Fakta Sebenarnya Putra Kiai Ponpes di Jombang Diduga Nodai Santriwati, Jubir Bantah 'Diplintir Ini'
Fakta sebenarnya putra kiai ponpes di Jombang diduga nodai santriwati. Jubir membantahnya.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Arie Noer Rachmawati
Ia lantas curhat mengenai masalah pribadi yang berkaitan dengan orang spesial di dalam hidupnya, kepada MSAT yang dianggap sebagai gurunya.
"Dia dalam proses interview dan seleksi ini, dia curhat pada MSAT ini bahwa dirinya ini dinodai oleh pacarnya yang dulu," lanjut Ummu.
• RESPON MUI & Muhammadiyah Jombang pada Putra Kiai Cabuli Santriwati, Dukung Polisi Usut Tuntas Kasus
Dari cerita itu, Ummu menegaskan, tidak ada sama sekali unsur kontak fisik antara MSAT dan MN.
Apalagi di lokasi terbuka, disaksikan banyak santri, bagi Ummu, perbuatan tak senonoh itu mustahil dilakukannya MSAT.
Dan menganggap, ada pihak-pihak yang sengaja melintir informasi yang ada hingga menjatuhkan kredibilitas MSAT sebagai tenaga pengajar dan putra kiai ponpes.
• RESPON GP Ansor atas Kasus Putra Kiai Jombang Cabuli Santriwati: Tuntaskan Seadil-adilnya
"Diplintir-plintir informasi ini dengan kalimat sedemikian rupa hingga muncul di medsos juga di laporan polisi, itu seperti yang panjengan sudah baca, seolah-olah terjadi pencabulan gitu. Padahal sebenarnya tidak seperti itu," pungkasnya.
Bilamana fakta mengenai dugaan pelecehan seksual yang dialami MN adalah rekayasa karena diplintir-plintir.
Lalu bagaimana dengan keterangan MN yang sudah disampaikan pada pihak kepolisian bahwa dirinya merasa dinodai.
• Kasus Putra Kiai Terkenal Jombang Diduga Cabuli Santriwati di Bawah Umur Dilimpahkan ke Polda Jatim
Menanggapi pertanyaan ini, juru bicara MSAT, Nugroho Harijanto, malah berbalik bertanya, jikalau sejak awal dugaan pelecehan seksual itu adalah rekayasa dari oknum tertentu.
Mengapa MN mau mengikuti kebohongan itu dan mendiamkan kebenaran, bahwa pelecehan seksual terhadapnya; tak pernah terjadi.
"Sangkal, karena saya kira MN harus menanyai dirinya sendiri faktor apa yang dia inginkan gitu aja," lugas pria berpeci hitam itu.
Penulis: Luhur Pambudi
Editor: Arie Noer Rachmawati