Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Trump Dimakzulkan DPR AS, Dituduh Pilih Kepentingan Politik Pribadi di Atas Kepentingan Nasional

Dinamika politik Amerika Serikat semakin memanas. Demokrat hendak melengserkan Trump dan politisi dari Partai Republik itu peringatkan perang saudara.

Kolase Instagram.com/@realdonaldtrump
Donald Trump Dimakzulkan 

TRIBUNJATIM.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump memang dikenal sebagai presiden yang kerap kali memicu kontroversi.

Mulai dari penampilannya yang sering mengundang berbagai komentar hingga kelakuan aneh Trump terhadap para staf-stafnya. 

Misalnya, kelakuan Trump yang sering menelepon stafnya di jam-jam yang tak biasa, yaitu sekitar pukul 03.00 dini hari.

Profil-Biodata Elaine L Chao, Wanita Cerdas yang Dikirim Donald Trump Hadiri Pelantikan Jokowi

Kemudian, Presiden Donald Trump juga bahkan pernah melontarkan pernyataan pedas nya terhadap sang pemimpin Korea Utara, yakni Kim Jong-Un.

Selain itu, kebijakan Presiden AS Donald Trump tentang pelarangan warga dari tujuh negara muslim untuk berkunjung ke Amerika Serikat (AS) juga saat itu menimbulkan keresahan di mana-mana, termasuk di bagi masyarakat muslim di Indonesia.

Akibat berbagai kontroversi yang Trump munculkan itu, dirinya kerap disorot media.

Stormy Daniels, Bintang Film Dewasa yang Pernah Tidur dengan Donald Trump Menang Gugatan Rp6 M

Bahkan, kini Trump sedang menghadapi pemakzulan atas dirinya sebagai presiden oleh DPR AS. 

Dikutip dari TribunnewsWiki.com, House of Representatives (DPR Amerika Serikat) merilis laporan bukti terkait pemakzulan Presiden Donald Trump.

Dalam inti dokumen yang dipaparkan Komite Intelijen, sang presiden memilih kepentingan politik pribadi di atas kepentingan nasional.

Sempat Viral di Instagram, Bupati Trenggalek Mas Ipin Nongol di Instastory Ivanka Trump, Ada Apa?

Selama berbulan-bulan, dia berusaha meminta "campur tangan asing" melalui Ukraina untuk membantunya dalam Pilpres AS 2020.

Laporan yang dirilis DPR AS itu terjadi di tengah penyelidikan pemakzulan yang coba dilakukan oposisi Partai Demokrat.

Trump dituduh tidak hanya melakukan penyalahgunaan kekuasaan, tetapi juga berusaha menghalangi keadilan dan menghina Kongres AS.

Penampilan Anak Hotman Paris, Frank Bertemu Donald Trump Junior, Lihat Beda Gayanya dengan Sang Ayah

Komite Intelijen DPR AS merilis laporan bertajuk "The Trump-Ukraine Impeachment Inquiry Report" pada Selasa (3/12/2019), dilansir BBC.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Kompas.com)

"Presiden Trump menggunakan skema yang menumbangkan kebijakan luar negeri dan keamanan nasional demi motif kampanyenya,"ulas laporan itu.

Dikatakan, presiden berusia 73 tahun itu meminta bantuan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk mengumumkan penyelidikan terhadap Joe Biden.

Biden merupakan mantan Wakil Presiden AS periode 2009-2017 dan calon penantang Trump pada Pilpres AS 2020 nanti.

Ecoton dan Dua Remaja Kirim Surat untuk Konjen AS di Surabaya dan Presiden Donald Trump, Simak!

"Tampaknya dia berusaha mendiskreditkan teori bahwa Ukraina, bukan Rusia, yang sudah mengintervensi Pilpres AS 2016," bunyi dokumen itu.

Komite menyatakan, bukti bahwa Trump melakukan pelanggaran terkumpul begitu banyak.

Begitu juga tuduhan penghinaan terhadap Kongres AS.

Profil-Biodata Ivanka Trump, Putri Donald Trump yang Asik Mengobrol Bareng Jokowi di KTT G-20 Osaka

Potensi yang terjadi

Komite intelijen DPR AS dijadwalkan bakal menggelar pemilihan internal apakah penyusunan laporan itu bisa diterima.

Setelah itu, dokumen tersebut bakal diberikan kepada Komite Kehakiman yang bakal menggelar investigasi, Rabu (4/12/2019).

Nantinya, sidang kehakiman bakal dihadiri oleh empat pakar konstitusi, yang bakal menjabarkan seperti apa jalannya pemakzulan.

Mengenal Ivanka Trump yang Tertangkap Asyik Ngobrol dengan Jokowi di KTT G20 Ternyata Seorang Model

Nantinya, DPR AS bakal menghelat voting apakah penyelidikan untuk melengserkan presiden ke-45 AS itu bakal terjadi.

