Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

UPDATE Surabaya Transisi New Normal: Risma Minta Tempat Ibadah Tak Pakai AC, Soal Protokol Kesehatan

Inilah update terbaru informasi seputar Surabaya memasuki masa Transisi New Normal, satu di antaranya Risma minta tempat ibadah tak pakai AC.

Penulis: Ignatia | Editor: Januar
Yusron nauval/tribunjatim.com
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat ditemui disela meninjau progres perbaikan Stadion GBT, Minggu (7/6/2020). 

TRIBUNJATIM.COM - Mari simak informasi terbaru terkait masa transisi New Normal yang sedang dijelang Surabaya Raya.

Masa PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di Surabaya dan Jatim sekitarnya telah ditiadakan per Senin (8/6/2020).

Agar bisa menekan penyebaran virus corona atau Covid-19 di Surabaya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terus mensosialisasikan penerapan protokol kesehatan.

Yang terbaru, Risma kini mensosialisasikan aturan baru bagi beberapa rumah ibadah di Surabaya.

PSBB Surabaya Berakhir, Risma Ajukan Contoh Peraturan Baru, Ada Masa Transisi 14 Hari ke New Normal

Wali Kota Risma Bahas New Normal Rumah Ibadah, Komunikasi dengan Pemuka Agama, Gini Gambarannya

Berikut update informasi terupdate per hari Kamis (11/6/2020).

Risma Minta Tempat Ibadah di Surabaya Tak Gunakan AC

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terus mensosialisasikan penerapan protokol keshatan saat Covid-19 atau virus Corona masih mengancam warga Kota Pahlawan.

Kali ini Wali Kota Risma menjalin komunikasi dengan pemuka agama di Surabaya supaya menerapkan protokol kesehatan secara ketat di rumah ibadah, Rabu (10/6/2020).

"Mulai kemarin kita sudah membuat protokol-protokol atau tatanan di tengah pandemi ini," kata Risma, usai melakukan komunikasi daring dengan pemuka agama, Rabu (10/6/2020).

Risma mengaku sudah menyiapkan poin-poin penting di masa transisi ini.

Nantinya, hal itu bakal dikeluarkan dalam bentuk surat edaran (SE) untuk diterapkan di lingkungan tempat ibadah.

Salah satu yang disebutkan Risma, pengurus tempat ibadah harus menyiapkan petugas-petugas atau relawan guna menjaga di pintu masuk area tempat ibadah.

Kisah Pilu Janda Hamil Batal Nikah, Calon Suami Tak Muncul di Hari H, Malu Berujung Libatkan Polisi

Tugasnya nanti adalah melakukan screening atau pengecekan suhu tubuh.

Selain itu, Risma juga minta para pengurus rumah ibadah untuk menyiapkan sabun cuci tangan.

Harus mengatur jarak dan tidak melebihi separuh kapasitas. Kemudian juga tidak menggunakan AC maupun karpet.

Risma juga mengatakan, pengurus nantinya harus melakukan sosialisasi kepada jamaahnya.

Diantaranya, bila ada yang merasa sakit, seperti batuk, sesak, maupun flu agar diimbau untuk tidak dulu beraktifitas di rumah ibadah.

Sebab, antisipasi virus corona ini memang harus terus dilakukan.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat bertemu dengan jajaran kepolisian
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat bertemu dengan jajaran kepolisian (ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM)

Risma memang mengaku memiliki perhatian di tempat ibadah ini. Sebab, sebelumnya ditemukan klaster di rumah ibadah. Dia tak ingin hal itu kembali terjadi.

Hal itu menjadi penting, lantaran di Surabaya tak sedikit yang masuk kategori OTG atau orang tanpa gejala. Sehat secara fisik, namun dia bisa carrier atau dapat menularkan kepada orang lain.

"Karena itu kita harus memiliki protokol-protokol yang ketat," kata Wali Kota perempuan pertama di Surabaya itu.

Untuk diketahui, komunikasi via teleconference itu dilakukan Risma dan diikuti oleh tokoh agama, seperti takmir masjid atau musala, serta para pengurus Gereja, Vihara, dan Kelenteng di Surabaya.

Selain itu, diikuti pula Kapolrestabes Surabaya, Kapolres Tanjung Perak dan Danrem 084/Bhaskara Jaya beserta Dandim Surabaya Timur, Selatan, dan Utara.

VIRAL Biaya Berobat Corona Nyaris Rp 70 Juta, Mantan Pasien Kuak Kuitansi: Keluar Aja, Kalian Tajir!

