Wabah Virus Corona Mendunia
Alasan Tubuh Rasakan Gejala Covid-19 Setelah Baca Berita Corona, Jangan Khawatir, Kenali Penyebabnya
Pernahkah Anda merasakan gejala virus Corona setelah membaca berita terkait virus yang juga disebut Covid-19 itu? Jangan panik dulu!
Penulis: Ani Susanti | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM - Pernahkah Anda merasakan gejala virus corona setelah membaca berita terkait virus yang juga disebut Covid-19 itu?
Padahal awalnya tubuh Anda terasa baik-baik saja dan jangka waktu merasakan gejalanya hanya sebentar.
Jangan khawatir, ternyata hal itu ada penjelasannya secara medis.
Simak informasi selengkapnya berikut ini.
• VIRAL Kisah Pria Tajir Positif Corona saat Selingkuh di Italia, Takut Ketahuan Istri, Lihat Nasibnya
Seperti diketahui, berita mengenai virus Corona selalu menjadi trending topic sejak awal tahun 2020 hingga kini.
Tak heran sebenarnya.
Apalagi WHO sendiri telah mengumumkan bahwa virus Corona sebagai pandemi.
Artinya ini masalah besar.
• Kekhawatiran Ahli Medis China, Bakal Ada Gelombang Susulan Wabah Virus Corona Jika Abaikan 1 Hal
Melihat hal ini, hampir seluruh kalangan berlomba memberikan informasi terbaik untuk penangan virus Corona.
Mulai dari cara mencegah hingga hal sepele seperti cara membersihkan rumah yang benar.
Namun di tengah pandemi virus Corona ini, pernahkah Anda mengalami hal seperti ini:
Misalnya ketika membaca berita atau cerita tentang gejala virus Corona, tiba-tiba Anda merasa tenggorokan Anda gatal, nyeri, dan merasa agak sedikit meriang padahal suhu tubuh Anda normal?
Atau Anda merasa suhu tubuh Anda sedikit naik dan berpikir 'ah apakah aku demam?'?
Jika iya, jangan khawatir.
• Ria Ricis sebelumnya Pernah Ditegur Gara-gara Syuting, Terungkap Sikapnya, Sebut Tetangga Nyelonong?
Jika Anda selalu berada di rumah selama seminggu terakhir, sering mencuci tangan, dan menjaga kebersihan, maka tidak apa-apa.
Sebab, reaksi ini dikenal sebagai psikosomatik dan umum terjadi di tengah pandemi atau wabah seperti ini.
Apa itu psikosomatik?

Dilansir dari Kompas.com via Intisari (grup TribunJatim.com), Selasa (24/3/2020), gangguan psikosomatik merupakan kondisi jiwa yang berpengaruh terhadap fisik.
Sebagian besar gangguan psikosomatik ini melibatkan pikiran dan tubuh.
Bagaimana kita bereaksi terhadap penyakit dan bagaimana kita mengatasi itu sangat bervariasi dari orang ke orang.
Faktor mental juga mempengaruhi beberapa titik di tubuh.
Misalnya merasakan sesak dan sakit dada, namun secara fisik tidak ditemukan adanya indikasi gangguan di jantung atau paru-paru.
Umumnya penderita psikosomatik berusia muda, dan didominasi wanita. Pemicunya adalah stres.
• VIRAL Kisah Pria Tajir Positif Corona saat Selingkuh di Italia, Takut Ketahuan Istri, Lihat Nasibnya
Sebagai contoh, ketika merasa cemas dan stres, detak jantung menjadi cepat, berdebar, merasa sakit (mual), tremor, berkeringat, mulut kering, sakit dada, sakit kepala, sakit perut dan napas menjadi cepat.
Ketika kita cemas, gejala fisik meningkat akibat meningkatnya aktivitas impuls saraf yang dikirim dari otak ke berbagai bagian tubuh, dan adanya pelepasan adrenalin ke dalam aliran darah.
Otak mungkin dapat mempengaruhi sel-sel tertentu dari sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan penyakit.
Biasanya, dokter juga akan mempertimbangkan faktor-faktor mental dan sosial yang mungkin mempengaruhi timbulnya penyakit.
Oleh karena itu, dalam mengatasi masalah psikis, kita perlu menjaga kondisi mental.
Hindari stres, buat pikiran tenang, atasi rasa cemas, hindari depresi, dan selalu berpikiran positif.
• 6 Jenis Disinfektan untuk Bunuh Kuman & Virus Termasuk Corona, Lengkap dengan Cara Bikinnya, Simak!
Pikiran memengaruhi fisik
Ingat, pikiran dapat berpengaruh pada tubuh.
Pikiran dapat menyebabkan gejala-gejala fisik seperti jantung berdebar-debar, saat kita merasa takut.
Misalnya, ketika kita takut atau cemas kita sering merasa:
- Denyut jantung cepat atau jantung berdebar-debar.
- Merasa mual.
- Gemetar (tremor).
- Berkeringat.
- Mulut kering.
- Sakit dada.
- Sakit kepala.
- Pernapasan susah diatur
Gejala-gejala fisik ini disebabkan oleh peningkatan aktivitas impuls saraf yang dikirim dari otak ke berbagai bagian tubuh dan pelepasan adrenalin (epinefrin) ke dalam aliran darah ketika cemas/khawatir.
• ASN Pemkot Surabaya Keroyokan Buat APD Face Shield, Ratusan Buah Telah Diproduksi
Penyebaran Corona di Indonesia
Dilansir dari Kompas.com (grup TribunJatim.com), update terakhir Corona per 23 Maret 2020 pukul 15.46 WIB, terdapat total ada 579 kasus Covid-19 di Tanah Air.
Angka ini bertambah 65 kasus sejak pemerintah mengumumkan data pada Minggu (22/3/2020) sore, atau dalam 24 jam terakhir.
Hal ini diungkapkan juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers di Graha BNPB.
"Ada penambahan kasus baru 65 orang, yang tersebar di berbagai provinsi sehingga total kasus ada 579 orang," kata Achmad Yurianto.
• Melaney Kaget Via Vallen Nangis di Depannya, Curhat Depresi & Niat Stop Nyanyi Diungkap, Terbekati
Sebelumnya, pemerintah menyebutkan bahwa ada 514 orang yang positif virus Corona, dengan 48 pasien meninggal dunia setelah mengidap Covid-19.
Hingga Senin sore, pemerintah mengatakan, ada satu lagi korban meninggal karena Covid-19 sehingga totalnya menjadi 49 pasien meninggal.
Sementara itu, dari 579 pasien, ada satu lagi yang dinyatakan sembuh sehingga jumlah pasien sembuh menjadi 30 orang.
Hingga saat ini, belum ada update terbaru penyebaran Corona di Indonesia.
• Kesaksian Ibu yang Bayinya Positif Corona, Tanda-tanda Diungkap: Menangis Kesakitan, Diare Berdarah