surabaya
Berkarya di Tengah Pandemi Covid-19, Teater Kaki Langit Produksi Tiga Video Pementasan
Pandemi virus Corona atau Covid-19 tidak menyurutkan semangat berkesenian arek-arek Suroboyo, salah satunya anak-anak muda
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pandemi virus Corona atau Covid-19 tidak menyurutkan semangat berkesenian arek-arek Suroboyo, salah satunya anak-anak muda yang tergabung dalam kelompok Teater Kaki Langit.
Mereka meluncurkan program Ora Duwe Panggung (ODP) sebagai ruang para seniman untuk berkarya selama physical distancing.
"Mulanya, teman-teman sudah proses penggarapan untuk pentas produksi yang keempat. Karena banyak yang karantina, banyak anggota yang pulang kampung. Sementara sisanya, tidak memungkinkan untuk pulang," kata Rekha Aqsoliafitrosah selaku Manajer Divisi Produksi Teater Kaki Langit Surabaya, Minggu (12/4/2020).
Akhirnya, beberapa orang yang masih berada di Surabaya berinisiatif untuk membuat pementasan menggunakan strategi yang berbeda yakni lewat video.
"Banyak yang pentas via IGTV, YouTube, atau media lainnya. Kami ingin yang berbeda. Akhirnya, kami memutuskan untuk menjual video pementasan seharga Rp 15 ribu. Nantinya, akan kami bagikan link untuk mengaksesnya mulai Jumat (24/4/2020) mendatang," jelasnya.
Ketua Divisi Kajian Teater Kaki Langit Surabaya Nayoko Bagus Priyanggono mengatakan, tiga pementasan tersebut berjudul 'Isolasi' karya Agra Hadi, 'Di Rumah?' karya Alif, serta 'Kubus, Lonceng, dan Kisah yang Belum Ditemukan' karya Yusril Ihza.
Masing-masing video berdurasi sekitar 20 menit. Menurut Rekha, tim Teater Kaki Langit tetap mematuhi prosedur kesehatan sesuai ketetapan WHO.
• Aksi Menegangkan 4 Jam Polisi & Warga Kepung Pembobol Ruko di Malang, Ending Pelaku Tragis
• BREAKING NEWS - 23.351 Buruh dan Pegawai 197 Perusahaan di Jatim Kena PHK & Dirumahkan Karena Corona
• Polisi Pastikan WNA Meninggal Akibat Sakit, Tak Temukan Tanda Tanda Kekerasan
"Ada sekitar sepuluh anggota tim. Selama penggarapan, kami melakukan physical distancing, tidak ada kontak fisik. Kami juga memakai hand sanitizer serta menjaga kebersihan," urainya.
Tidak hanya menghidupi para seniman, hasil penjualan video pementasan Ora Duwe Panggung juga akan didonasikan kepada masyarakat terdampak pandemi covid-19.
"Dana yang terkumpul dari penjualan karya akan didonasikan kepada masyarakat, sebagian lagi akan diinvestasikan untuk pentas produksi yang tertunda hingga September 2020," ungkap Aris Dwi Murpratomo, Control Manager Teater Kaki Langit.
Tambah Rekha, bentuk donasi akan disesuaikan dengan calon penerima. Bisa jadi berbentuk uang tunai, hand sanitizer, atau sembako.
"Pembatasan ruang publik tidak boleh membekukan pergerakan berkesenian di Teater Kaki Langit. Tidak hanya dalam berkarya, kami juga harus kreatif memanfaatkan perkembangan teknologi untuk memproduksi karya," imbuh Aris.
Menurut Yusril Ihza, salah satu sutradara, bekunya aktivitas berkesenian akan berdampak terhadap para pelaku seni.
"Sebagian seniman kan hidup bergantung dari panggung. Jadi, kalau panggung kosong, tentu perut juga ikut kosong. Proses berteater saat pandemi memang kurang maksimal. Meski demikian, pemberontakan terhadap pembodohan publik harus dilakukan agar kesenian tidak mati," katanya.
Rekha menambahkan, semangat berkesenian harus terus mengikuti perkembangan teknologi dan zaman.
"Kalau kondisinya seperti ini, ya harus beradaptasi. Tidak mungkin melakukan pementasan dengan mengumpulkan banyak orang. Harapannya hal ini juga bisa dilakukan oleh teman-teman seniman yang lain. Ketika seni hidup, pekerja seni juga akan ikut hidup," tandasnya.(Christine Ayu/Tribunjatim.com)