Virus Corona di Trenggalek
Masuk New Normal, Acara Hiburan dan Hajatan Masih Ditiadakan di Trenggalek
Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur secara bertahap akan menerapkan era kenormalan baru alias new normal.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur secara bertahap akan menerapkan era kenormalan baru alias new normal.
Tapi, pelaksanaannya akan tetap ketat. Berbagai kegaiatan yang punya risiko besar penyebaran virus Corona atau Covid-19 masih ditiadakan.
Salah satunya, yakni sektor hiburan. Berbagai pertunjukan seperti konser musik, pentas seni, dan hajatan pernikahan belum boleh digelar.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin berkeyakinan, aturan pembatasan maksimal jumlah pengunjung dalam satu gedung atau tempat maksimal 30 orang akan susah untuk ditaati.
"Kecuali bila dilakukan secara live dan penonton [atau tamunya] dari rumah masing-masing," kata pria yang akrab disapa Mas Ipin, saat sosialisasi langkah penerapan kenormalan baru, Senin (15/6/2020).
Meski demikian, beberapa sektor kegiatan bisa berjalan asal mematuhi protokol kesehatan.
• 4 Tersangka Ambil Paksa Jenazah Covid-19 Berstatus OD, Dikarantina di RS Bhayangkara Surabaya
• Update Dugaan Pembunuhan Pria Sidoarjo, Polisi Periksa 10 Saksi
• Buntut Yuni Shara Tulis soal Ibu Sambung, Dituduh Sindir Anang-KD & Hapus Caption: Orang Berpersepsi
Seperti kegiatan peribadatan, aktivitas di pondok pesantren, pusat perbelanjaan, dan layanan kesehatan.
Ia mencontohkan, warga bisa menggelar pengajian atau yasinan di era kenormalan baru. Sebelumnya, aktivitas ini dilarang sejak pandemi virus Corona atau Covid-19 menyerang.
Tentunya, jumlah peserta dan tata cara pelaksanaannya berbeda dengan zaman sebelum pandremi virus Corona atau Covid-19 muncul.
Untuk memantau kepatuhan dalam menerapkan protokol kesehatan, pria yang akrab disapa Mas Ipin itu meminta gugus tugas tingkat desa untuk terus memantau.
"Bila ada kasus penyebaran Covid-19 melalui klaster ini, yang diakibatkan kelalaian tidak mematuhi protokol kesehatan, gugus tugas desa bisa menghentikannya," tuturnya kepada TribunJatim.com.
Ia berharap, warga memahami pembatasan-pembatasan yang masih ada di era new normal. Pemkab, kata dia, tak ingin era ini justru meningkatkan risiko penularan virus Covid-19.
"Sebab menerapkan new normal tanpa menginventarisir resiko bagi kami adalah sebuah tindakan yang konyol," pungkasnya. (aflahulabidin/Tribunjatim.com)