Virus Corona
Pilu, Kuburan Lama di Negara ini Dibongkar Demi Makamkan Jenazah Pasien Covid-19, Tak Ada Ruang Lagi
Negara ini harus membongkar kuburan lama demi bisa memakamkan jenazah pasien Covid-19.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM - Negara ini harus membongkar kuburan lama demi bisa memakamkan jenazah pasien Covid-19.
Pasalnya, tak ada lagi ruang atau tempat tersisa untuk memakamkan jenazah pasien positif Covid-19 atau virus Corona itu.
Simak berita selengkapnya.
• 1 Pegawai Dispendik Gresik Meninggal Status PDP Corona, 117 Orang Bakal Rapid Test Selama Seminggu
Peristiwa pilu ini baru saja terjadi di Brasil.
Melansir dari Intisari ( grup TribunJatim.com ), korban pasien Covid-19 yang tewas di Brasil, telah melampaui total negara-negara di Eropa.
Hal itu menadikan negara dari benua Amerika ini terbanyak kedua setelah Amerika Serikat.
Sementara itu negara itu juga mengalami masalah besar dalam hal memakamkan mayat pasien Covid-19, sehingga mereka melakukan hal yang mengejutkan.
• UPDATE CORONA di Kota Malang Senin 15 Juni, Kasus Positif Covid-19 Tambah 2 Orang, Kluster Keluarga

Diberitakan Daily Mirror pada Senin (15/6/2020), Brasil dipaksa menggali kembali makam orang yang telah lama meninggal.
Tujuannya adalah mendapatkan ruang lebih untuk memakamkan pasien Covid-19.
Saat ini di Brasil jumlah orang yang tewas akibat Covid-19 mencapai 42.791, dengan 851.000 kasus yang sudah diketahui.
Hal ini membuat Brasil menjadi negara terparah kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
Negara ini menjadi pusat penyebaran virus Corona di Amerika Selatan dan kematian tertinggi di Sao Paulo dengan 5.840 menjadikannya daerah terparah di benua itu.
• Kasus Baru Corona di China, Muncul Masa Darurat Lagi, Apa yang Terjadi? Kembali Berawal dari Pasar
Sementara masalah pemakaman membuat negara itu memutar otak untuk menyelesaikannya.
Solusi yang dilakukan Brasil saat ini adalah, melakukan penggalian massal kuburan lama, untuk memberikan ruang jenazah baru pasien Covid-19.
Menurut keterangan dari layanan pemakaman kota Sao Paulo, mengatakan, sisa-sisa mereka yang meniggal setidaknya 3 tahun lalu akan digali kembali.