Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Indonesia

7 Tahun Dambakan Anak, Ibu Asal Cirebon Kini Hamil Alami Tanpa Program, Berkah WFH? Ini Kata Dokter

Berkah diberlakukannya kebijakan WFH selama pandemi Covid-19 membawa kabar gembira, ibu asal Cirebon hamil setelah 7 tahun menanti seorang buah hati.

Penulis: Ficca Ayu Saraswaty | Editor: Sudarma Adi
Tribun Jabar/Ahmad Imam Baehaqi
ILUSTRASI - Keluarga pasien saat melihat kondisi beberapa bayi yang lahir di Ruang Baby Show di RS Cahaya Bunda, Jl Perjuangan, Kota Cirebon, Rabu (8/8/2018). 

TRIBUNJATIM.COM, CIREBON - Berkah diberlakukannya kebijakan WFH selama pandemi Covid-19 nampaknya turut dirasakan oleh ibu asal Cirebon ini.

Seorang ibu asal Cirebon dinyatakan positif hamil selama kebijakan WFH diberlakukan.

Bahkan, ibu tersebut ternyata hamil secara alami tanpa mengikuti program ataupun mengonsumsi obat.

Berkah WFH itu kini memberikan Kabar gembira untuk pasangan suami istri yang menikah sejak tujuh tahun lalu tersebut tetapi belum juga dikaruniai buah hati.

Bagaimana hal itu bisa terjadi? Simak penjelasan dokter berikut ini!

Pasien Covid-19 di Pamekasan Tak Mau Diisolasi, Debat saat Dijemput, Petugas sampai Menunggu 7 Jam

Komisi E DPRD Jawa Timur Desak Pemkab Malang Lakukan Monitoring dan Evaluasi Bansos Covid-19

ILUSTRASI - Keluarga pasien saat melihat kondisi beberapa bayi yang lahir di Ruang Baby Show di RS Cahaya Bunda, Jl Perjuangan, Kota Cirebon, Rabu (8/8/2018).
ILUSTRASI - Keluarga pasien saat melihat kondisi beberapa bayi yang lahir di Ruang Baby Show di RS Cahaya Bunda, Jl Perjuangan, Kota Cirebon, Rabu (8/8/2018). (Tribun Jabar/Ahmad Imam Baehaqi)

RSIA Cahaya Bunda mencatat adanya kenaikan jumlah pasien yang positif hamil selama kebijakan work from home ( WFH ) diberlakukan.

Pemilik sekaligus dokter spesialis kandungan dan kebidanan RSIA Cahaya Bunda, dr Yasmin Dermawan, mengatakan, ada satu pasien yang dinyatakan hamil setelah mendambakan kehadiran buah hati sejak beberapa tahun terakhir.

Menurut dia, pasangan suami istri yang menikah sejak tujuh tahun lalu tetapi belum juga dikaruniai buah hati.

"Tapi, baru dua minggu WFH istrinya langsung positif hamil," ujar Yasmin Dermawan saat ditemui di RSIA Cahaya Bunda, Jalan Perjuangan, Kota Cirebon, Sabtu (9/5/2020).

Yan Vellia Anggap Angka 5 Keramat, Istri Muda Didi Kempot: Kedua Malaikat Lelakiku Sudah Kau Ambil

Kebiasaan Didi Kempot Tiap ke Jakarta Semasa Hidup, Pilih Tinggal di Hotel Ini, Ada Alasan Khususnya

Ia mengatakan, mereka telah mengikuti berbagai program kehamilan dan berkonsultasi ke dokter spesialis.

Namun, setelah menjalani WFH akhirnya sang istri dinyatakan hamil dan kini usia kandungannya mencapai dua bulan.

Pihaknya memastikan pasien tersebut dinyatakan positif hamil secara alami tanpa mengikuti program ataupun mengonsumsi obat apapun.

Karenanya, Yasmin menyebut hal itu sebagai berkah diberlakukannya kebijakan WFH selama pandemi Covid-19.

"Kebijakan WFH memang memengaruhi psikis pasangan suami istri karena intensitas bertemunya lebih banyak dibanding hari biasanya," kata Yasmin Dermawan.

Ia juga mengakui secara umum dalam dua hingga tiga minggu terakhir jumlah pasien yang dinyatakan hamil di RSIA Cahaya Bunda meningkat kira-kira 5 persen - 7,5 persen.

Menurut Yasmin, tidak sedikit pasien yang lama mendambakan kehadiran buah hati di tengah keluarganya akhirnya sekarang terwujud.

Selain itu, banyak juga pasangan pengantin baru dan dinyatakan hamil setelah satu hingga dua bulan usia pernikahannya.

BREAKING NEWS: 3 Kepala Daerah Sepakati PSBB Malang Raya, Khofifah Kirim Pengajuan ke Kemenkes

Hoaks Viral Video PDP Corona Ngamuk di RSUD Pamekasan, Pihak RS Bantah: Bukan di Sini, Probolinggo

Strategi Indonesia Hadapi Kemungkinan Gelombang Kedua Virus Corona, Ini Penjelasan Ahli Epidemiolog

Ilustrasi pandemi Corona (Covid-19).
Ilustrasi pandemi Corona (Covid-19). (Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S)

Penyebaran virus Corona atau Covid-19 di Indonesia masih belum menurun hingga saat ini.

Tak hanya di Indonesia, kasus Corona secara global juga terus mengalami penambahan.

Bahkan di China sempat muncul gelombang kedua wabah virus Corona setelah aturan lockdown dicabut.

Hal ini tentunya membuat pemerintah Indonesia lebih waspada menghadapi wabah ini.

Bahkan pemerintah telah menyiapkan skenario khusus yang aka diterapkan saat pandemi berakhir atau saat laju pasien menurun.

Tentunya strategi ini dilakukan untuk mencegah terjadinya gelombang kedua covid-19 di tanah air.

"Indonesia mengadopsi kebijakan yang cocok dan sesuai dengan keadaan dan karakteristik di Indonesia.

Kami ingin mencegah terjadinya gelombang kedua Covid-19," ujar Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito seperti dikutip dari Kompas.com (TribunJatim.com Network ), Sabtu (9/5/2020).

Bupati Malang Sanusi Tegaskan Bansos Covid-19 Bukan Bagi Orang Kaya, Pemilik Mobil Tak Dapat Bantuan

Polisi Sebut Kelicikan YouTuber Ferdian Paleka Kelabui Petugas, saat Melewati Pos Penjagaan PSBB

Seperti apa strategi pemerintah Indonesia untuk mencegah gelombang kedua virus Corona?

1. Gelombang Kedua Covid-19

Epidemiolog Indonesia di Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, dalam setiap pandemi sejarah membuktikan selalu muncul gelombang kedua.

Gelombang kedua muncul setelah pandemi mengalami satu kali kurva.

Satu kali kurva atau gelombang pertama dimulai saat kasus pertama dikonfirmasi, sampai pada puncak kasus dan kemudian mengalami penurunan.

"Swine flu pada 2009 terjadi dua gelombang di beberapa negara, media tidak seramai saat ini, orang sekarang begitu haus informasi," kata Dicky dalam obrolan di video youtube Mom Evin 123.

Pada pandemi Flu 1918 yang menelan puluhan juta orang, Dicky menyebut, jeda antara gelombang pertama dan kedua hanya berselang satu minggu atau satu bulan saja.

Sementara terkait Indonesia, Dicky yang terlibat dalam penanganan pandemi flu burung mendampingi Siti Fadilah Supari (mantan Menteri Kesehatan RI) mengatakan, belum menyelesaikan fase gelombang pertama Covid-19.

"Indonesia memasuki fase puncak gelombang pertama saja belum," kata dia.

Indonesia yang terdiri dari negara kepulauan, akan mengalami perbedaan dalam melihat gelombang pertama virus Corona. Sehingga bisa terjadi adanya variasi epidemi di sejumlah pulau.

"Di Jawa, kemungkinan akan lama," ujar dia.

