Virus Corona di Jawa Timur
Apindo Jatim Berharap Insentif Penurunan Harga Listrik Dari Pemerintah
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Timur sekaligus CEO Samator Group, Arief Harsono, mengatakan, sejatinya pihak perusahaan keberatan
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Timur sekaligus CEO Samator Group, Arief Harsono, mengatakan, sejatinya pihak perusahaan keberatan ketika melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bagi ribuan karyawan.
Namun, pandemi virus Corona atau Covid-19 yang tak kunjung selesai membuat sejumlah industri terpaksa menerapkan kebijakan itu. Beberapa perusahaan yang telah melaksanakan PHK adalah jenis usaha di bidang padat karya.
"Kami sudah meminta uluran tangan dari pemerintah. Contohnya adalah meminta insentif harga listrik. Setidaknya bisa turun 50 persen," ujarnya, Senin siang (20/4/2020).
Menurutnya, semua sektor industri di tengah gejala virus Corona atau Covid-19 telah mengalami penurunan. Seperti minyak, gas alam, bahan bakar, dan batu bara. Akan tetapi, lanjut Arief, harga listrik tidak mengalami penurunan sama sekali. Sehingga, pihak industri tidak bisa bekerja secara efisien.
"Apalagi saat ini banyak sekali karyawan yang dirumahkan. Tidak bekerja, pastinya aktivitas mereka di rumah terus dan penggunaan listrik tinggi sekali. Mengingat, saat ini mereka sudah work from home," katanya kepada Tribunjatim.com.
Arief juga berpendapat, banyak sekali kegiatan perindustrian yang sangat bergantung dengan listrik. Sehingga, manfaat kebijakan PLN ditengah merebaknya virus corona, belum bisa dirasakan bagi para pelaku ekonomi. Jika pemerintah memberikan aturan tentang insentif penurunan biaya listrik bagi para pengusaha, gelombang PHK bisa dicegah. Serta, perusahaan tidak menutup sementara kegiatan operasional.
• Satu PDP Banyuwangi Meninggal Dunia, Diketahui Sempat Pergi ke Jember Selama 2 Minggu
• Jadwal Layanan SIM Hanya Ada di Satpas Colombo dan BG Junction Surabaya, Kuota Antrean Dibatasi
• Ramadan 1441 H/2020 Kurang 4 Hari Lagi, Masjid Cheng Hoo Surabaya Tiadakan Acara Buka Bersama
"Pemerintah melalui PLN seharusnya memberikan bantuan bukan hanya 450 watt atau 950 watt bagi rumah tangga. Soalnya tidak efisien. Sebenarnya program itu sudah bagus," terangnya kepada Tribunjatim.com.
Arief menilai, anggaran kebutuhan industri yang lainnya bisa teralokasikan dengan baik. Hasilnya, biaya produksi menjadi hemat dan aktivitas pabrik tetap bertahan. Terutama, bermanfaat bagi industri di bidang makanan dan kesehatan yang saat ini sedang dicari oleh masyarakat.
"Sebentar lagi juga diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pabrik harus tutup. Tapi pihak pabrik juga mewajibkan iuran. Harusnya mereka memberikan toleransi atau keringanan," keluhnya.
Dengan bantuan tersebut, Arief optimis, perusahaan bisa melanjutkan aktivitasnya kembali. Mengingat, dalam waktu kedepan akan memasuki Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.( Febrianto/Tribunjatim.com)