Pedagang Pasar Buku Velodrome Minta Pembangunan Exit Tol Madyopuro Cepat Selesai
Para pedagang di Pasar Buku Velodrome meminta Pemerintah Kota Malang agar segera menuntaskan pembangunan exit tol Madyopuro.
Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Elma Gloria Stevani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Kukuh Kurniawan
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Para pedagang di Pasar Buku Velodrome meminta Pemerintah Kota Malang agar segera menyelesaikan pembangunan exit tol Madyopuro.
Para pedagang buku yang menggelar dagangannya sungguh berharap exit tol Madyopuro dapat membuat Pasar Buku Velodrome ramai pembeli.
Seorang pedagang buku, Tauchid mengatakan, sudah lama kondisi Pasar Buku Velodrome sepi.
• Pendiri Institut Ibu Profesional Ajarkan Keluarga Tentang Memberi Anak Kesempatan untuk Eksplorasi
• Seduhan Kopi dari Biji Kopi Robusta dengan Rasa Coklat di Kabupaten Malang
"Sejak 2008 hingga sekarang ini kondisi pasar sepi. Satu hari saja paling banyak hanya dapat laku dua buku saja bahkan kadang tidak ada sama sekali yang beli. Berbeda saat berada di Jalan Sriwijaya, selalu ramai pembeli bahkan kita sampai kewalahan melayani pembeli," ujar Tauchid kepada TribunJatim.com, Senin (13/1/2020).
Oleh karena itu, Tauchid berharap exit Tol Madyopuro tersebut menciptakan perekonomian di Pasar Buku Velodrome semakin meningkat seperti saat di Jalan Sriwijaya.
• Bantahan Sugeng si Pemutilasi Wanita di Malang Saat Disidang, Saya Tidak Membunuh
• Penyanyi Eka Deli Jalani Pemeriksaan Terkait Investasi Bodong MeMiles
"Kalau bisa kita juga berharap kepada Pemkot Malang agar Pasar Buku Velodrome dapat dibentuk sebagai semacam kawasan tematik wisata buku dan pendidikan. Agar masyarakat juga makin banyak yang datang dan mengetahui bahwa pasar buku di Kota Malang tidak hanya Pasar Buku Wilis saja namun juga ada Pasar Buku Velodrome," jelas Tauchid.
Sementara itu, pedagang buku lainnya, Irawan menerangkan, bahwa beberapa pedagang di Pasar Buku Velodrome ini menjual berbagai buku lawas.
Hal itu dilakukan sebagai bentuk strategi dalam menggaet para pembeli.
"Buku lawas dari berbagai genre dan judul yang dimaksud adalah buku terbitan mulai tahun 1940 hingga 2007. Upaya ini dilakukan agar dapat menaikkan pembeli buku yang datang kesini," pungkas Irawan.
• Mobil Fortuner yang Diperoleh Eka Deli dari Investasi Bodong Memiles Akan Diserahkan ke Polda Jatim
• LRT dan MRT Jatim Butuh Investasi Rp 8,3 Trilliun, Studi Kelayakan Proyek Digarap Tahun Ini