FAKTA Pelajar di Malang Bunuh Begal Bawa Pisau di Motor, Sekolah Ungkap Alasannya, Demi Pelajaran?
FAKTA Pelajar di Malang Bunuh Begal Bawa Pisau di Motor, Sekolah Ungkap Alasannya, Demi Pelajaran?.
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Sudarma Adi
FAKTA Pelajar di Malang Bunuh Begal Bawa Pisau di Motor, Sekolah Ungkap Alasannya, Demi Pelajaran?
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Pada lanjutan kasus pelajar Malang bunuh begal demi lindungi pacar, tempat sekolah ZA di Malang membenarkan, ada pelajaran prakarya membuat stik es krim.
Pelajaran keterampilan tersebut dilakukan pada tanggal 5 September 2019. Atas pelajaran itu, ZA beralasan membawa pisau ke sekolah.
"Di sekolah kami memang ada pelajaran prakarya atau membuat karya. Semua kelas ada, mulai kelas 1, 2 dan 3. Jenisnya yang diajarkan banyak, ada seni patung, seni merajut, seni budaya dan berbagai kesenian lainnya," beber sumber terpercaya yang menjabat sebagai kepala sekolah, ketika ditemui di ruangannya, Selasa (21/1/2020).
• Hotman Paris Bela Siswa yang Bunuh Begal di Malang, Kuasa Hukum ZA: Terima Kasih, Pengacara Senior
• Keluarga Siswa Bunuh Begal Bakal Hormati Apapun Keputusan Hukum, Ingin Hasil Seadil-adilnya
• Cerita Sebenarnya Siswa Bunuh Begal di Malang, Cewek yang Dibonceng Bukan Pacar, Lalu Siapakah Dia?
Terkait proses hukum yang sedang dijalani ZA, pihak sekolah menghormati segala proses hukum dan menyerahkannya pada pihak berwenang.
Pejabat sekolah yang enggan disebutkan namanya itu menjelaskan, pihaknya sudah mengetahui awal mula kasus pembunuhan begal yang terjadi pada 8 September 2019 itu.
Meski anak didiknya berurusan hukum, pihak sekolah lantas tidak mengeluarkan ZA dari sekolahnya.
Kala itu, ZA masih rutin melakukan wajib lapor di Polres Malang
"Tanggal 19 September 2019, yang bersangkutan dipindah ke salah satu sekolah SMA swasta di sini (Malang). Kami ingin ZA tetap mendapat pendidikan. Sudah kami proses mutasi saja, kalau bisa titip belajar sampai lulus," ungkapnya.
Ketika ditanya ZA sudah memiliki keluarga, pihak sekolah juga membenarkan. Istri ZA adalah siswi yang bersekolah di sekolah tersebut.
"Pernikahan itulah yang mengarah pada pengunduran itu. Kami keluarkan (siswi) sehingga bisa menjadi shock therapy. Alias peringatan bagi siswa lain," katanya.
Selama mengenal ZA, sang kepala sekolah menilai ZA adalah anak yang ganteng. Meski tak terlalu menojol dalam segi akademis, ia menilai kemampuan akademis ZA bisa ditingkatkan.
"Anaknya ganteng. Tapi akademisnya bisa lebih baik jika terus belajar," ungkapnya.
Pihak sekolah berharap, penegak hukum dapat memproses secara adil kasus yang menjerat ZA.
"Gurunya sudah memberikan kesaksian. Sebelum memberikan kesaksian, disumpah juga. Jadi saksi saat di persidangan. Kami tidak menghalangi proses hukum," ujarnya.
Di sisi lain, siswa yang pernah mengenal ZA menilai, ZA adalah sosok yang tenang dan sering bersosialisasi. Ketika mengikuti kompetisi futsal di sekolah, ZA selalu ikut.
"Anaknya tenang dan tegas. Kelihatan saat main futsal saat ada class meeting. Saya gak kenal banget sih. Tapi melihatnya seperti itu," ujar salah satu murid pria berinisial F itu.