Risma Minta Pengelola Mal Menjamin Protokol Kesehatan

Seluruh pusat perbelanjaan dan restoran di Surabaya didorong untuk terus disiplin menjalankan protokol kesehatan di masa new normal nantinya. Bahkan, sejak saat ini harus sudah mulai menerapkan hal itu dengan ketat.

Hal itu mengemuka dalam komunikasi daring antara Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini bersama Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur, Rabu (10/6/2020).

"Yang harus kita lakukan adalah disiplin untuk aturan protokol kita, kalau kita mau tidak lockdown, maka kita harus disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan," kata Risma.

Menurut Risma, gagasan demikian dinamakan sebagai mal tangguh. Hal itu merupakan salah satu usulan dari kepolisian setelah Pemkot membentuk kampung tangguh di seluruh RW.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat ditemui disela meninjau progres perbaikan Stadion GBT, Minggu (7/6/2020).
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat ditemui disela meninjau progres perbaikan Stadion GBT, Minggu (7/6/2020). (Yusron nauval/tribunjatim.com)

Dalam situasi seperti ini, protokol kesehatan menjadi hal mutlak dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 serta tetap membuat perekonomian berputar. Risma mengatakan, keduanya tetap menjadi perhatian.

Sebab, lanjut Risma, meski PSBB sudah berhenti namun situasi memang belum sepenuhnya aman.

Sehingga, Risma nantinya bakal mengatur secara lengkap protokol kesehatan yang menyasar semua sektor, termasuk pusat perbelanjaan, restoran dan kafe.

"Kita bersama-sama harus yakin bahwa kita bisa melakukan ini, kepercayaan ini kita jaga penuh dan seluruh elemen masyarakat harus mengerti protokol kesehatan ini," tuturnya.

Salah satu protokol yang harus dilakukan diantaranya harus memastikan pengunjung yang masuk sudah memakai masker dan cuci tangan sebelum masuk.

Petugas keamanan di sebuah hotel di Kota Batu mengecek suhu petugas yang datang untuk memantau persiapan beroperasinya hotel di waktu kenormalan baru. protokol seperti itu diterapkan oleh hotel-hotel yang ada di Kota Batu.
Petugas keamanan di sebuah hotel di Kota Batu mengecek suhu petugas yang datang untuk memantau persiapan beroperasinya hotel di waktu kenormalan baru. protokol seperti itu diterapkan oleh hotel-hotel yang ada di Kota Batu. (ISTIMEWA)

Lalu, di dalam harus diatur akses jalan dengan dibuat one way atau satu arah.

Kemudian, di kasir atau tempat pembayaran harus dibuat semacam pembatas yang menjadi sekat antara penjual dan pembeli.

Risma tak menampik memang tak mudah mengubah kebiasaan warga. Apalagi, Pemkot Surabaya tidak bisa memantau setiap pengunjung mal atau restoran yang datang.

Namun, dia yakin jika komitmen itu dibangun oleh seluruh pihak maka bukan tidak mungkin hal itu terjadi.

"Karena itu saya membutuhkan support dan dukungan untuk bisa kita disiplin dan menjaga protokol kita secara ketat,” tambahnya.

BERITA TERPOPULER JATIM: Jambret Tertangkap Karena Bensin Habis hingga Warga Larikan Jenazah Corona

Protokol kesehatan di transportasi umum

Ada beberapa kebiasaan baru yang harus diterapkan saat naik transportasi umum seperti Lyn, Bus Kota dan lain-lain.

Melansir dari instagram @dishubsurabaya, sejumlah kebiasaan baru ini merupakan protokol kesehatan untuk mencegah terjadinya penularan virus corona atau COVID-19.

Berikut protokol kesehatan saat di transportasi umum:

- Pastikan kondisi tubuh sedang sehat

- Hindari memegang tiang/pegangan yang berbeda serta hindari berpindah-pindah lokasi tempat duduk.

- Bawa hand sanitizer saat keluar rumah. Gunakan ketika terpaksa menyentuk fasilitas umum.

- Gunakan masker dengan baik dan benar saat keluar rumah.

- Jaga jarak minimal 1,5 meter dengan orang lain.

- Gunakan pembayaran non tunai

- Gunakan helm pribadi

"#koncodishub ada beberapa kebiasaan baru yang harus kita terapkan saat naik transportasi umum, contohnya @suroboyobus , Lyn, Bus Kota dan lain-lain.

Yuk kita simak beberapa protokol kesehatan naik Transportasi umum di atas

Patuhi aturan protokol kesehatan tersebut yaaaa supaya semuanya lekas kembali pulih" tulis @dishubsurabaya

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved