Pabrik Penggilingan Tebu di Tulungagung Terbakar, Pekatnya Asap Bikin Petugas Damkar Sulit Bernafas
Pabrik Penggilingan Tebu di Tulungagung Terbakar, Pekatnya Asap Bikin Petugas Damkar Sulit Bernafas.
Penulis: David Yohanes | Editor: Sudarma Adi
Pabrik Penggilingan Tebu di Tulungagung Terbakar, Pekatnya Asap Bikin Petugas Damkar Sulit Bernafas
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Asap putih pekat mengepul, terlihat dari kejauhan di Dusun Kates, Desa Serut, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung, Minggu (19/1/2020) siang.
Sebuah pabrik penggilingan tebu milik Teguh (48) di wilayah RT2 RW2 terbakar hebat, saat tidak sedang berproduksi.
Api cepat membesar yang menghabiskan atap pabrik yang terbuat dari rangka kayu dan lembaran asbes.
“Api sudah terlihat membesar sekitar pukul 12.00 WIB,” ujar Ketua RT setempat, Sujikan.
• TERPOPULER JATIM: Kehidupan Predator Sejenis Tulungagung hingga Pria Tewas di Sumur Nonton Jaranan
• KILAS KRIMINAL JATIM: Pelaku Curas HP di Bojonegoro - Pria Pemangsa Remaja Sejenis di Tulungagung
• Penyedia Kamar Kos Rp 20 Ribu Per Jam Cari Pasangan Bukan Suami Istri di Grup Facebook Tulungagung
Material yang terbakar adalah tumpukan sepah tebu kering, yang dipakai untuk bahan bakar memasak perasan tebu.
Tumbukan sepah tebu ini setinggi sekitar 5 meter, dan memenuhi mayoritas area pabrik berukuran 10x30 meter ini.
Sekitar 10 menit api sudah membesar karena material yang mudah terbakar ini, dan sulit dikendalikan.
Akibatnya tiga mesin pemeras tebu yang ada di dalamnya ikut terbakar.
Petugas pemadam kebakaran kesulitan menjangkau lokasi, karena aksesnya berupa bantaran sungai.
Selain itu sungai yang ada di depan pabrik ini juga dipenuhi encek gondok yang sangat tebal, hingga sulit disedot.
“Saat kebakaran, pabrik sedang kosong karena tidak ada produksi, sehingga tidak ada saksi yang melihat sumber api,” terang Kabid Damkar Satpol PP Tulungagung Rakidi.
Pekatnya asap membuat petugas pemadam kebakaran terganggu.
Mereka harus minta batuan oksigen ke Tulungagung Emergency Medical Service (TEMS).
Sementara angin kencang semakin membuat api cepat membesar.
Kebakaran pabrik penggilingan tebu kerap terjadi di Tulungagung.
Proses pemadamannya sangat melelahkan, karena harus mengurai seluruh tumpukan sepah.
Sepah yang telah dibongkar dari tumpukannya kemudian disemprot dengan air hingga tidak mengepulkan asap.
“Kalau ada asap yang masih mengepul, begitu kita buka akan langsung keluar kobaran api. Makanya proses pemadamannya pasti sangat lama,” sambung Rakidi.
Kerugian akibat kebakaran ini sekitar Rp 100 juta.
Namun kerugian yang lebih besar, pemilik pabrik tidak bisa beroperasi dan harus membeli mesin baru.
Kebakaran ini adalah yang ke dua di awal tahun 2020.
Rakidi mengingatkan, agar masyarakat tetap waspada meski saat ini masuk ke musim hujan.
Sebab ternyata cuaca di Tulungagung masih sangat panas ditambah angin bertiup kencang.
“Ternyata hujan juga tidak turun setiap hari, suhunya masih panas. Ditambah angin kencang, sangat mendukung terjadi kebakaran,” pungkas Rakidi.