UPDATE Info PSBB Surabaya & Jatim: Kasus Covid-19 Tertinggi, Sanksi Pelanggar PSBB Tak Main-main
Inilah update informasi terbaru terkait PSBB di Surabaya dan Jawa Timur per hari Minggu 10 Mei 2020, kini sanksi pelanggar PSBB tak lagi main-main.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Menurut Khofifah, PSBB tahap pertama adalah fase edukasi sehingga sanksi yang dikenakan pada pelangga masih dalam skala ringan.
"Tapi fase kedua, tindakan yang diambil akan lebih tegas," ucapnya
Alasan perpanjangan PSBB Surabaya Raya salah satunya adalah, belum tercapainya beberapa indikator keberhasilan berdasarkan Permenkes 9 tahun 2020.
Indikator yang dimaksud seperti penurunan jumlah kasus Covid-19, penurunan angka kematian kasus Covid-19, dan tidak adanya penyebaran ke area wilayah baru atau terjadinya transmisi lokal.

Untuk diketahui, jumlah kasus virus Corona di Surabaya dan Jatim masih terus mengalami peningkatan
Bahkan, pada hari Sabtu (10/5/2020), Jatim kembali catatkan tambahan kasus harian tertinggi se Indonesia untuk Covid-19.
Jatim hingga hari ini masih menjadi provinsi ketiga dengan jumlah kasus total 1419
Sementara itu, Kota Surabaya masih menjadi daerah dengan kasus terbanyak di Jatim hingga hari ini, Minggu (10/5/2020).
Jumlah total kasus positif Covid-19 di Surabaya berada pada angka 667 kasus usai mendapat tambahan sebanyak 75 kasus pada hari Sabtu, (9/5/2020).

Virus Corona di Jawa Timur
Sedangkan update kasus virus corona atau COVID-19 di Jawa Timur juga mengalami peningkatan.
Terdapat 128 tambahan kasus positif Virus Corona di Jawa Timur, sehingga kini menjadi 1409 kasus.
Sementara itu, dari 38 Kabupaten/Kota di Jatim, hanya kabupaten Sampang yang menjadi satu-satunya zona hijau
• PSBB Surabaya Raya Diperpanjang 14 Hari Lagi, Tidak Perlu Ajukan ke Kemenkes Lagi
Sampang diketahui tidak memiliki satupun kasus positif Virus Corona, sementara Kabupaten/Kota lain di Jawa Timur telah memiliki setidaknya satu kasus
Berikut peta persebaran virus corona di Jawa Timur hari ini, Minggu 10 Mei 2020.

• Tips dan Trik Bangunkan Anak Makan Sahur dari Psikolog Unair Surabaya: Tidak dengan Dipaksa