Cair, 20.098 Warga Kota Malang Terima Bantuan Sosial Tunai dari Pusat Senilai Rp 600 Ribu

NEWS VIDEO: Tim Jibom Amankan Tas Hitam Mencurigakan di Depan Rumah Ketua RW di Madiun

2. Penyebab Gelombang Kedua

Dicky menjelaskan, selama belum ditemukan vaksin atau obat terkait virus Corona atau Covid-19, maka akan terbuka potensi munculnya gelombang kasus Corona.

"Gelombang pandemi muncul karena jumlah orang yang rentan atau belum memliki kekebalan jauh lebih besar, daripada yang sudah terpapar," jelas dia.

Sehingga, karena belum adanya vaksin atau obat Covid-19, munculnya gelombang kedua berpotensi sangat besar, sebab virus SARS-CoV-2 leluasa menginfeksi karena belum ada perlindungan di masyarakat.

Selain itu, gelombang kedua juga bisa terjadi karena kembali melonggarnya upaya pencegahan atau physical distancing di masyarakat.

"Semakin merasa bebas, tidak jaga jarak, tidak memakai masker, ini mempercepat terjadinya serangan gelombang kedua atau ketiga," ungkap Dicky.

300-an Warga Trenggalek Ikut Rapid Test, Bupati Mas Ipin Berencana Gelar Tes Massal untuk Pekerja

Download Drama Korea The World of the Married Episode 13 Sub Indo On Going, Link Streaming di Sini

3. Herd Imunity

Dicky menjelaskan, Herd Immunity atau kekebalan komunitas lebih tepat untuk menyebut kondisi apabila dikaitkan dengan sudah ditemukannya vaksin.

Sehingga, ketika vaksin belum ditemukan maka istilah Herd Immunity menurut dia kurang pas untuk pandemi Covid-19.

Dicky juga menekankan bahwa pendekatan Herd Immunity sebelum ada vaksin sangat berbahaya apabila diterapkan.

"Karena ini bukan penyakit flu biasa," ungkapnya.

Dalam istilah pemahaman kekebalan komunitas yang terjadi saat ini, Dicky menyebut, data WHO secara global di dunia baru sekitar 3 persen yang kemungkinan memiliki kekebalan Covid-19.

"Masih besar yang rentan terkena, masih 90 persen lebih," jelas dia.

Doa dan Amalan di Malam Nuzulul Quran 17 Ramadhan 1441 H yang Bisa Dilakukan Agar Dapat Berkah

PT Charoen Pokphand Indonesia Sumbang 10.000 Telur untuk Dapur Umum PSBB Sidoarjo

4. Strategi Pemerintah

Presiden Joko Widodo menegaskan pemerintah telah mengambil langkah-langkah serius dalam menangani sebaran virus Corona (Covid-19). Di sisi lain, Jokowi mengaku tak ingin menciptakan kepanikan dan keresahan masyarakat.

Strategi pertama yang dilakukan dalam setiap pandemi adalah memperbanyak jangkauan testing.

Hal itu untuk menentukan siapa yang terinfeksi dan mencegah jatuhnya korban dalam kondisi kritis.

"Kalau dia punya penyakit bawaan dan jatuh dalam kondisi kritis, peluang kematiannya cukup besar," kata dia.

Testing juga mencegah penyebaran semakin meluas, setelah dilakukan pelacakan kontak langsung dengan korban pasien yang telah dinyatakan positif.

Lalu kemudian isolasi untuk melindungi masyarakat agar tidak terkena, terutama populasi yang berisiko seperti orang tua, wanita hamil dan orang yang sedang dalam terapi dengan penyakit kanker dan penyakit kronis.

(Tribunjabar.id/Ahmad Imam Baehaqi)

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul 7 Tahun Belum Dikaruniai Anak, Ibu Asal Cirebon Kini Hamil, Apa Ini Karena WFH ? Begini Kata Dokter dan di Tribunmataram.com dengan judul Gelombang Kedua Virus Corona, dari Herd Imunity Hingga Bagaimana Strategi Indonesia Hadapi Pandemi

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved