Virus Corona di Sidoarjo
Jalan Kampung Wonocolo Sidoarjo Ditutup, Gang Dipasangi CCTV, Melanggar? Bakal Diwejangi Lewat ini
Semua akses jalan menuju perkampungan penduduk di Kelurahan Wonocolo, Kecamatan Taman, Sidoarjo ditutup.
Penulis: M Taufik | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Semua akses jalan menuju perkampungan penduduk di Kelurahan Wonocolo, Kecamatan Taman, Sidoarjo ditutup.
Selain dipasangi portal, juga ada petugas dan relawan yang berjaga di sana.
Dari lima akses yang ada, hanya dua bisa dibuka. Yakni satu akses jalan utama, dan satunya jalan kecil menuju pasar yang cuma boleh untuk pejalan kaki melintas.
• Kepala SMA di Pacitan Positif Covid-19, Gugus Tugas Jatim Mulai Tracing: Cari Sumber Penularan
Di jalan utama perkampungan yang sedang menjalankan program Kampung Tangguh itu, semua orang yang keluar masuk diperiksa ketat.
Warga setempat yang hendak keluar, harus menunjukkan surat keterangan dari RT RW perihal tujuannya.
"Mau ke mana?" tanya seorang penjaga Posko Check Point kampung tangguh Kelurahan Wonocolo kepada seorang pengendara motor yang hendak melintasi posko.
Pengendara motor itu menjelaskan tujuannya untuk berkunjung ke rumah salah satu warga di kampung itu.
Relawan dan penjaga posko lantas menghubungi warga setempat seperti yang disebut, dan baru mengizinkan pengendara motor masuk setelah tujuannya pasti serta terkonfirmasi.
• Miris, Gajah Hamil Diberi Warga Nanas Isi Petasan, Mati Berdiri di Sungai dengan Mulutnya Hancur
• Akhirnya Indonesia Bisa Hasilkan Vaksin Virus Corona, Kabar Bahagia dari Pemerintah, Cuma 1 Kendala
Dari posko tersebut, suasana gang-gang di dalam kampung bisa dipantau dari sebuah monitor besar yang terkoneksi dengan enam kamera CCTV yang terpasang di sejumlah titik di dalam kampung. Ada enam kamera pingintai di sana.
Ketika ada warga yang melanggar dan terlihat dalam monitor, seperti tidak pakai masker dan sebagainya, petugas bisa langsung memberi peringatan jarak jauh.
"Melalui mikrofon ini. Bisa didengar di kampung, karena di dalam sudah terpasang sejumlah pengeras suara yang terkoneksi dengan posko," kata Lurah Wonocolo Mohamad Cholis sambil menunjukkan mic di posko tersebut.
Pembatasan super ketat di kampung itu dilakukan karena penyebaran Covid-19 di sana cukup tinggi belakangan ini. Terhitung ada 35 pasien positif di sana.
• Kabar Bahagia, Indonesia Mampu Hasilkan Vaksin Virus Corona Sendiri, Menristek Ungkap 1 Kendala
Sebagian menjalani perawatan di rumah sakit, sebagian menjalani karantina mandiri di rumah. Yang meninggal dunia sudah 5 orang.
Cholis menyebut saat ini kondisi Kelurahan Wonocolo sangat memprihatinkan.
Pihaknya berharap dengan dibentuknya kampung tangguh seperti ini akan menekan penyebaran Covid-19 di sana.
"Di sini juga ada beberapa Satgas yang dibentuk. Selain bertugas jaga, ada satgas pangan yang melibatkan ibu-ibu PKK untuk mengelola dapur umum, Satgas kesehatan yang melibatkan Puskesmas Taman dan bidan desa, serta Satgas Keamanan yang melibatkan Linmas dan karang taruna dan warga," ungkapnya.
Ada pula satgas pemakaman yang terdiri dari tim penggali kubur dan mudin desa. Dan asa satgas penyuluhan Covid-19 Kampung Tangguh Semeru Kelurahan Wonocolo.
• Mal Pelayanan Publik Sidoarjo Jadi Tempat Isolasi OTG Corona, Rencana 5 Hotel Gagal, Cuma Deal 1
Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji sempat meninjau posko kampung tangguh tersebut, Kamis siang.
Dia berbincang dengan petugas dan sempat memantau kondisi kampung lewat layar minitor yang ada.
"Sejumlah titik dengan tanda merah ini berarti lokasi rumah yang sedang menjalani isolasi mandiri. Sementara garis kuning yang melingkari peta ini merupakan batas wilayah Kampung Tangguh," ujar Sumardji sambil menunjuk layar monitor bergambar peta dengan sejumlah data di posko tersebut.
Ketika mamantau CCTV, kapolres sempat melihat beberapa orang berjalan tanpa mengenakan masker.
Dia pun langsung mengambil mic dan memperingatkan warga tersebut melalui pengeras suara yang terpasang di sana.
"Dengan pantauan seperti ini, penjagaan lebih efektif. Termasuk pantauan terhadap warga yang sedang menjalani isolasi mandiri," ungkap Sumardji.
Kampung Tangguh Wonocolo mulai diaktifkan, Rabu (3/6/2020). Dan Kamis (4/6/2020) siang, program itu dilaunching oleh Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin di Balai Kelurahan Wonocolo.
"Dibutuhkan kebersamaan dalam penyelesaian masalah Covid-19. Kebersamaan tersebut dapat dilihat dari kampung tangguh yang dibentuk ini," kata Cak Nur, panggilan Nur Ahmad di sela acara.
Menurutnya, Kampung tangguh seperti ini dapat memperkuat promotif, preventif maupun kuratif penanganan Covid-19. Selain itu masalah dampak sosial dari pendemi Covid-19 juga diyakini bisa terselesaikan di tingkat desa atau kelurahan itu sendiri.
Politisi yang juga menjabat sebagai Wakil Bupati Sidoarjo ini menekankan pentingnya sosialisasi dan edukasi kepada warga.
Perangkat desa dan satgas diharap terus mengedukasi masyarakat. Utamanya agar tidak ada stigma negatif kepada warga yang terpapar.
"Semua harus tetap berhubungan dan bersilaturrahmi dengan baik. Namun tetap menerapkan protokol kesehatan. Saya mohon pak Lurah, pak RT pak RW setiap hari di ketuk pintu rumah warga yang sedang karantina mandiri. Disapa, diajak ngomong dengan jarak dua meter, dan sama-sama pakai masker. Kita support mereka, agar lebih cepat sembuh," pesannya.
Penulis: M Taufik
Editor: Arie Noer Rachmawati