Virus Corona di Jatim
Perjuangan Pilu 1 Keluarga di Gresik Demi Hidup, Imbas PHK karena Corona, Cita-cita Anaknya Pupus
Kisah sedih menimpa satu keluarga di Gresik, di saat virus Corona melanda, suami kena PHK, istrinya pun berjuang serabutan. Simak selengkapnya!
Penulis: Ficca Ayu Saraswaty | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Inilah perjuangan pilu keluarga di Gresik karena Corona, dengan terpaksa bekerja sebagai pelipat kantong plastik demi bisa menyambung hidup.
Keluarga tersebut saling bahu-membahu agar keluarga mereka tetap bisa hidup di tengah pandemi Covid-19.
Hal ini dilakukan lantaran sang suami terkena Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK ) setelah wabah Corona terjadi.
Oleh karena itu, istrinya terpaksa mengambil pekerjaan sebagai pelipat kantong plastik itu.
Sedihnya, cita-cita sang anak terancam pupus atau tidak bisa terwujud,
Simak berita selengkapnya!
• PR Berat PSSI setelah Pandemi Virus Corona Berlalu, Liga 1 2020 hingga Piala Dunia U-20 2021
• Surabaya Akhirnya Sepakat PSBB, Pangdam V Brawijaya Pernah Ungkap Kondisi Surabaya Harus PSBB
Kisah sedih menimpa satu keluarga di Gresik, di saat virus Corona melanda, suami kena PHK, istrinya pun berjuang serabutan.
Yayuk Ernawati, perempuan berusia 47 tahun terpaksa bekerja serabutan.
Warga Desa Bambe, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik ini sudah dua pekan lebih menekuni profesi barunya ini.
Selama ini, wanita yang kerap disapa Yayuk hanyalah seorang ibu rumah tangga.
Dia merawat anaknya Fira Alifia Putri (18) yang masih duduk di bangku kelas XII SMA dan Ibunya, Suparti (74) yang sedang sakit di rumah.
• Sosok Ibu Nikita Mirzani yang Tak Terekspos, Berhijab, Blasteran & Suka Emas, Jedar: Mirip Kak Fitri
• Potret Gantengnya Fajar Adik Nikita Mirzani, Nyai: Si Bungsu, Sekalinya Terekspos Bikin Gagal Fokus
Istri dari Agus Sarjiato (47) ini bekerja melipat kantong plastik milik sebuah perusahaan kantong plastik.
Dia terpaksa menawarkan diri kepada temannya yang lebih dahulu menekuni profesi ini.
Melipat kantong plastik dari dalam rumah. Membuat dapur rumahnya tetap mengepul.
Duduk bersila di dalam rumah, kantong plastik itu dimasukkannya ke dalam bungkus.
Kemudian di tata di samping tembok.
Bersama suami dan anaknya, dalam sehari dia bisa menyelesaikan delapan glangsing berisi kantong plastik yang akan segera dikirim itu.
"Kantong plastik yang sudah dilipat, dikumpulkan dimasukkan ke glangsing. satu glangsing dihargai Rp 3 ribu rupiah," kata Yayuk, Minggu (19/4/2020).
Jika dikalkulasi, dalam sehari Yayuk mampu mendapat pundi-pundi rupiah sebesar Rp 24 ribu.

Kepada Surya.co.id (grup TribunJatim.com ), Yayuk bercerita, bahwa suaminya sudah tidak lagi bekerja pada Kamis (2/4/2020) siang lalu. Suaminya, Agus pulang ke rumah. Ia menjadi korban PHK akibat Covid-19.
Tidak seperti biasanya, pria yang menikah dengannya kurang lebih 20 tahun itu pulang siang hari. Ternyata, kepulangannya ke rumah dari tempat kerjanya di sebuah pabrik kayu yang ada di Desa Bambe menjadi hari terakhir bekerja.
"Agenda ekspor pabrik kayu dibatalkan semua, pekerja di PHK karena pandemi Covid-19. Suami saya pulang tanpa pesangon karena statusnya outsourcing," cerita Yayuk.

Dia berusaha berdamai dengan keadaan. Suaminya berada di rumah tidak lagi memiliki pekerjaan. Usai bekerja di pabrik kayu selama 12 tahun.
Putrinya juga demikian. Karena sekolah diliburkan dan Ujian Nasional (UN) ditiadakan. Sementara ibunya, Suparti hanya bisa terbaring di tempat tidur karena sakit yang diderita.
"Suami saya kalau hari Minggu. Biasanya membantu saudara bekerja sebagai kuli bangunan," terang Yayuk penuh sedih.
• Nikita Mirzani Syok Berat Tahu Sebab Putus Lesty-Rizki soal Nikah, Gosip & Cerita Baru Lesty Muncul
• Lesty Kejora Masuk Kriteria Calon Istri Hari LIDA 2020, Capek Pacaran, Sudah Move On dari Rizki?
Apapun pekerjaan dilakukan untuk bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19.
Suaranya mulai lirih, saat anak tunggalnya harus memendam cita-cita melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah.
Sebenarnya, jika tidak ada pandemi Covid-19 ini. Uang tabungan miliknya yang disisihkan rencananya akan digunakan untuk sekolah anaknya ke jenjang yang lebih tinggi.
"Saat ini saya juga masih merawat ibu," ucapnya.
Yayuk mengaku belum mendapat bantuan dari pemerintah. Baik bantuan sembako atau yang lain.
Baru ibunya yang terdata mendapat beras karena berstatus janda.
Sementara suaminya yang terdampak pandemi Covid-19 belum mendapat bantuan. Suaminya juga tidak mengikuti program kartu pra kerja.
"Tidak bisa daftarnya," pungkas Yayuk.
• BREAKING NEWS - RESMI Surabaya, Sidoarjo dan Gresik Bakal Terapkan PSBB, Cegah Penyebaran Covid-19
• Gubernur Jatim Khofifah Siapkan Surat Pengajuan PSBB ke Kemenkes dan Susun Draf Pergub
Kini, Yayuk harus memulai kehidupan baru dengan bekerja serabutan bersama suami dan anaknya.
Menurut data, jumlah PHK di Kabupaten Gresik sebanyak 1.049 pekerja dari 16 perusahaan. Sementara pekerja yang dirumahkan ada 511 orang.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Gresik, Ninik Asrukin mengatakan para pekerja yang mengalami PHK atau dirumahkan dipersilahkan ikut program kartu Pra Kerja. Sebab, tidak ada batasan usia.
"Daftarnya bisa langsung ke websitenya www.prakerja.go.id. kalau masih belum bisa caranya silahkan datang ke Disnaker ada posko. Kita hanya bisa membantu caranya saja. Karena yang menyeleksi bisa lolos pra kerja atau tidak itu di pusat," terangnya.
Jika berhasil lolos, lanjut Ninik, maka akan mendapat kartu pra kerja. Nantinya akan ada bantuan yang juga bisa untuk berwirausaha.
(Surya.co.id/Willy Abraham)
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Cerita Haru Keluarga Asal Gresik Setelah Kena PHK Akibat Covid-19, Anaknya Tak Bisa Kuliah