Kunjungi Yayasan Lingkar Perdamaian, La Nyalla Sampaikan Ide Perluasan Pemasaran Kurma Ajwa
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, LaNyalla Mahmud Mattalitti mengunjungi Yayasan Lingkar Perdamaian dan menyaksikan budidaya pohon kurma ajwa.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Adi Sasono
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), LaNyalla Mahmud Mattalitti mengunjungi Yayasan Lingkar Perdamaian di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan Jawa Timur, Sabtu (28/12/2019).
Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) adalah lembaga yang beranggotakan para mantan napi teroris dan mantan kombatan dalam kasus terorisme.
Yayasan ini dipimpin Ali Fauzi alias Manzi, adik kandung terpidana seumur hidup Ali Imron dan terpidana mati Muklas alias Ali Gufron dan Amrozi dalam kasus bom Bali I.
YLP sebagai satu-satunya yayasan yang bergerak di bidang Control Flow Integrity (CFI). Yayasan ini untuk menjauhkan dari sifat-sifat destruktif, termasuk pengeboman.
Selain intens dalam penanggulangan aksi terorisme dan radikalisme, YLP juga berupaya menggali potensi ekonomi yang bisa dikembangkan, salah satunya dengan melakukan pembibitan pohon kurma jenis ajwa.
La Nyalla Mahmud Mattalitti yang pernah menjadi Ketua Umum Kadin Jatim, juga menyempatkan meninjau pembibitan kurma ajwa.
Ia sangat mengapresiasi upaya kegiatan tersebut. La Nyalla berharap kegiatan pembibitan ini bisa dikerjasamakan dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di seluruh Jawa Timur.
"Setidaknya dapat mengembangkan UMKM dengan kerja sama pelatihan-pelatihan, baik dari teknik budidaya, packaging, sampai bagaimana memasarkan kurmanya," kata La Nyalla saat berkunjung ke YLP Lamongan, Sabtu (28/12/2019) pagi.
Menurutnya, sejauh ini masyarakat tidak banyak yang mengetahui ternyata kurma bisa dibudidayakan di Indonesia.
Mereka hanya mengetahui bahwa komoditas ini hanya bisa ditanam dan dibudidayakan di gurun pasir yang cuacanya cukup panas.
"Ternyata dari berbagai penelitian yang telah dilakukan menunjukkan, kurma juga bisa dibudidayakan di Indonesia dan potensinya sangat besar," katanya.
Diungkapkan, ada beberapa lembaga yang sudah lebih dahulu melakukan pembibitan kurma dan berhasil di antaranya, di Kediri dan Pekanbaru.
Selain manfaat kurma yang telah diketahui cukup banyak, menurut La Nyalla, nilai ekonomi kurma juga sangat tinggi.
Sehingga jika kurma telah berbuah dipastikan bakal mampu diandalkan untuk mencukupi kebutuhan keluarga pemilik, karena harganya sangat mahal.
Kalau dijual per kilogram, kurma matang segar berisar Rp 400 ribu sampai Rp 1 juta.
Sementara untuk pembibitan, harganya juga sangat mahal. Bibit kurma muda usia dua bulan antara Rp. 75 ribu sampai Rp 100 ribu.