Lipsus Kecelakaan di Jalan Tol Meningkat
Cara Berkendara Aman untuk Kurangi Risiko Kecelakaan di Jalan Tol, Perhatikan 3 Faktor Berikut
Insiden kecelakaan di jalan tol masih sering terjadi dan tidak sedikit memakan korban. Nah, berikut cara berkendara aman kurangi risiko kecelakaan!
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Arie Noer Rachmawati
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nur Ika Anisa
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Insiden kecelakaan di jalan tol masih sering terjadi dan tidak sedikit memakan korban.
Penting bagi pengguna kendaraan untuk memperhatikan, memahami dan menerapkan tata cara yang aman ketika melintasi atau berkendara di jalan bebas hambatan.
Dosen Teknik Mesin dan Manufaktur Universitas Surabaya (Ubaya) Yuwono Budi Pratiknyo, S.T., M.T. menjelaskan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari aspek pengendara maupun kondisi kendaraan.
• Cerita Fitra Warga Surabaya Jadi Korban Sopir Ugal-ugalan, Kaget Langsung Peluk Ortu Saat Bus Oleng
"Paling banyak menyebabkan kecelakaan di tol adalah faktor manusia, utamanya mengantuk dan kelelahan tapi ada juga yang disebabkan aktivitas berkendara," kata Yuwono Budi Pratiknyo, Selasa (24/3/2020).
Faktor lain disebut Yuwono, bisa dari kondisi fisik kendaraan, lajur jalan maupun cuaca seperti hujan deras.
"Semua kendaraan sudah diuji coba, untuk beban dan kecepatan tertentu. Itu sudah diuji internasional tapi aplikasi di Indonesia sering kali terjadi pecah ban, rem blong itu karena maintenance kurang baik dan pengecekan tekanan ban dan rem," kata dia.
• Kekhawatiran Ahli Medis China, Bakal Ada Gelombang Susulan Wabah Virus Corona Jika Abaikan 1 Hal
• Kecelakaan Lalu Lintas di Tol Jatim Meningkat, Ini 3 Faktor yang Mendominasi: Jarak Termasuk
Disebut Yuwono, kondisi ban juga mempengaruhi laju kendaraan.
Ban yang kurang angin atau kempes bisa mengganggu keseimbangan kendaraan maupun slip.
Pastikan angin pada ban sesuai dengan ketentuan dan kapasitas penumpang.
• Cerita Kecelakaan di Tol Gempol Berawal Kejar-kejaran Ngotot, Penumpang: Jangan Ragu Tegur Sopir
Selain itu, pengendara juga wajib memperhatikan ban yang sesuai dengan kebutuhan pengendara.
"Pecah ban, itu kadang kita tidak mengetahui sejauh mana secara teknis tekanan ban berlaku di tol. Harusnya disesuaikan beban penumpang dan tekanan, jenis ban juga berpengaruh," kata dia.
Sementara untuk kondisi jalan, dijelaskan Yuwono, keberadaan rambu-rambu lalu lintas yang sudah terpasang harus dipatuhi oleh pengendara.
• Jalan Tol Rawan Kecelakaan, Pengemudi Dituntut Waspada: Jaga Fisik hingga Cek Kondisi Unit
"Departemen perhubungan sudah memberikan rambu, sebetulnya dari segi safety sudah cukup," kata dia.
Hal ini untuk mengantisipasi kontrol kendaraan agar tidak lepas kendali sehingga tidak mengakibatkan kecelakaan.
Faktor lain yaitu kondisi cuaca yang harus diperhatikan oleh pengendara dengan cara waspada.
• Nyawa Kakek Blitar Ini Tak Tertolong, Status Penyakit Bikin Kaget Tim Medis, Ini Nasib Keluarganya
Besar risiko kecelakaan bagi pengendara di jalan bebas hambatan.
Cara yang aman untuk mengurangi kecelakaan saat hujan adalah melaju pada kecepatan teratur.
Pada saat hujan, sebaiknya melaju pada kecepatan normal cenderung pelan.
• 6 Jenis Disinfektan untuk Bunuh Kuman & Virus Termasuk Corona, Lengkap dengan Cara Bikinnya, Simak!
"Misalkan kondisi berkabut, harusnya menyalakan lampu, kurang kecepatan karena jarak pandang berkurang, kondisi hujan harusnya demikian," kata dia.
Seketika faktor keselamatan aktif seperti aspek manusia, fisik kendaraan, kondisi jalan dan prediksi cuaca bisa disiapkan dan diperhatikan dengan baik, hal tersebut dapat mengurangi risiko kecelakaan.
Terdapat pula sistem keselamatan pasif pada saat tiba-tiba terjadi kecelakaan.
• Cara Membuat Cairan Disinfektan Sendiri di Rumah untuk Cegah Penyebaran Virus Corona, Gak Ribet!
Keselamatan pasif ini merupakan sebuah metode mengurangi efek kecelakaan.
"Adanya air bag, air bag mengembang jika terjadi kecelakaan. Kami kembangkan di kereta api adalah Sistem Technologi Crashworthiness yaitu sebuah sistem kita melemahkan suatu bagian untuk menyerap energi impact, seperti kecelakaan beruntun," kata dia.
Terjadinya kecelakaan beruntun yang kerap terjadi di tol, menurutnya dapat menyebabkan cidera pada pengendara sebab adanya momentum pada proses kecelakaan tersebut.
• Truk Muatan Lembaran Kardus 8 Ton Terguling di Karang Pilang, Kelebihan Beban, Bodi Mobil Miring
"Nanti dia (Technologi Crashworthiness) menyerap energi tumbukan sehingga tidak berbahaya untuk penumpang di dalamnya. Kalau tabrakan kan biasanya ada bagian tertentu yang ringsek tapi penumpang aman," katanya.
"Beda dengan mobil dahulu yang tidak ringsek tapi penumpang terlempar. Ini sudah ada di beberapa mobil mewah tapi belum banyak, yang kami kembangkan di Kereta Api Indonesia," tutup Yuwono.
Penulis: Nur Ika Anisa
Editor: Arie Noer Rachmawati