Virus Corona di Surabaya
VIRAL Dokter Kuak Penanganan Covid-19 di Surabaya 'Bobrok', Endingnya Klarifikasi, Terancam Sanksi?
Sebuah cuitan dokter kuak bobroknya penanganan Covid-19 di Surabaya sedang viral di media sosial Twitter.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM - Sebuah cuitan dokter kuak bobroknya penanganan Covid-19 di Surabaya sedang viral di media sosial Twitter.
Cuitan itu membuat pihak Pemkot Surabaya dan RS Royal Surabaya angkat bicara.
Nasib si dokter yang cuitannya viral di media sosial Twitter itu pun terkuak.
Simak berita selengkapnya.
• Akhirnya China Akui Simpan Virus Corona di Lab, Rahasia Soal Kebocoran Terkuak, Ini Fakta Ilmiahnya
Diketahui, akun Twitter yang cuitannya viral itu bernama @cakasana.
Akun itu menulis perihal penanganan pandemi virus Corona atau Covid-19 di Surabaya.
Dari cuitannya, akun tersebut mengkritisi penanganan pandemi virus Corona di Kota Pahlawan.
• Tingkat Penularan Tinggi, Gugus Tugas: Surabaya Bisa Jadi Wuhan
Cuitan itu diunggah pada 26 Mei 2020.
Pemilik akun mengaku seorang tenaga medis di salah satu rumah sakit di Surabaya.
Ia menganggap penanganan Covid-19 di Surabaya tak serius.
"Oke kalau gitu kita mulai saja... SEBUAH UTAS tentang bobroknya penanganan COVID-19 di Surabaya," tulisnya di akun Twitter.

Tanggapan Pemkot Surabaya
Terkait hal ini, Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M Fikser, mengatakan, pihaknya sudah mengetahui perihal kabar viralnya cuitan itu.
Dia menyebut, Pemkot Surabaya menyayangkan pernyataan si dokter tersebut.
"Kami menyayangkan kalau hal itu disampaikan di media sosial, akhirnya akan menimbulkan persepsi dan pemahaman yang keliru," kata M Fikser di Balai Kota Surabaya, Rabu (27/5/2020).
• Pemilik Akun Twitter Pengkritik Penanganan Covid-19 di Surabaya Ternyata Dokter, RS Royal Merespons
Menurut M Fikser apa yang disampaikan akun tersebut tidaklah benar.
Misalnya saja dari segi bantuan alat pelindung diri ( APD ), selama ini Pemkot Surabaya telah support APD ke seluruh rumah sakit rujukan di Surabaya untuk digunakan tenaga medis saat bertugas.
Bahkan disebutnya, begitu Pemkot Surabaya menerima bantuan APD, hari itu juga langsung disalurkan kepada rumah sakit oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.
• Cuitan soal Bobroknya Penanganan Covid-19 di Surabaya Viral di Media Sosial, Pemkot Bereaksi
Menurut M Fikser, Pemkot Surabaya sebenarnya tidak anti kritik dalam penanganan wabah ini.
Hanya saja, perlu disampaikan dengan baik, misalkan dengan diskusi bersama tidak dengan lewat media sosial.
"Kalau memang beliaunya merasa kurang puas atau punya ide bisa datang kepada kami di gugus tugas, diskusi bersama kami," ujar M Fikser.
• Kasus Melandai Usai PSBB, Khofifah Sebut Malang Raya Bisa Mulai Siapkan ‘New Normal’
M Fikser mengatakan, bisa juga lewat organisasi profesional.
Sebab menurut M Fikser, selama ini Pemkot Surabaya terbuka berdiskusi dengan berbagai pihak seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan sebagainya.
"Jadi kita coba luruskan biar tidak salah persepsi," tambah M Fikser.

Pernyataan RS Royal Surabaya, Si Dokter akan Disanksi?
RS Royal Surabaya ikut angkat bicara soal cuitan akun Twitter @cakasana itu.
Sebab, terungkap bahwa pemilik akun tersebut merupakan salah satu tenaga medis di RS Royal Surabaya.
"Iya benar, yang bersangkutan merupakan karyawan RS Royal," kata Jubir Rumah Sakit Royal Surabaya dr Dewa Nyoman Sutanaya, saat dikonfirmasi, Rabu (27/5/2020).
• Sambut New Normal, Fraksi PKB Jatim Dukung Gubernur Aktifkan Pesantren dengan Protokol Ketat
Pemilik akun yang diketahui bernama Aditya C Janottama itu merupakan karyawan dengan posisi di bagian IGD, tepatnya sebagai dokter jaga IGD.
Namun, pernyataan di akun Twitter-nya itu merupakan pendapat pribadi, bukanlah secara kelembagaan.
Menurut dr Dewa Nyoman Sutanaya, lantaran cuitannya itu menimbulkan polemik, pihaknya sangat menyayangkan.
Sebab, salah satu pernyataannya itu menyebutkan bahwa Rumah Sakit Royal Surabaya tidak menerima bantuan dari Pemkot Surabaya.
• Suhu Tubuh di Atas Normal, Pria di Kota Malang Diamankan Petugas saat Asyik Nongkrong di Warung Kopi
Dr Dewa Nyoman Sutanaya menegaskan, hal itu tidaklah benar, lantaran juga tanpa didukung data yang valid.
Selanjutnya, rumah sakit bakal menindaklanjuti dengan melakukan investigasi kepada karyawan tersebut.
Namun, perihal dugaan pelanggaran etik dan disiplin, pihaknya bakal melanjutkan ke Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit Royal Surabaya.
Sanksinya, bakal disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di rumah sakit, tentunya berdasarkan rekomendasi dari Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit Royal Surabaya.
• UPDATE Kasus Corona di Surabaya & Jatim 27 Mei 2020: Sudah Capai Angka 3939 yang Positif, 522 Sembuh
Klarifikasi Sang Dokter
Pada 27 Mei 2020 Sekitar pukul 15.11 WIB, pemilik akun itu kembali menuliskan pernyataan semacam klarifikasi atas cuitan sebelumnya.
Terutama terkait dengan bantuan dari pemerintah yang disebut belum diterima.
"Klarifikasi: Baru ngobrol sama orang RS dan saya dapat beberapa info akhirnya. Untuk di RS saya bekerja sendiri, kami dapat bantuan dari semua pihak (Pemkot, pemprov, dan pihak2 lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu). Untuk ini saya harus minta maaf. Ada kesalahan," tulisnya.
( TribunJatim.com Ani Susanti / Yusron Naufal Putra )