Jika mayoritas sepakat, maka laporan dari DPR AS bakal diteruskan ke Senat, yang bakal menggelar sidang kemungkinan awal Januari.

Situasi di House of Representatives atau parlemen Amerika Serikat.
Situasi di House of Representatives atau parlemen Amerika Serikat. (iuvmarchive.com)

Sebelum rancangan laporan itu dirilis, Trump lebih dulu melontarkan kritikan kepada Demokrat bahwa mereka "tak patriotik".

Sekutu Trump di Partai Republik juga mengeluarkan laporan setebal 123 halaman, di mana mereka menyerang para saksi.

Dalam laporannya, partai penguasa itu menyebut sejak awal, para saksi sudah tidak sepakat dengan gaya, pandangan, hingga keputusan Trump.

Meme-meme Kocak Jokowi Ngobrol Bareng Ivanka Trump saat Hadiri KTT G20 di Jepang

Selain itu, dokumen tersebut juga menuduh Demokrat berusaha "membatalkan apa yang menjadi kehendak rakyat AS".

Menurut Republik, sejak awal oposisi sudah berniat menggulingkan Trump sejak hari pertama dia menjabat pada Januari 2017.

Kemudian juru bicara Gedung Putih, Stephanie Grisham, menyebut Demokrat gagal membuktikan bahwa presiden tidak bersalah.

EXO Hadiri Undangan di Blue House, Beri Hadiah Album Bertanda Tangan untuk Presiden Donald Trump

Dalam pernyataannya, apa yang disampaikan oleh oposisi dalam laporan tersebut tak lebih dari "bentuk frustrasi mereka".

Alasan pemakzulan Trump

Demokrat menuding, Trump sengaja menahan bantuan militer kepada Ukraina senilai 400 juta dollar AS, atau Rp 5,6 triliun.

Mereka menganggap sang presiden sudah berusaha menekan negara asing supaya membantunya meraih kepentingan pribadinya.

Dalam investigasi pertama, Trump diduga meminta Kiev supaya menyelidiki Biden dan putranya, Hunter, yang menjabat sebagai direksi di perusahaan energi lokal.

Jokowi Hadiri KTT G-20, Dapat Banyak Ucapan Selamat hingga Ajudan Bongkar Kado dari Donald Trump

Kemudian dalam penyelidikan kedua, Ukraina diyakini berusaha membenarkan bahwa merekalah biang intervensi Pilpres 2016.

Teori terakhir ini sudah ditolak, dengan badan intelijen sepakat mengatakan Rusia di balik peretasan akun petinggi Demokrat.

Presiden Donald Trump mengklaim di Twitter, Amerika Serikat (AS) bakal dilanda perang saudara jika dirinya dimakzulkan.

Dalam serangkaian kicauannya, presiden berusia 73 tahun itu mengutip kalimat dari Robert Jeffress, seorang pendeta dan kontributor Fox News.

"Jika presiden dimakzulkan oleh Demokrat (yang jelas tak mungkin), maka bakal terjadi perang saudara yang jelas tak bakal pulih," ujar Jeffress dikutip Trump.

Presiden AS Donald Trump Batalkan Serangan Balasan ke Iran Saat Pesawat Tempur sudah Mengudara

Dilansir The Independent Senin (30/9/2019), kicauan di Twitter itu merespons keputusan oposisi Partai Demokrat untuk menyelidikinya.

Dia juga menuntut supaya dipertemukan dengan si pelapor percakapan teleponnya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky 25 Juli lalu.

Dalam perbincangannya, Trump meminta Zelensky untuk menyelidiki putra Joe Biden, calon pesaing kuatnya di Pilpres AS 2020 mendatang.

Tolak Kerusuhan Lewat Doa Bersama, Ketua PW Muhammadiyah Ajak NU & Muhammadiyah Surati Donald Trump

Si pelapor kemudian mengirim laporan keluhan Agustus lalu, menuding Trump meminta bantuan asing untuk mengintervensi Pilpres AS.

Keluhan dari si pelapor itulah yang menjadi dasar bagi Demokrat mengumumkan investigasi untuk memakzulkan presiden ke-45 AS itu.

Di Twitter, presiden berusia 73 tahun itu menyatakan selayaknya warga lainnya, dia meminta supaya bisa dipertemukan dengan pelapor.

Donald Trump Dikabarkan Pasang Harga 700 Juta untuk Pendukung yang Ingin Foto Bareng

"Saya berhak menemuinya, terutama setelah dia mendeskripsikan percakapan dengan pemimpin asing secara salah dan begitu ngawur," katanya.

Tak hanya itu, dia juga melancarkan kritikan kepada Ketua Komite Intelijen House of Representatives (DPR AS) dari Demokrat, Adam Schiff.

Adam Schiff, politisi dari Partai Demokrat, Amerika Serikat.
Adam Schiff, politisi dari Partai Demokrat, Amerika Serikat. (ejinsight.com)

Dia menuduh Schiff sudah berbohong kepada majelis rendah parlemen AS itu.

"Schiff seharusnya diselidiki atas dugaan Penipuan dan Pengkhianatan," ujarnya.

Trump melanjutkan, dia menuntut tak hanya dipertemukan dengan si pelapor.

Mengintip Kamar Hotel Donald Trump Selama Mengunjungi Hanoi Vietnam, Pernah Diinapi Barack Obama

Namun juga dengan pejabat yang sudah memberikannya informasi.

"Apakah orang ini sedang memata-matai Presiden AS? Ada konsekuensi Besar!" lanjut presiden yang diusung oleh Partai Republik itu.

Buntut pengumuman penyelidikan yang digaungkan Ketua DPR AS Nancy Pelosi, Gedung Putih langsung merilis transkrip percakapan Trump dan Zelensky.

Trump bertindak

Presiden AS Donald Trump menuntut sosok "pelapor" yang membuat dirinya hendak dimakzulkan segera diungkap, seraya menyebut prosesnya "sampah".

Permintaannya muncul setelah Republik berusaha mengungkap si "whistleblower", dan menyerang kredibilitasnya setelah DPR AS melakukan penyelidikan.

DPR yang dikuasai Demokrat membuka investigasi setelah Trump dituduh meminta Presiden Ukraina guna menyelidiki rival politiknya, Joe Biden.

Lirik Lagu Havana Camila Cabello, Kalimat di Akhir Video Klip Kritik Presiden Donald Trump

Hanya disebut sebagai mantan pejabat intelijen Gedung Putih, si pelapor adalah yang mengungkapkan bagaimana Trump berupaya menekan Ukraina.

Baik di Twitter maupun kepada awak media, presiden 73 tahun itu mendesak supaya identitas whistleblower yang membuat dia akan dimakzulkan disebarkan.

"Dia adalah sosok anti-Trump yang begitu besar," katanya kepada awak media di Gedung Putih seperti dikutip AFP Minggu (3/11/2019).

Kim Jong Un Minta Donald Trump Tak Salah Artikan Kesabaran Korut, Sampai Sebut Hubungan akan Berubah

Dia juga menghukum pejabat yang menentang Gedung Putih dengan bersaksi terkait skandal Ukraina, dengan menyebut mereka "bukan pendukung Trump".

"Jadi, seperti kalian tahu, ini sampah."

"Seluruh proses pemakzulan ini sampah."

"Si pelapor sangat salah hingga membuat Yang Mulia turun tangan."

"Ungkap identitasnya dan akhiri Pemakzulan Hoax!" tegasnya.

Ilustrasi perang saudara di Amerika Serikat yang terjadi di masa lampau.
Ilustrasi perang saudara di Amerika Serikat yang terjadi di masa lampau. (Grid.id)

Serangan tanpa henti Trump kepada si pelapor terjadi setelah hasil jajak pendapat menunjukkan dia mulai rapuh, dengan penyelidikan DPR AS meraih momentum.

Survei dari NBC/Wall Street Journal menunjukkan sebanyak 49 persen publik AS percaya dia harus dimakzulkan, dengan 53 persen menerimanya.

Adapun polling Fox News memaparkan 49 persen ingian Trump lengser, dan 60 persen yakin dia meminta negara asing menyelidiki lawan politiknya.

Pesan Duka dari Tokoh Dunia untuk Korban Tsunami Banten, Mulai Paus Fransiskus Hingga Donald Trump

Dengan berbagai keterangan mantan pejabat dan diplomat, sang presiden diyakini mendesak Ukraina untuk mencari tahu kesalahan Joe Biden.

Apalagi sempat muncul isu dia menahan bantuan militer 400 juta dollar AS, atau Rp 5,6 triliun, supaya Kiev menginvestigasi Biden dan anaknya, Hunter.

Kuasa hukum whistleblower, Mark Zaid, di Twitter menyatakan kliennya sudah menawarkan politisi Republik untuk menjawab secara tertulis.

Pengakuan Jokowi ke Najwa Shihab Soal Iriana Asyik Ngobrol dengan Donald Trump: Cemburu Gitu Ya?

Permintaan yang diberikan kepada anggota Komite Intelijen DPR AS, Devin Nunes, menekankan upayanya agar penyelidikan dilakukan nonpartisan.

"Beragam pesan Republik yang dipimpin Trump pagi ini menyoroti adanya permintaan agar identitas klien saya diungkap," papar Zaid.

(Tribunnewswiki.com/Bolasport.com/Haris/Ardi Priyatno)

Wakil Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Dicopot, Bermula dari Ribut dengan Melania Trump

Artikel ini telah tayang di TribunnewsWiki.com dengan judul Akan Dimakzulkan sebagai Presiden, Donald Trump: Awas Perang Saudara

Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved