Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

HSBC Indonesia & YCAB Foundation Buat 'Anak Bangsa Siap Berkarya', Tekan Angka Pengangguran Surabaya

Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC) Indonesia gandeng Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) Foundation, buat proyek Anak Bangsa Siap Berkarya.

Penulis: Melia Luthfi Husnika | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM/MELIA LUTFHI HUSNIKA
Jovanda Miracle Lady (17) salah satu peserta Anak Bangsa Siap Berkarya (ABSB) 2020 sub program Ready to Business. Jovanda memperkenalkan brand bisnisnya yang bernama 'Pawon Kana' di acara penjurian ABSB Surabaya, Sabtu (7/3/2020) di Hotel Grand Dafam Signature Surabaya. 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC Indonesia) bersama Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) Foundation menyelenggarakan proyek pendidikan bertajuk ABSB atau Anak Bangsa Siap Berkarya.

Dalam proyek pendidikan ABSB, ada dua jenis sub program yakni 'Ready to Work' dan 'Ready to Business'. 

COO YCAB Foundation, Susi Hermijanto mengatakan, program ABSB yang dilaksanakan selama lima tahun ini bertujuan membekali 5000 murid SMK yang berasal dari keluarga prasejahtera.

Makna Tulisan Tangan Siswa SMP Bunuh Anak 6 Tahun, Arti Kata Ayah Disoroti, Terselubung & Mendalam

Polisi Nyamar Pakai Jilbab Pura-pura Pacaran Demi Cari Perampok Adiknya, Duel dan Dibacok Pelaku

"Kami ingin bekali mereka (siswa-siswi SMK) dengan keterampilan, kesiapan kerja dan pengetahuan kewirausaan. Jadi ketika mereka telah selesai mengenyam pendidikan, langsung siap terjun di dunia kerja," kata Susi Hermijanto di Hotel Grand Dafam Surabaya, Sabtu (7/3/2020).

Susi menuturkan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya pada 2018 tercatat meningkat 6,19 persen. Namun angka pengangguran masih cukup tinggi, yakni sebesar 5,99 persen.

"Seperti yang dikatakan Ketua Kadin Surabaya, M Ali Affandi bahwa Surabaya memiliki tantangan berat dalam peningkatan angkatan kerja karena belum diimbangi lapangan kerja yang setara. Sehingga dibutuhkan keterlibatan maksimal kelompok usaha menengah," jelas dia.

BREAKING NEWS - Bus Rombongan SMA Muhammadiyah 1 Gondangrejo Tabrak Truk di Tol Madiun-Ngawi

Peserta Ready to Work di penjurian Anak Bangsa Siap Berkarya 2020 saat memaparkan rencana kerja dan target lima tahunan di hadapan juri, Sabtu (7/3/2020) di Hotel Grand Dafam Signature Surabaya.
Peserta Ready to Work di penjurian Anak Bangsa Siap Berkarya 2020 saat memaparkan rencana kerja dan target lima tahunan di hadapan juri, Sabtu (7/3/2020) di Hotel Grand Dafam Signature Surabaya. (TRIBUNJATIM.COM/MELIA LUTFHI HUSNIKA)

Sosok NF Siswa SMP Bunuh Anak 6 Tahun, Polisi Tak Menyangka Tahu Kecerdasannya, Kepsek: Paling Depan

Menurutnya, proyek pendidikan ABSB adalah salah satu solusi tepat sasaran yang bisa berkontribusi dalam mengurangi angka pengangguran di Kota Surabaya.

Program yang juga digelar di lima kota di Indonesia ini dikatakan Susi telah berhasil menjangkau ribuan murid SMK dari 10 sekolah di Kota Surabaya.

"Program yang dilaksanakan sejak 2017 hingga 2020 ini telah berhasil menjangkau 1076 anak muda dari 10 sekolah menengah kejuruan di Surabaya," ujarnya.

Bus Rombongan SMA Muhammadiyah 1 Gondangrejo Tabrak Truk Kemiri, 2 Penumpang Bus Tewas di Lokasi

Dua sub program dalam ABSB, lanjutnya, terkait 'Ready to Work' pihaknya memberikan pelatihan mengenai persiapan dunia kerja.

Dalam program training selama 2-3 bulan tersebut, para peserta yang terdiri dari siswa-siswi SMK dibekali kemampuan untuk meniliskan CV, bagaimana menghadapi wawancara kerja juga presentasi.

"Anak-anak diajarkan untuk mempersiapkan diri terjun ke dunia kerja. Mereka dibekali soft skill dan kemampuan lain sehingga tidak kesulitan mendapat pekerjaan ketika lulus sekolah. Bahkan sebagaian dari mereka ketika proses mentoring 4 bulan selanjutnya (setelah training) ada yang berhasil magang di beberapa perusahaan," Susi memaparkan.

Output dari program Ready to Work, kata Susi, semua peserta diterima kerja di perusahaan terbaik dan perusahaan impian mereka. Tak hanya itu, selama masih sekolah dan menjalani program, Susi juga berharap para peserta yang ingin magang bisa terwujud.

"Karena kami juga mendukung dan terus mendorong anak-anak untuk apply ke perusahaan yang mereka mau. Karena sekarang kan masih sekolah, mungkin bisa apply magang dulu. Dan itu memang sudah terlaksana," ujarnya.

Sub program kedua yang merupakan Ready to Business juga melibatkan banyak siswa-siswi SMK. Berbeda dengan program Ready to Work yang concern pada pengembangan soft skill, sub program kedua lebih fokus mencetak pengusaha muda.

Susi menjelaskan, Ready to Business memberikan siswa-siswi pelatihan kewurausahaan. "Peserta akan diajari soal manajemen keuangan dan diberikan modal usaha untuk berlatih mengimplementasikan ide bisnis," katanya.

Dalam prosesnya, Ready to Business memberikan bekal training pada peserta selama 2-3 bulan. Kemudian, peserta diberikan modal usaha untuk menjalankan ide bisnisnya selama 4 bulan.

"Setelah itu dilakukan penjurian hasil akhir dari proses mereka. Outputnya nanti kami berharap mereka bisa menjadi para pengusaha muda dan membuka lapangan kerja pada yang lainnya," kata Susi.

Di lain pihak, Veronica Colondam selaku CEO dan Founder YCAB Foundation menambahkan, digelarnya proyek ABSB ini mampu menjadi solusi.

"Dengan keterampilan dan kesiapan kerja yang diberikan kepada peserta melalui program ASBS akan mendorong penyerapan tenaga kerja di Surabaya," tuturnya.

Setelah melalui tahap evaluasi, dipilih 26 peserta dari program Ready to Work dan 16 peserta dari program Ready to Busniness dalam program ABSB Surabaya.

Pada acara penutupan Sabtu (7/3/2020) di Grand Dafam Signature Surabaya, finalis Ready to Work mempresentasikan rencana kerja dan pekerjaan impian mereka. Sedangkan finalis Ready to Business mempersembahkan rencana bisnis dan produknya.

Salah satu peserta Ready to Business, Jovanda Miracle Lady (17) yang duduk di kelas 11 SMK Harapan Sejati Surabaya mempersembahkan produk rencana bisnisnya. Ia mengenalkan brand miliknya 'Pawon Kana' dengan produk Ayam Geprek Keju.

"Saya sudah menjalankan bisnis ini sejak 2018 lalu. Saya pilih ayam geprek keju karena saat itu sedang booming. Kemudian saya coba buat resep sendiri, dijual dan banyak yang suka," kata Jovanda.

Jovanda mengaku sudah memiliki seorang karyawan yang membantunya memproduksi makanan untuk dijual. Ia juga memasarkan produknya ke sekolah di samping menerima pesanan online.

"Saya sempat mengubah harga dari Rp 10 ribu menjadi Rp 5 ribu supaya sesuai dengan kemampuan teman-teman di sekolah. Desain produk juga saya ubah supaya terlihat lebih bagus. Saya bisa dapat laba Rp 250 ribu sampai Rp 400 ribu setelah mengikuti program ASBS ini," paparnya.

Remaja yang akrab disapa Jo tersebut berharap bisa membuka depot 'Pawon Kana' setelah ini.

"Saya senang sekali bisa ikut acara yang langka ini. Bisa diberi kesempatan menganalkan produk dan terus berpacu supaya lebih baik. Terutama terkait evaluasi produk," pungkasnya.

Penulis: Melia Luthfi Husnika

Editor: Heftys Suud 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved