Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Warga Kabupaten Madiun Penerima BPNT Keluhkan Beras Bantuan Berkutu, Dinsos Diminta Telusuri Pemasok

Kepala Desa Purworejo Madiun, Suprayogi, mengaku sejumlah warga mengeluhkan beras bantuan berkutu BPNT ke pemerintah desa.

Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM/RAHADIAN BAGUS
Sejumlah warga penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Desa Purworejo, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, mengeluhkan kualitas beras bantuan berkutu, Selasa (30/6/2020). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Rahadian Bagus

TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Sejumlah warga penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Desa Purworejo, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, mengeluhkan kualitas beras bantuan berkutu.

Kepala Desa Purworejo, Suprayogi, mengaku sejumlah warga mengeluhkan beras bantuan BPNT ke pemerintah desa.

Warga mengeluhkan kualitas beras yang diterima melalui bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) itu.

Dia menuturkan, beras bantuan tersebut dianggap tidak layak konsumsi, dan berkutu.

Warga meminta kualitas beras bantuan diperbaiki lagi sehingga lebih layak untuk dikonsumsi.

"Baru kali ini beras bantuan yang diterima keluarga penerima manfaat (KPM) tidak layak. Sebelumnya tidak pernah ada keluhan terkait beras tidak layak seperti sekarang," kata Suprayogi, Selasa (30/6/2020).

Pertahankan Status Zona Hijau dan Cegah Penyebaran Covid-19, Pemkot Madiun Luncurkan Pendekar Waras

Hari Bhayangkara ke-74, Polres Madiun Dibantu TNI Bersihkan Tempat Ibadah dan Taman Makam Pahlawan

Suprayogi menuturkan, warga penerima BPNT mengambil beras di e-Warung yang ada di desa setempat. Beras bantuan tersebut distok oleh Bulog.

Suprayogi menuturkan, di desanya ada sebanyak 216 KPM yang menerima beras bantuan tersebut. Namun, hanya beberapa warga saja yang mengeluhkan kondisi beras tidak layak konsumsi itu.

Pihaknya telah melaporkan temuan ini kepada Bulog.

Pemerintah desa meminta kepada pihak Bulog agar memperbaiki kualitas beras yang diberikan kepada warga penerima bantuan.

Pemkot Madiun Rintis Sekolah Tangguh, Kepsek hingga Petugas Kebersihan Jadi Pendekar Waras

34 Tenaga Medis di Tulungagung Terinfeksi Covid-19, Paramedis Terbanyak, Mayoritas Sudah Sembuh

Sementara itu, Kepala Perum Bulog Sub Divre 4 Madiun, Ahmad Mustari, ketika dikonfirmasi mengatakan beras program BPNT di Desa Purworejo yang berkutu dan tidak layak konsumsi itu bukan beras dari Bulog.

Beras untuk BPNT tidak hanya berasal dari Bulog, tetapi juga diambil dari supplier lain.

"Tidak semua beras untuk program BPNT dari Bulog. Ada juga supplier yang tidak mengambil beras dari kita. Kan ada supplier lokal. Jangan dikatakan semua beras BPNT ambil dari Bulog," katanya.

Mustari menyayangkan adanya peristiwa beras bantuan yang tidak layak dikonsumsi itu.

Jalan Baru Selesai Dibangun di Atas Makam Kota Madiun Dibongkar, Ahli Waris Sayangkan Pembangunan

UPDATE Sebaran Virus Corona di 34 Provinsi Indonesia Senin 29 Juni, Kasus Baru Terbanyak Jawa Timur

Dia juga sudah meminta Dinas Sosial Kabupaten Madiun supaya menelusuri siapa yang memasok beras berkutu tersebut.

"Tidak mungkin kami memberikan beras yang tidak layak konsumsi. Secara pribadi saya prihatin," imbuhnya. 

Editor: Dwi Prastika

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved