Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Jember

FAKTA Temuan Ratusan OTG Corona di Jember, Wilayah Sebaran hingga 5 Ciri Orang Tanpa Gejala Covid-19

Kasus orang tanpa gejala (OTG) klinis Corona atau Covid-19 kian menjadi perhatian. Satu di antaranya di Jember. Berikut faktanya.

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Arie Noer Rachmawati
IRNA via Tribunnews.com
ILUSTRASI FAKTA Temuan Ratusan OTG Corona di Jember 

TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Kasus orang tanpa gejala (OTG) klinis Corona atau Covid-19 kian menjadi perhatian.

Pasalnya, jumlah OTG Corona makin bertambah.

Satu di antaranya kasus OTG Corona yang mengejutkan ialah terjadi di Jember.

Sebanyak 286 OTG Corona terdapat di Jember hingga Sabtu (9/5/2020).

VIRAL Video Dinner Syahrini & Ayah Angkat, Momen Tak Terekspos, Laurens Bongkar Kisah Tak Terungkap

Data OTG Corona di Jember itu berdasarkan catatan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Orang tanpa gejala (OTG) ini merupakan orang yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien konfirmasi positif Corona.

Ratusan OTG ini tersebar di hampir semua kecamatan di Kabupaten Jember.

Jumlah OTG di masing-masing kecamatan beragam, ada yang antara 0-2 orang, 2-4 orang, 4-8 orang, 8-16 orang, 16-32 orang, hingga 32-64 orang.

Nekat Buka Kulkas Peninggalan Ibu yang Dilakban Puluhan Tahun, Pria Ini Menjerit, Isinya Mengerikan

Daging Babi Diolah Meyerupai Daging Sapi, Dijual Bebas di Pasaran, Pelaku Diancam 5 Tahun penjara

Tiga kecamatan yang memiliki jumlah OTG terbanyak adalah Ajung (42 orang), Kaliwates (36), dan Patrang (32).

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jember Gatot Triyono mengatakan, OTG adalah orang yang tidak bergejala tapi berisiko tertular virus Corona atau Covid-19 dari pasien terkonfirmasi positif Corona.

"Orang tanpa gejala (OTG) memiliki riwayat kontak dengan dengan kasus positif, seperti karena tinggal satu rumah," ujar Gatot, Minggu (10/5/2020).

Selain kontak erat karena tinggal satu rumah, mereka yang orang tanpa gejala (OTG) juga kontak di lingkungan, atau karena pekerjaan.

Ratusan Orang Tanpa Gejala Ditemukan di Jember

Orang tanpa gejala (OTG) itu menjalani rapid test.

"Jika rapid test reaktif maka isolasi di rumah sakit. Tapi jika rapid test non reaktif, maka isolasi mandiri di rumah dengan pengawasan petugas Puskesmas, Muspika, kepala desa/lurah," imbuh Gatot.

Di Kabupaten Jember terdapat 14 kasus terkonfirmasi positif sampai dengan Sabtu (9/5/2020).

Petugas kesehatan melakukan pelacakan (tracing) kepada mereka yang pernah melakukan kontak erat dengan pasien positif tersebut.

ILUSTRASI wabah virus Corona.
ILUSTRASI wabah virus Corona. (IRNA via Tribunnews.com)

Para orang tanpa gejala (OTG) itu ada yang menjalani isolasi di RS, juga isolasi di rumah.

RS yang dipakai isolasi dan observasi OTG Corona ini antara lain RSD dr Soebandi Jember.

"Ya ada pasien OTG yang kami observasi. Kami juga memberikan terapi penanganan passien Covid-19, karena mereka OTG yang berisiko," ujar Direktur Utama RSD dr Soebandi Jember dr Hendro Soelistijono.

Sampai pekan lalu, RS itu merawat 16 pasien OTG Corona.

Tekad Hotman Paris Mendadak Mau Hidup Sederhana, Bingung Juali Aset, Singgung Ketenangan: Aku Lelah

15 orang di antaranya kiriman dari pusat isolasi Jember Sport Garden (JSG).

Ketika ditanya bagaimana pembiayaan orang tanpa gejala (OTG) di rumah sakit itu, mengingat pembiayaan pasien orang tanpa gejala (OTG) tidak dicover oleh Kementerian Kesehatan, Hendro menjawab pembiayaan pasien OTG melalui Belanja Tidak Terduga (BTT).

"Setelah konfirmasi dengan Dinkes, untuk pembiayaan perawatan orang tanpa gejala (OTG) memakai BTT," pungkas Hendro .

BTT merupakan satu sumber dana yang dipakai untuk pembiayaan penanganan Covid-19 di Kabupaten Jember.

Dari anggaran penanganan Covid-19 Jember sebesar Rp 479 miliar, Rp 401 miliar di antaranya berasal dari Belanja Tidak Terduga (BTT).

PSBB Surabaya Diperpanjang, 50% Gerai Food Court Royal Plaza Tutup, Pedagang: Benar-benar Menurun

Orang Tanpa Gejala Corona Lebih Bahaya

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan Sudiyo mengimbau masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaannya di tengah pandemi Corona.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan Sudiyo mengimbau masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaannya di tengah pandemi Corona. (SURYA/AHMAD FAISOL)

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Bangkalan Sudiyo mengimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19.

Pasalnya, seseorang yang menderita Covid-19 tidak mesti mengidap gejala klinis.

Bahkan, ada yang tidak sama sekali memiliki gejala seperti demam tinggi, pilek, batuk, hingga sesak napas.

"ODP (Orang Dalam Pengawasan) belum tentu positif terpapar. Justru orang tanpa gejala (OTG) itu lebih berbahaya. Tidak kelihatan karena tanpa gejala, tapi terpapar. Ia (OTG) adalah carrier (pembawa)," ungkap Sudiyo kepada TribunJatim.com melalui sambungan seluler, Jumat (1/5/2020).

Orang Tanpa Gejala Corona Meningkat di Jatim, Khofifah Bakal Buat Tes Swab PCR Drive Thru Pekan Ini

Karena itu, lanjutnya, hal terpenting dalam upaya mencegah dan menekan angka penyebaran Covid-19 yakni dengan menerapkan social dan physical distancing secara maksimal.

"Jangan khawatir berlebihan, terpenting jangan bersentuhan fisik. Hindari bersalaman untuk sementara, apalagi dengan orang tidak kenal," imbaunya.

Mantan Kepala Puskesmas Blega itu menambahkan, tindakan tracing atau penelusuran terhadap semua orang yang pernah kontak dengan OTG akan menjadi lebih sulit.

"Menambah beban proses tracing. Semua yang pernah kontak dengan OTG itu harus ditelusuri, didata, serta dilakukan rapid test," pungkasnya. (Surya/Ahmad Faisol)

Ciri-ciri orang kena Corona tanpa gejala

Dalam dunia medis, orang yang tertular virus tanpa menunjukkan gejala sering disebut sebagai carrier.

Lantas, bagaimana mengetahui ciri-ciri mereka yang terkena Corona tanpa gejala?

TribunStyle (grup TribunJatim.com ) rangkum dari berbagai sumber, berikut 5 hal yang patut kamu ketahui terkait carrier atau pembawa virus.

1. Hilangnya kemampuan indera penciuman

Salah satu ciri mereka yang terkena Corona tanpa gejala adalah hilangnya kemampuan indera penciuman.

Kondisi dimana seseorang kehilangan kemampuan indera penciuman sering disebut anosmia.

Hal itu juga diungkapkan dalam Jurnal American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery.

Dalam jurnal itu, anosmia disebut jadi salah satu cara mengidentifikasi kemungkinan infeksi covid-19.

2. Hilangnya kemampuan indera perasa

Selain indera penciuman, hilangnya kemampuan indera perasa juga bisa jadi ciri seorang carrier.

Profesor Tim Spector dari King's College membenarkan hal tersebut.

Kehilangan kemampuan indera perasa atau dysgeusia dapat membuktikan bahwa seseorang terinfeksi virus Corona.

3. Rasio infeksi

Rasio infeksi tanpa gejala justru lebih banyak muncul pada anak-anak dibanding orang dewasa.

Hal itu diungkapkan oleh Hiroshi Nishiura, ahli Epidemiologi di Universitas Hokkaido.

Diketahui, anak-anak lebih sering terkena virus tersebut tanpa menunjukkan gejala.

Alhasil, mereka membawa virus dan tanpa sadar menularkannya.

4. Persentase pasien tanpa gejala

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ada setidaknya 25 persen pasien Corona yang tidak menunjukkan gejala.

Sementara itu, pasien tanpa gejala di China juga disebut mencapai 30 persen.

5. Kasus hidden carrier di berbagai negara

Mereka yang dinamai hidden carrier sama sekali tak mengalami gejala virus Corona seperti sesak nafas, batuk, demam dan pilek.

Dilansir dari Business Insider, ada sekitar sepertiga dari pasien yang dites positif Corona mengalami anosmia di Korea Selatan, China, dan Italia. (TribunStyle)

Editor: Arie Noer Rachmawati

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved