Perum Jasa Tirta 1 Malang Tertibkan Keramba Jaring Apung di Waduk Selorejo, Kelompok Nelayan Kecewa
Perusahaan Umum atau Perum Jasa Tirta 1 Malang menertibkan keramba jaring apung (KJA) yang ada di Waduk Selorejo Malang.
Penulis: Benni Indo | Editor: Dwi Prastika
"Kalau memang mengajukan izin itu ke mana? Izin belum bisa diterbitkan sebelum ada hasil kajian. Jika kajian terbit, BBWS dan Perum Jasa Tirta 1 akan merumuskan skema budidaya perikanan. Intinya Kelompok Nelayan Kembang Kuning memberanikan diri melanggar kesepakatan ini," tegas Raymond Valiant Ruritan.
Perum Jasa Tirta 1 pun menertibkan keramba jaring apung pada 8 Mei 2020.
• Beri Efek Jera Pelanggar Jam Malam PSBB Gresik, Pemkab Usulkan Sanksi Menginap di Polres atau Kodim
Sebelumnya, dikatakan Raymond Valiant Ruritan, pihaknya telah mengingatkan para nelayan agar melakukan penertiban mandiri, namun imbauan itu tidak dilakukan.
Alhasil, Perum Jasa Tirta 1 pun melakukan penertiban sendiri dengan alat berat.
"Itu pun, pembongkarannya hasil kesepakatan dengan Muspika dan kelompok budidaya perikanan intensif lainnya," ujarnya.
Sementara itu, 22 nelayan yang merupakan Kelompok Nelayan Kembang Kuning Tirta Mandiri, dari Desa Kaumrejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang mengeluhkan sikap Perum Jasa Tirta 1 tersebut.
Pasalnya, mereka mengaku, apa yang mereka lakukan adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.
Ketua Kelompok Nelayan Kembang Kuning Tirta Mandiri, Jaelani mengatakan, pihaknya telah mengirim surat izin namun memang belum terbit.
• Kapolresta dan Wakil Bupati Sidoarjo Ikut Rapid Test di Drive Thru Waru, Begini Hasilnya
• Ada Satu Orang yang Hasil Rapid Test Covid-19 Reaktif, 83 Pekerja Bangunan di Batu Dipulangkan
Sembari menunggu perizinan terbit, ia bersama anggota lainnya iuran hingga terkumpul Rp 30 juta.
Uang tersebut digunakan untuk membuat keramba jaring apung (KJA) 200 meter x 100 meter dan untuk membeli bibit ikan.
Setelah dibongkar, kelompok nelayan merasa kecewa karena sumber penghidupannya hilang. Apalagi di tengah kesulitan perekonomian dampak virus Corona atau Covid-19, para nelayan mengaku sangat membutuhkan keberadaan keramba.
"Padahal baru dua pekan lalu ditebar bibit ikan. Perizinan sudah kami ajukan hanya ini masih molor lantaran dampak Covid-19, karena masih belum terbit dan terbelit kebutuhan sehari-hari akhirnya kami kembali membuat keramba,” jelasnya.
Kini para nelayan telah kehilangan mata pencaharian dengan dibongkarnya keramba.
• Baznas Kirimkan 10.000 Paket Sembako untuk Warga Miskin Terdampak Pandemi Covid-19
Di sisi lain, mereka juga mengaku belum mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah. Bantuan yang dimaksud adalah bantuan sosial dampak pandemi Covid-19.
“Apalagi kami belum ada bantuan dari pemerintah," ujar Jaelani kecewa.