Banjir di Jawa Timur
Banjir Masih Rendam Gresik, Kecamatan Cerme Paling Parah, Warga Pilih Bertahan Ketimbang Ngungsi
Banjir masih menggenangi sebagian wilayah Kabupaten Gresik. Kecamatan Cerme paling parah.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Arie Noer Rachmawati
Tarmidzi harus berjalan kaki kurang lebih 100 meter dari balai desa untuk menuju rumahnya.
Sepeda motor matic miliknya diparkir di balai desa bersama warga lainnya karena air banjir cukup tinggi menerjang desa mereka.
• BREAKING NEWS - Gresik Kembali Diterjang Banjir Luapan Kali Lamong, Ketinggian Air hingga 50 Senti
Pria yang berjualan pentol ini mengangkat barang belanjaannya yang baru saja dibeli dari pasar Benjeng.
“Terpaksa jalan, motor dinaiki mogok nanti dijalan,” terang pria berusia 38 tahun ini.
Dia bersama tetangganya sudah terbiasa dengan banjir yang melanda desa mereka.
Menurutnya, banjir seperti ini tidak ada apa-apanya saat banjir terparah awal 2019.
“Sudah biasa banjir segini. Ini sudah empat hari kami kebanjiran,” kata dia.
• Sungai Kemuning Meluap Akibat Hujan Deras, BPBD Sampang Pastikan Tak Akan Ada Banjir Susulan
Bantuan yang diberikan hanyalah nasi bungkus.
Satu perahu milik BPBD yang bersandar di desa.
Selain itu, Desa Guranganya juga tidak kalah terdampak.
Perumahan langganan banjir, Prisma Land masih tergenang air setinggi 130 sentimeter.
Akibatnya, 270 rumah terendam.
• Cegah Covid-19, Manajer PSG Gresik Ungkap Ingin Rutin Gelar Pembagian Masker pada Warga Tiap Pekan
Kepala BPBD Kabupaten Gresik, Tarso Sagito menyebut kondisi sungai Kali Lamong hingga siang ini berstatus merah.
Artinya, debit air masih tinggi.
“Jalan raya Morowudi juga masih terendam hari ini. Kita sudah koordinasi dengan Muspika dan kepala desa terdampak,” ucapnya.
Camat Cerme, Suyono menyebut ada 17 desa yang terendam banjir di Cerme.
Banjir tidak hanya merendam rumah warga, sawah dan juga jalan poros desa masih tergenang hari ini.
“Karena memang curah hujan tinggi selama beberapa hari terakhir di Kecamatan Cerme dan luapan air dari Kali Lamong,” pungkasnya.
Penulis: Willy Abraham
Editor: Arie Noer Rachmawati