Virus Corona di Pasuruan
Curhatan Pengusaha di Pasuruan, New Normal Bak Sumur Air di Padang Pasir, 'Saya Bisa Jualan Lagi'
Pelaku usaha di Pasuruan mengartikan nasa new normal memberikan angin segar bagi mereka bisa jualan lagi.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, PASURUAN - Heri, Ketua Karisma Agro, gapoktan petani apel di wilayah Tutur mengartikan new normal sebagai harapan baru.
Dalam artian, kata Heri, new normal ini adalah angin segar bagi para petani apel yang sempat mengalami gonjang-Ganjing selama pandemi Covid-19.
"Iya sempat susah kemarin. Barang banyak harga anjlok, karena banyak pasar yang tutup," kata Heri, saat dihubungi TribunJatim.com, Rabu (3/6/2020).
• Maia Pasang Badan saat Kekurangan Fisik Dul Jaelani Disinggung, Bela Ahmad Dhani? Lihat Tulisannya
Heri menjelaskan, saat pandemi Coron, banyak pasar-pasar yang ditutup dan dilarang aktivitas.
Padahal, pasar petani apel sasarannya dijual ke pasar-pasar, baik di Pasuruan atau luar Pasuruan.
"Kemarin sempat Rp 4.000 per kilogramnya. Dan itu membuat petani apel kesusahan. Nah, pelan - pelan harga sekarang mulai naik menjelang penerapan new normal," tambah dia.
• Hengkang dari Tim Didi Kempot, Dory Harsa Ekspos Ulah Orang Jahat Padanya, Soal Karya, Maturnuwun
• VIRAL Video Detik-detik Bayi Dikubur Hidup-hidup Digali dari Tanah, Terdengar Suara Rintihan
Sekarang, kata dia, harga apel per kilogram mencapai Rp 15.000.
Ia menyebut, harga itu sudah sedikit membuat petani lega.
"Sudah bagus harganya. Mudah - mudahan new normal, atau hidup kembali normal membuat petani juga memperbaiki hidupnya yang sempat kesusahan selama dua bulan," papar dia.
• Waspada Tak Pakai Masker di Jalanan Surabaya Bisa Terekam CCTV Traffic Light, Bakal Diwejangi
Terpisah, M Yunus, salah satu perajin emas imitasi memang sangat menggantungkan dengan penerapan kebijakan new normal oleh pemerintah.
Kata dia, new normal ibarat sumur air di tengah padang pasir.
Menurutnya, new normal adalah harapan. Sebab, sudah dua bulan, ia tidak bisa berjualan.
• Pembebasan Denda Pajak Motor di Jatim Diperpanjang, Warga Tak Usah Bayar hingga 31 Juli 2020
"Saya bisa produksi, tapi tidak bisa menjual. Karena pasar saya di beberapa kota terdampak pandemi. Tidak bisa buka dan ini jelas berdampak pada saya," jelas dia.
Ia mencontohkan, biasanya di lebaran, ia mendapatkan banyak pesanan.
Namun, lebaran kali ini, pesananannya menurun drastis sampai 50 persen lebih.
"Jelas, new normal menjadi harapan. Dalam benak saya, new normal, saya bisa berjualan lagi dan pasar mulai normal kembali," papar dia.
Penulis: Galih Lintartika
Editor: Arie Noer Rachmawati
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/ilustrasi-apa-itu-new-normal-di-tengah-pandemi-corona.jpg)