kota Sehat TPPKK Kota Surabaya. 

Pura-pura Beli Ayam Jago Bangkok, Residivis Asal Blitar Bawa Lari Motor Tukang Ojek Tulungagung

Tersangka Narkoba Asal Sidotopo Berteriak Ketika Ditangkap, Polisi Ditahan Warga Selama Satu Jam

Mereka melakukan penandatanganan, yang secara simbolis dilakukan untuk menunjukkan komitmen. 

Dalam Kegiatan komitmen bersama percepatan pencegahan anak kerdil, Wali Kota Tri Rismaharini mendapat kesempatan untuk memberikan kata sambutan.

Tri Rismaharini meminta kepada seluruh pihak untuk bersama mencegah anak stunting.

Sebagaimana yang kita ketahui, stunting akan mempengaruhi kecerdasan anak.

"Bagaimana mungkin kita bisa bersaing kalau kecerdasan kurang,” ujar Tri Rismaharini atau yang akrab disapa Risma.

Lepas Ekspor Produk Pertanian Jawa Timur, DPR RI Tekankan Pentingnya Penguatan Sistem Perkarantinaan

Pentingnya Nikah Resmi, Pemkot Surabaya Gelar Nikah Massal

Risma juga meminta jajarannya, untuk terus memperhatikan warga, di antaranya memantau ibu hamil.

Risma meminta kepada Lurah untuk memastikan program permakanan terutama kepada warga yang tidak mampu, dan untuk ibu hamil Risma meminta untuk mendapatkan permakanan tambahan dari Puskesmas.

"Saya harap Puskesmas jemput bola, untuk mengawasi terus. Sebetulnya (pemberian makanan) kita sudah lakukan untuk Ibu hamil dan warga miskin," tambah Risma.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya, jumlah stunting di Kota Surabaya mengalami penurunan.

Data tahun 2019 menyebutkan stunting di Surabaya berjumlah sekitar 15 ribu.

Boleh dikata, jumlah tersebut menurun jika dibanding dengan tahun sebelumnya yang mencapai hingga 16 ribu anak.

Arema FC Berniat Ubah Kiblat Sepak Bola Mereka di Liga 1 Musim 2020

Natal dan Tahun Baru 2020, PT KAI Daop 9 Jember Targetkan 160 Ribu Penumpang

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, untuk mencegah anak stunting dimulai di masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Pada masa itu, balita membutuhkan gizi dan perilaku hidup sehat di lingkungan sekitar.

"Pada saat masih bayi, bila ukuran kurang dari 47 centimeter, kita harus curiga dan segera didampingi agar tidak menjadi stunting,” kata Febria.

Namun, sebelumnya bagi calon pengantin mendapatkan pendampingan dari Puskesmas, hingga mendapatkan sertifikat layak nikah.

Sejak tahun 2016, sekitar 60 persen ibu hamil mendapatkan pendampingan. Anak-anak yang lolos pendampingan mendapatkan sertifikasi lolos 1.000 HPK.

Lenovo ThinkBook 14, Laptop Tangguh dan Stylish, Harga Rp 7 Jutaan, Pas Buat Gen Z Indonesia

Sembunyikan Sabu di Bungkus Rokok, Awang Arya Dibekuk Polsek Taman di Warung Kopi

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved