Kasus Kriminal Libatkan Anak Meningkat Tajam di Tulungagung, Dominan pada Persetubuhan & Kekerasan
Kasus Kriminal Libatkan Anak Meningkat Tajam di Tulungagung, Dominan pada Persetubuhan & Kekerasan.
Penulis: David Yohanes | Editor: Sudarma Adi
Kasus Kriminal Libatkan Anak Meningkat Tajam di Tulungagung, Dominan pada Persetubuhan & Kekerasan
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Jumlah kasus melibatkan anak yang ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Satreskrim Polres Tulungagung tahun 2019 mengalami peningkatan.
Tahun ini ada 52 kasusyang ditangani, 32 kasus di antaranya dengan korban anak-anak.
Sementara di tahun 2018 ada 50 perkara, dengan 16 korban anak-anak.
• Innalillahi, Anggota Dewan Paling Senior di Tulungagung Ini Wafat di Malang, Derita Asam Lambung
• 5 Napi Kristen Gagal Dapat Remisi Natal di Lapas Tulungagung, Gegara Putus Perkara Kurang 6 Bulan
• Pria di Tulungagung ini Mencabuli Anak Tirinya Setiap Malam Jumat, Saat Istrinya Pergi Yasinan
“Jika dibanding tahun 2018, ada kenaikkan jumlah anak-anak yang menjadi korban hingga 100 persen,” terang Kapolres Tulungagung, AKBP Eva Guna Pandia melalui Kepala UPPA Polres Tulungagung Ipda Retno Pujiarsih.
Dari 52 kasus itu, kasus paling banyak adalah persetubuhan di bawah umur dengan 14 kasus.
Disusul kekerasan anak sebanyak 13 kasus, pencabulan 2 kasus, dan satu kasus masing-masing membawa lari anak, perdagangan orang serta penelantaran anak.
Sementara tahu 2018 sila persetubuhan di bawah umur sebanyak 10 kasus, kekerasan terhadap anak 3 kasus, pencabulan dua kasus dan membawa lari anak 1 kasus.
“Faktor pemicu paling dominan pada kasus pencabulan, persetubuhan, dan kekerasan adalah kurangnya perhatian keluarga terhadap anak,” sambung Retno.
Kasus terakhir yang ditangai UPPA adalah persetubuhan anak dengan ayah tirinya, hingga hamil 7 bulan.
Dalam kasus ini keluarga kurang memperhatikan anak, dan membiarkan ia berdua dengan ayah tirinya setiap malam Jumat.
Dari pemetaan pada kasus lainnya, pemicu lainnya adalah masalah dengan keluarga, dan kurangnya pantauan orang tua kepada pergaulan anak.
Salah satunya adalah perkembangan teknologi informasi, yang memudahkan anak mengakses konten pornografi.
Dalam kondisi kejiwaan yang masih labil, maka anak cenderung untuk menirukan apa yang sudah dilihatnya.
“Ditambah masa puber pada anak, akhirnya terjadilah persetubuhan yang dilakukan anak-anak,” ujar Retno.