Pria Yang Lompat dari Fly Over Pasar Kembang Surabaya Dikenal Tak Pernah Mengeluh
BW (46)pria asal Sawahan yang tewas usai dirawat akibat aksinya melompat dari Jembatan Layang (Flyover) Pasar Kembang, Kupang Krajan, Sawahan Surabaya
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Yoni Iskandar
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - BW (46) pria asal Sawahan yang tewas usai dirawat akibat aksinya melompat dari Jembatan Layang (Flyover) Pasar Kembang, Kupang Krajan, Sawahan Surabaya, dikenal keluarga tak suka mengeluh.
Adik keenam BW, Hana Maria mengatakan, kakaknya itu merupakan pribadi yang supel dan pekerja keras.
Sehari-hari waktunya dihabiskan untuk berkegiatan di dalam makam.
Kalau tidak mengurus hal ihwal mengenai prosesi pemakaman saat ada orang meninggal.
BW bakal menghabiskan waktunya membersihkan area makam dari sudut ke sudut.
"Aktivitasnya juru kunci. Semenjak kecil kami jadi juru kunci," katanya pada TribunJatim.com di ruang tunggu Kamar Mayat RSU Dr Soetomo, Rabu (29/1/2020) malam.
• Gubernur Jatim Khofifah Prioritaskan Warganya yang di China Pulang Satu Pesawat
• Puluhan Tahun Jadi Juru Kunci Makam Kembang Jepun, Ini Sosok BW Dimata Keluarga
Selama ini Maria mengenal kakaknya bukan pribadi yang mudah mengeluh kalau sedang mendera sakit.
"Dia itu enggak mengeluh semenjak sakit Kalau sakit ringan enggak mengeluh," jelasnya.
Mungkin karena penyakit prostat yang diidap kakaknya selama ini terlanjur parah dan merasa menyakitkan.
Selama kurun waktu tiga bulan ini, ia nyaris merasa tak aneh melihat kakaknya kerap mengeluh dan merintih kesakitan.
"Cuma kalau udah parah ya mengeluh gini. Ya ngeluh panas, merasa sumuk terus," ujarnya.
Setahu dia, beberapa kali kakaknya itu dirawatinapkan di RSU Dr Soetomo, karena penyakitnya itu.
Namun tak disangka, sakit yang dirasa makin menyiksa tak kunjung membaik, malah menjadi alasan bagi BW untuk mengakhiri hidup dengan percobaan bunuh diri di jembatan layang tersebut.
"Baru pertama kali kayak gitu (lompat bunuh diri)," pungkasnya.