Virus Corona di Indonesia
3 Skenario Ahli soal Kapan Virus Corona di Indonesia Berakhir, Paling Terbaik: Mereda Juni-Juli 2020
Ahli menyebut belum terlambat bagi Indonesia untuk berjuang menghasilkan skenario yang terbaik terkait wabah virus Corona atau Covid-19.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM - Inilah 3 skenario tentang kapan berakhirnya virus Corona di Indonesia menurut ahli.
Ahli menyebut belum terlambat bagi Indonesia untuk berjuang menghasilkan skenario yang terbaik terkait wabah virus Corona atau Covid-19.
Seperti apakah itu?
Simak berita selengkapnya.
• UPDATE CORONA di Dunia Kamis 2 April, Kematian Terendah Ada di Australia dengan Pasien Covid-19 5000
Diketahui, hingga saat ini puncak bahkan akhir pandemi Covid-19 di Indonesia masih sangat samar.
Sementara itu, jumlah kasus positif dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia terus bertambah.
Melansir dari Kompas.com (grup TribunJatim.com), Ikatan Alumni Departemen Matematika Universitas Indonesia membuat model untuk menghitung waktu di mana pandemi Corona mereda.
Model ini dibuat oleh Barry Mikhael Cavin, Rahmat Al Kafi, Yoshua Yonatan Hamonangan, dan Imanuel M Rustijono.
• Al Ghazali Bakal Nikah Muda sama Alyssa Daguise, Calon Besan Ahmad Dhani & Maia Ternyata CEO Sukses
Data yang digunakan untuk simulasi adalah data kasus kumulatif dari 2-29 Maret 2020 yang dipublikasikan oleh situs kawalcovid19.id.
Model yang digunakan merupakan beberapa kuantitas pada model SIRU, yakni Infected dan Unreported case.
“Kami harus menghitung angka yang bukan hanya positif Corona (infected) tapi juga unreported. Kami meyakini banyak orang yang terinfeksi namun tidak menunjukkan gejala. Di Indonesia berdasarkan hitungan kami, kasus unreported lebih banyak dibanding infected,” tutur Imanuel Manginsela Rustijono selaku Wakil Ketua ILUNI Matematika UI kepada Kompas.com, Rabu (1/4/2020).

Perhitungan yang dilakukan para peneliti merujuk pada fungsi laju antarmanusia.
Tiga skenario dibuat berdasarkan kebijakan signifikan dan tegas dalam mengurangi interaksi antarmanusia, seperti kebijakan Work from Home dan physical distancing.
• Daftar 17 Hotel di Malang dan Batu Tutup Sementara per 1 April 2020, Imbas Pandemi Virus Corona
Skenario 1
Skenario 1 berlaku apabila per 1 April 2020, tidak ada kebijakan signifikan dan tegas dalam mengurangi interaksi antarmanusia.
Kegiatan berjalan seperti biasa tanpa ada langkah pencegahan
Dengan skenario ini diperkirakan puncak pandemi akan terjadi pada 4 Juni 2020, dengan 11.318 kasus baru dan akumulasi kasus positif mencapai angka ratusan ribu.
Pandemi diperkirakan mereda pada akhir Agustus – awal September 2020.

• Wali Kota Malang Prihatin Lihat Kondisi Kota Seusai 3 Pasien Corona Sembuh: Seharusnya Tidak Begini
Skenario 2
Skenario 2 berlaku apabila per 1 April 2020, kebijakan sudah ada namun kurang tegas dan kurang strategis dalam mengurangi interaksi antarmanusia.
“Sepertinya skenario ini yang paling mungkin terjadi jika kondisi saat ini dilanjutkan. Juga, masyarakat tidak disiplin mengimplementasikan physical distancing,” tutur Imanuel.
Dengan skenario ini diperkirakan puncak pandemic akan terjadi pada 2 Mei 2020 dengan 1.490 kasus baru dan akumulasi kasus positif mencapai 60.000 kasus.
Pandemi diperkirakan mereda pada akhir Juni – awal Juli 2020.

• 68 Persen Tenaga Medis di Kota Malang Drop, Wali Kota Sutiaji Ajak Masyarakat Tak Sepelekan Covid-19
Skenario 3
Skenario 3 berlaku apabila per 1 April 2020, diberlakukan kebijakan yang tegas dan strategis dalam mengurangi interaksi antarmanusia.
Masyarakat disiplin mengimplementasikan physical distancing.
Dengan skenario ini, puncak pandemi diperkirakan terjadi pada 16 April 2020 dengan 546 kasus baru dan akumulasi kasus positif mencapai 17.000 kasus.
Pandemi diperkirakan mereda pada akhir Mei – awal Juni 2020.

Skenario Terbaik
Imanuel menuturkan skenario 2 adalah kemungkinan paling masuk akal saat ini.
Namun, belum terlambat untuk mengimplementasikan skenario 3 atau skenario terbaik.
“Kalau ingin skenario terbaik, kebijakan strategis dari pemerintah dan kedisiplinan masyarakat dalam mengimplementasikan physical distancing harus dilakukan mulai hari ini, 1 April,” papar Imanuel.
Berdasarkan data, 1 orang positif Covid-19 bisa menularkan penyakit ini pada 2-3 orang baru.
Dengan jumlah penduduk terinfeksi mencapai ribuan orang, angkanya akan terus meningkat jika implementasi physical distancing tidak dilakukan.
Bentuk intervensi pemerintah yang bisa dilakukan seperti menutup tempat hiburan, memberlakukan Work from Home (WFH) turut berkontribusi dalam mengurangi laju interaksi antarmanusia.
“Per hari ini diharapkan lebih ketat lagi kebijakannya. Misal larangan mudik, dan masyarakat bisa lebih disiplin dalam physical distancing,” tambahnya.
• Respons Cepat Rica Andriani setelah Pernikahan dengan Fahrul Mantan Kapolsek Viral, Terlihat di IG
Jokowi Akhirnya Blak-blakan soal Alasan Tak Mau Lockdown...
Presiden Joko Widodo akhirnya blak-blakan soal alasan tak memutuskan karantina wilayah atau lockdown sebagai upaya mencegah penyebaran virus Corona.
Jokowi menyebut lockdown tak menjadi pilihan karena akan mengganggu perekonomian.
Hal itu disampaikan Jokowi usai meninjau pembangunan rumah sakit darurat Covid-19 di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (1/4/2020) kemarin.
"Lockdown itu apa sih? Orang enggak boleh keluar rumah, transportasi harus semua berhenti, baik itu bus, kendaraan pribadi, sepeda mobil, kereta api, pesawat berhenti semuanya. Kegiatan-kegiatan kantor semua dihentikan. Kan kita tidak mengambil jalan yang itu," kata Jokowi.
"Kita ingin tetap aktivitas ekonomi ada, tapi masyarakat kita semua harus jaga jarak aman, social distancing, physical distancing itu yang paling penting," sambungnya. Oleh karena itu, Jokowi lebih memilih menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
• HOAKS 5 Warga Kampung Malang Surabaya Positif Covid-19, Kapolsek Tegalsari: Itu Digigit Anjing
Dengan skema PSBB ini, aktivitas perekonomian tetap berjalan, tetapi tetap ada sejumlah pembatasan demi mencegah penyebaran Covid-19.
Misalnya penerapan bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah di daerah yang rawan.
Masyarakat yang terpaksa keluar rumah juga diingatkan untuk disiplin menjaga jarak satu sama lain.
Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk selalu menjaga kebersihan.
"Jadi kalau kita semua disiplin melakukan itu, jaga jarak aman, cuci tangan tiap habis kegiatan, jangan pegang hidung mulut atau mata, kurangi itu, kunci tangan kita, sehingga penularannya betul-betul bisa dicegah," ucap Jokowi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapan Pandemi Corona Mereda di Indonesia? Ini 3 Skenario Ahli" dan "Jokowi Akhirnya Blak-blakan soal Alasan Tak Mau Lockdown...".