Virus Corona
Prediksi Wabah Virus Corona Berakhir di Indonesia menurut Pakar Statistik, Hasilnya Optimistis
Kapan wabah virus Corona berakhir di Indonesia? Pakar statistik tunjukkan hasil optimistis.
Model ini juga masih membatasi bahwa efek-efek eksternal lainnya semisal suhu udara, jumlah populasi, dan kepadatan penduduk, diasumsikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah penderita.
• Pasar Wuhan Disebut Jual Daging Kelelawar Lagi setelah Lockdown Virus Corona 2 Bulan, Tak Kapok?
Dedi menjelaskan, model yang mereka gunakan adalah model teori antrean.
Model tersebut mengasumsikan proses pasien datang ke rumah sakit sebagai penderita Covid-19 positif mengikuti proses antrean Markovian.
Setelah dilakukan pencocokan model terhadap data total pasien positif Covid-19, maka Dedi dan tim mampu menjelaskan banyak fenomena penting berdasarkan model yang mereka gunakan.
Model PDDM merupakan penyempurnaan dari model statistika dasar yang dikembangkan oleh Heribertus Joko Kristadi.

• Keluarga 43 Hari Sembunyi di Pasar Wuhan China, Selamat dari Virus Corona Padahal Hanya Pakai Masker
Dedi menyatakan, bersama sejumlah mahasiswa S3 bimbingannya, model PDDM telah dicoba dan dibandingkan dengan berbagai model statistika, pembelajaran mesin (machine learning), dan runtun waktu seperti kurva Gompertz, Logistic model, Model Eksponensial, ARIMA, dan lain lain.
Namun, menurutnya, model PDDM ini lebih baik untuk menggambarkan total data pasien positif Covid-19.
"Alasan pertama, model PDDM meskipun sederhana tetapi mampu memberikan akurasi prediksi satu harian ke depan yang sangat baik. Sebanding dengan kemampuan prediksi model machine learning yang kompleks," ungkap Dedi.
Alasan kedua, sambung dia, model PDDM juga memiliki sejumlah keunggulan yang tidak dimiliki oleh model-model lain yang diuji dan dikembangkan sebelumnya.
• Cara Arab Saudi Tangani Pandemi Virus Corona, 1000 Lebih Pasien Positif Covid-19 dengan 8 Kematian
Berdasarkan model PDDM, Dedi mengklaim, rata-rata eror kesalahan prediksi selama 2 minggu terakhir hanyalah sebesar 1,5 persen.
"Setelah diujikan prediksi selama 4 hari terakhir sejak Kamis (26/3/2020), model ini ternyata sangat akurat, dengan error yang dihasilkan selalu di bawah 1 persen, yakni maksimum sebesar 0.9 persen dan minimum 0.18 persen," papar Dedi.
• Jenazah Korban Corona Boleh Dikubur dalam 1 Liang, Simak Cara Memandikan, Mengafani, & Mensalatkan
Keunggulan lainnya dari model PDDM ini adalah kemampuannya untuk memprediksikan waktu terparah dan waktu berakhirnya pandemi Covid-19 di Indonesia.
Menurut Dedi dan tim, model PDDM ini akan terus diperbarui setiap hari sehingga prediksi dari model akan betul-betul mencerminkan perubahan dari data yang ada.
Lebih lanjut, kajian yang mereka sampaikan didasari oleh skenario optimistis.
Namun dapat pula digunakan untuk menguji berbagai skenario akibat intervensi dan/atau pengaruh faktor-faktor penting eksternal.
• Cara Membuat Disinfektan Pembunuh Virus Corona dari Wipol, Bayclin, & 17 Produk Lain, Simak Rumusnya
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kapan Virus Corona Berakhir? Seperti Ini Prediksi Para Pakar Statistika UGM.