Virus Corona di Kota Batu
Dilema Anak Dibawah Umur Terdaftar dan Ikut Antre Bansos Covid-19, Pemkot Batu: Ada Kelemahan Data
Ada anak dibawah umur masuk daftar dan ikut antre bantuan sosial Covid-19. Begini tanggapan Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Batu M Chori.
Penulis: Benni Indo | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, BATU – Delapan anak di bawah umur terdaftar dan mendapat bantuan sosial dampak virus Corona ( Covid-19 ) di Desa Junrejo, Kota Batu, Jumat (1/5/2020).
Kedatangan mereka membuat petugas bingung. Kepala Desa Junrejo, Andi Faisal Hasan mengaku dilema menghadapi situasi tersebut.
Ia tak punya pilihan lain selain harus memberikan bantuan. Pasalnya, nama mereka sudah terdaftar dan mereka sudah datang. Maka, menurut Faisal, tidak elok jika kemudian mengusir mereka.
• Dulu Viral Gadis Cantik Nikah seusai 2 Bulan Kenal di IG, Lihat Kabarnya & Suami Kini, Bicara Cobaan
• Rekam Jejak Kapolda Jatim Baru Irjen M Fadil Imran, Mampu Ungkap 7 Kasus Kejahatan Besar
Menurut Faisal, tidak seharusnya anak di bawah umur mendapatkan bantuan sosial. Pasalnya, bantuan tersebut diberikan kepada kepala keluarga yang terdampak Covid-19.
“Beberapa dari mereka berasal dari keluarga yang berkecukupan,” terang Faisal, Jumat (1/5/2020).
Imbuhnya, "Jadi kami berfikir solusinya ya selama anak kecil yang menerima bantuan masih satu KK dengan orang tua tetap kami berikan."
• Bantu Tangani Covid-19, MPM Honda Jatim Salurkan Bantuan Senilai Rp 3,1 M kepada Pemprov Jawa Timur
• Kapolda Jatim Baru Irjen Pol M Fadil Imran Penah Tulis 2 Buku Kriminologi Mutilasi, Dicetak 2015
Diterangkan Faisal, data penerima berbeda dari data yang dilaporkan oleh pihak desa. Data yang tertera dalam daftar berasal dari Pemkot Batu.
Di sisi lain, Faisal juga menegaskan bahwa sebetulnya desa hanya memfasilitasi tempat saja. Pembagian dilakukan oleh SKPD pendamping bersama Dinsos.
"Data tersebut bukan dari kami. Datanya berbeda dari yang kami laporkan. Dasarnya dari mana, kami tak tahu," keluh Faisal.
• Keluguan Anak Dhani Bahas Kesalahan Ibunya Tampil di Publik, Sampai Nangis, Mulan: Bunda Gak Jago
Faisal pun kecewa karena sebelumnya pihak desa telah bekerja keras untuk melakukan verifikasi data penerima agar tepat sadaran. Namun yang keluar justru berbeda dari data yang dilaporkan.
"Buat apa desa beberapa Minggu memverifikasi data, kemudian dikirim ke Dinsos. Kok muncul data itu, ceritanya bagaimana. Terus terang kami bingung," beber Faisal.
Setelah peristiwa tersebut, Pemdes langsung menggelar rapat bersama BPD. Kesimpulannya, selama ada solusi baik, meski penerima anak kecil tapi masih satu KK dan layak menerima bantuan, maka tetap diberikan.
Terpisah, Kepala Desa Rujito juga mengatakan hal yang sama, dari 16 penerima, ada 3 yang dikembalikan. Pasalnya ada satu penerima yang terdata tapi sudah meninggal, satu orang pindah domisili, dan satu orang sudah mendapatkan insentif lansia tahun 2020.
"Sebetulnya Mojorejo ada 16 penerima, tapi hanya 13 orang yang menerima. Yang jelas, data bukan dari desa. Sebenarnya, desa sudah menyetorkan data. Sedangkan data yang keluar kemarin, kami tidak tahu. Itu urusan Dinsos," papar Rujito.
Menurut Rujito Pemkot Batu bisa berbagi data untuk membahas terkait bantuan, baik dari desa, kota, dan pusat. Sebetulnya yang bagus menurut dirinya data dari desa dicover terlebih dahulu.