Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Gubernur Jatim Khofifah Prioritaskan Warganya yang di China Pulang Satu Pesawat

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk bisa memulangkan warga Jawa Timur yang saat ini masih ad

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Yoni Iskandar
ahmad Zaimul Haq/suraya
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menemui orangtua mahasiswa yang studi di China dalam pertemuan di Gedung Grahadi, Rabu (29/1). Dalam pertemuan itu orangtua berharap agar anaknya bisa segera dievakuasi dari China khususnya Wuhan. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk bisa memulangkan warga Jawa Timur yang saat ini masih ada di China dalam satu rombongan pesawat.

Dari data yang ia kumpulkan, Khofifah mengungkapkan saat ini ada 248 warga Jawa Timur yang sebagian besar adalah mahasiswa masih berada di China.

"Saat Presiden dan Menlu kunjungan kerja ke Jawa Timur kemarin kami sempat berkoordinasi, saat itu yang dibutuhkan adalah pemenuhan kebutuhan logistik para mahasiswa, karena pertokoan masih banyak yang belum buka. Sedangkan saat ini, yang mendesak adalah evakuasi," ucap Khofifah saat diwawancarai usai bertemu dengan para wali mahasiswa di Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Rabu (29/1/2020).

Untuk evakuasi, Gubernur perempuan pertama Jawa Timur ini secara intensif berkoordinasi dengan Menlu Retno Marsudi untuk memaksimalkan mekanisme evakuasi.

Pria yang Loncat dari Jembatan Layang Akhirnya Meninggal Dunia di RSUD Dr Soetomo Surabaya

Hujan Disertai Angin Kencang Merusak Puluhan Rumah Warga di Kecamatan Pakel Tulungagung

"Dari jumlah 248 itu kalau ada proses evakuasi, bisa diprioritaskan mendapatkan satu penerbangan supaya bisa lebih efektif ketika sampai di Bandara Juanda. Kami juga terbuka jika ada tambahan data warga yang ada China," lanjut Khofifah.

Di Juanda sendiri, lanjut Khofifah sudah disiapkan transit isolasi disamping itu sudah ada tiga rumah sakit yang sudah disiapkan ruang isolasi yaitu RS Dr Soetomo, RS Saiful Anwar, dan RS Soedono.

Sedangkan salah satu wali mahasiswa, Fahrurrozi (34) mengatakan satu-satunya keinginan keluarga adalah agar para mahasiswa bisa cepat pulang ke Indonesia.

Apalagi saat ini bahan makanan di China sudah menipis.

"Mungkin kalau uang tidak seberapa butuh,  soalnya toko-toko disana banyak yang tutup. Kami berkomunikasi setiap hari, mungkin yang perlu itu vitamin dan bahan makanan," ucap Fahrurrozi saat ditemui di sela-sela acara 

Jika adapun toko yang buka, bahan makanan di toko tersebut akan segera habis tidak sampai tengah hari.

"Jadi selain mahal, rebutan juga," lanjutnya.

Sementara itu, di kesempatan yang sama Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Nurhasan terus memantau kondisi 10 mahasiswa Unesa yang masih berada di Wuhan, China.

Humas Unesa Vinda Maya mengungkapkan setidaknya Nurhasan berkomunikasi dengan para mahasiswa tiga sampai empat kali sehari.

"Akses komunikasi kita tidak terkendala, bahkan pak rektor video call tiga sampai empat kali dalam sehari untuk memastikan kondisi mereka baik-baik saja," ucap Vinda Maya, saat ditemui di Gedung Negara Grahadi Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Rabu (29/10/2020).

Untuk memastikan kondisi para mahasiswa agar tetap sehat, pihak Unesa juga terus mengupdate logistik serta sisa uang saku mahasiswa.

"Jangan sampai kekurangan, karena harga logistik di Wuhan ini harganya naik 4 kali lipat untuk itu kita sudah mentransfer sejumlah uang untuk para mahasiswa di Wuhan," kata Vinda.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved