Begini Kondisi Mahasiswa Asal Pamekasan dari Wuhan dan Xianning Setelah Dikarantina di Natuna
Kondisi terkini empat mahasiswa asal Pamekasan yang dievakuasi dari Kota Wuhan dan Kota Xianning, Provinsi Hubei, China kini terlihat ceria.
Penulis: Muchsin Rasjid | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNJATIM.COM, PAMEKASAN – Kondisi terkini empat mahasiswa asal Pamekasan yang dievakuasi dari Kota Wuhan dan Kota Xianning, Provinsi Hubei, China kini terlihat ceria.
Empat mahasiswa asal Pamekasan itu deivakuasi bersama 234 WNI yang sudah berada di karantina di pangkalan militer Kabupaten Natuna, Provoinsi Riau untuk dilakukan observasi.
Jika dibandingkan dengan kondisi saat mereka masih berada di apartemen tempat mereka tinggal di China sungguh bebrbeda jauh.
Pasalnya, selama berada di China dan menunggu evakuasi keluar dari Provinsi Hubei, mereka khawatir dan takut pada wabah virus corona.
Tetapi selama lima hari, dari 14 hari masa observasi mereka untuk pemulihan fisik maupun psikis di Natuna, mereka sudah merasa tenang tidak lagi dihantui virus corona.
Sehingga setiap hari, di wajah mereka terpancar kegembiraan.
Rasa senang dan gembira di tempat karangtina itu digambarkan kakak adik, mahasiswa kedokteran Hubei University of Science and Technology, Ilham Tri Kusnadi dan Tika Putri Laksmi, yang disampaikan kepada ayah kandungnya, Herman Kusnadi, warga Kelurahan Barurambat Timur, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan.
• ALASAN Risma Laporkan Akun Media Sosial yang Menghinanya: Salah Apa Saya Disebut Kodok?
• Kamar Kos Rp 30 Ribu per Jam di Tulungagung, Pemilik Sewakan Tempat untuk Pasangan Bukan Suami Istri
• Kondisi Terkini Siswa SMAN 16 Malang yang Jadi Korban Bullying, Begini Nasibnya Setelah Diamputasi
• Buntut Kasus Bullying, Wali Kota Sutiaji Beri Sanksi Tegas kepada Kepala SMPN 16 & Dindikbud Malang
• Diolok-olok Kodok Betina Lewat Facebook, Wali Kota Risma: Warga Surabaya, Maafkanlah Zikria Dzatil
Menurut Herman Kusnadi, walau selama masa observasi di Natuna, kedua anaknya dan teman-teman yang lain dilarang ke luar, apakah hanya sekadar belanja ke toko atau jalan-jalan, namun dirinya selaku orang tua merasa bersyukur.
Sebab mereka di sana diperlakukan dengan baik.
Selain itu, mengenai kebutuhan sehari-harinya mereka tidak perlu repot lagi untuk mengurus sendiri, karena semua kebutuhan sudah ditanggung pemerintah.
Baik untuk makan dan minum serta camilan telah disediakan di sana. Sehingga mereka tidak perlu lagi pergi belanja ke toko.
“Alhamdulillah, kondisi anak-anak di tempat observasi di Natuna sekarang sehat dan enjoy, tidak memikirkan apa-apa. Beda ketika mereka berada di Hubei, China. Setiap saat mereka dihantui perasaan virus yang mematikan, khawatir menimpa mereka, sehingga mereka stress,” ujar Herman Kusnadi, kepad Tribunjatim.com, Kamis (6/2/2020).
Untuk mengetahui perkembangan kedua anaknya, dalam sehari dua hingga tiga kali ia menghubungi kedua anaknya lewat ponsel dan kadang via video call, menanyakan bagaimana keadaan dan apa yang dilakukan mereka selama di sana.
• Tangis Siswa Korban Bully di Malang Pasca Diamputasi, Polisi Lakukan Trauma Healing, Mungkin Syok
• Wali Kota Sutiaji dan Kapolres Jenguk Korban Bullying Siswa SMPN 16 Malang di Rumah Sakit Lavalette
• Cara Cerdas Risma Atasi Fenomena Gangster Bawa Samurai hingga Gergaji yang Resahkan Warga Surabaya
Ternyata, mereka di sana pikirannya dibuat senang.
Pagi hari mereka olah raga bersama, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan untuk pemulihan fisiknya dan pendampingan psikiater.