Virus Corona di Surabaya
Kantor Disbudpar Surabaya Bakal Tutup Dua Pekan, Seluruh Pegawai Jalani Rapid Test Covid-19
Kantor Disbudpar Kota Surabaya akan ditutup sementara selama dua minggu ke depan. Hal itu setelah ada temuan kasus Covid-19.
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya (Disbudpar) akan ditutup sementara selama dua minggu ke depan.
Hal itu lantaran ada temuan kasus virus Corona atau Covid-19.
Terhitung sejak Senin (8/6/2020) hingga 14 hari ke depan, seluruh pegawai dan karyawan Disbudpar Kota Surabaya dirumahkan.
Hal itu dilakukan setelah diketahui, ada temuan kasus Covid-19.
Pertama, salah seorang staf yang mengalami gejala mirip virus Corona dan sudah dilakukan tes swab.
Selain itu, juga ada keluarga dari salah satu staf yang meninggal terpapar virus Corona.
• Besok Atlantis Land Surabaya Kembali Buka, Terapkan Protokol Covid-19 Ketat: Sterilisasi Tiap 2 Jam
• Tim Unair Beber Hasil Evaluasi PSBB Surabaya Raya, Attack Rate Surabaya 94,1, WASPADA: Diperpanjang?
"Ada dua kasus, tapi yang satu kasus ini belum tahu," kata Kabag Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara, Senin (8/6/2020).
Hasil tes swab dari salah seorang staf yang mengalami gejala mirip Covid-19 memang belum keluar.
Jadi, Febriadhitya Prajatara mengaku belum bisa memastikan terkait positif tidaknya.
Namun demi antisipasi penularan, kantor yang berada di Gedung Siola ini harus ditutup selama dua pekan.
• PPDB Surabaya 2020, Calon Siswa SDN Bakal Diprioritaskan Usia di Atas 7 Tahun, Baru Jarak Rumah
• Detik-detik Nasib PSBB Surabaya Diperpanjang atau Tidak, Sikap Beda Risma & Khofifah: Epidemiologi
Selain itu, juga sudah dilakukan rapid test massal untuk seluruh pegawai dan karyawan Disbudpar Kota Surabaya.
Febriadhitya Prajatara mengungkapkan, dalam tes cepat itu, ada sekitar 16 orang yang reaktif Covid-19.
Juga dilanjutkan dengan tes swab, namun juga hasilnya memang belum keluar.
"Sehingga diputuskan untuk lockdown jadi semua stafnya ini diperiksa," ungkap Febriadhitya Prajatara.
Editor: Dwi Prastika