Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona

FAKTA TERKINI Virus Corona, Varian Baru Lebih Cepat Menular Dibanding Asli, 'Bereplikasi Lebih Baik'

Ilmuwan berhasil membuktikan varian baru virus Corona lebih cepat menular dibanding yang pertama kali muncul.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Sudarma Adi
Freepik
ILUSTRASI Pandemi virus Corona atau Covid-19. 

TRIBUNJATIM.COM - Kembali ditemukan Fakta terbaru tentang virus Corona atau Covid-19.

Ilmuwan berhasil membuktikan varian baru virus Corona lebih cepat menular dibanding yang pertama kali muncul.

Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?

Simak ulasan lengkapnya.

VIRAL Curhat Terakhir Pria Sebelum Meninggal, Tertular Corona setelah Hadiri Hajatan: Kebodohan Saya

Covid-19 atau virus Corona yang menjadi pandemi dunia saat ini, menurut studi baru, memiliki variasi genetik berbeda dibandingkan yang berasal dari China.

Seperti diketahui, virus pertama kali mewabah di China yang kemudian dikenal sebagai Coronavirus Disease ( Covid-19), hingga saat ini telah menginfeksi hampir 11 juta orang di seluruh dunia.

Studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Cell, Kamis (2/7/2020), menunjukkan bahwa mutasi virus Corona baru ini lebih menular di antara manusia dibandingkan dengan iterasi sebelumnya.

"Saya pikir data menunjukkan bahwa ada satu mutasi yang benar-benar membuat virus dapat bereplikasi lebih baik dan mungkin memiliki viral load yang tinggi," kata Anthony Fauci, spesialis penyakit menular Amerika Serikat, saat berkomentar di Journal American Medical Association, dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Sabtu (4/7/2020).

ILUSTRASI Virus Corona
ILUSTRASI Virus Corona (Freepik)

Para peneliti dari Los Alamos National Laboratory di New Mexico dan Duke University di North Carolina bekerja sama dengan tim peneliti Covid-19 Genome dari University of Sheffield Inggris menganalisis sampel genom yang diterbitkan GISAID.

Mereka menemukan varian virus Corona saat ini yang disebut dengan D614G membuat perubahan kecil, tetapi berpotensi mengubah protein spike yang menonjol di permukaan virus.

Seperti diketahui protein spike adalah bagian virus Corona yang digunakan untuk menyerang dan menginfeksi sel manusia.

Alasan Vaksin Corona Indonesia Cuma Diberi ke Orang Terpilih Saja, Padahal Faktor Penentu Hidup-Mati

Melansir Science Alert, Jumat (3/7/2020), pertama kalinya, para ilmuwan mengunggah makalah tersebut di situs pracetak medis bioRxiv pada April lalu.

Kendati demikian, makalah itu sempat mendapat kritik karena para ilmuwan tidak membuktikan bahwa mutasi itulah yang bertanggung jawab atas dominasi.

Namun, mereka kemudian melakukan serangkaian percobaan.

Tim peneliti ini menganalisis data 999 pasien Covid-19 di Inggris yang dirawat di rumah sakit.

Sempat Berada pada Zona Orange, Lamongan Kini Kembali Berstatus Zona Merah Covid-19, Ini Penyebabnya

pengamatan yang dilakukan, pasien-pasien tersebut memiliki lebih banyak partikel virus Corona, tetapi tanpa mengubah keparahan penyakit yang diderita pasien itu.

Sementara itu, eksperimen di laboratorium menunjukkan varian virus Corona yang ditemukan itu tiga hingga enam kali lebih mampu menginfeksi sel manusia.

"Tampaknya itu adalah virus yang paling fit," kata Erica Ollmann Saphire, yang melakukan salah satu eksperimen di La Jolla Institute for Immunology.

Pernikahan Berakhir Nestapa, Pria Tewas 2 Hari Seusai Nikah karena Corona, Nyaris 100 Orang Positif

Nathan Grubaugh, ahli virus di Yale School of Public Health yang bukan bagian dari tim penelitian ini, mengatakan, meluasnya varian, baik melalui seleksi alam maupun kebetulan, berarti varian virus Corona yang saat ini adalah pandemi.

Grubaugh menambahkan, bagi masyarakat umum, hasil studi ini tidak banyak mengubah.

Kendati demikian, masih diperlukan studi lain untuk menentukan apakah ini memengaruhi pengembangan obat atau vaksin.

"Namun, kami tidak berharap D641G akan mengubah langkah-langkah pengendalian pandemi, atau membuat infeksi jadi lebih buruk," kata dia.

ILUSTRASI Pandemi Virus Corona
ILUSTRASI Pandemi Virus Corona (Freepik)

Sementara itu, penyebaran virus Corona secara global, masih terus bertambah dari hari ke harinya.

Melansir data dari laman Worldometers, hingga Sabtu (4/7/2020) pagi, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 11.179.255 (11,1 juta) kasus.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 6.266.504 (6,2 juta) pasien telah sembuh, dan 528.367 orang meninggal dunia.

Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 4.384.386 dengan rincian 4.325.562 pasien dengan kondisi ringan dan 58.824 dalam kondisi serius.

Kapolres Malang Minta Warga Tetap Waspada Covid-19: Tak Ragu Bubarkan Acara yang Timbulkan Kerumunan

Berikut update 10 negara dengan jumlah kasus virus Corona terbanyak:

1. Amerika Serikat, 2.890.388 kasus, 132,101 orang meninggal, total sembuh 1.210.792

2. Brasil, 1.543.341 kasus, 63.254 orang meninggal, total sembuh 945.915

3. Rusia, 667.883 kasus, 9.859 orang meninggal, total sembuh 437.893

4. India, 649.889 kasus dan 18.669 orang meninggal, total sembuh 394.319

5.Spanyol, 297.625 kasus dan 28.385 orang meninggal

Pasien Corona Santai ke Warung, 7 Gelas Pelanggan Pecah Ditinggal Lari, Ketahuan karena Bekas Infus

6. Peru, 295.599 kasus, 10.226 orang meninggal, total sembuh 185.852

7. Cile, 288.089 kasus, 6.051 orang meninggal, total sembuh 253.343

8. Inggris, 284.276 kasus dan 44.131 orang meninggal

9. Italia, 241.184 kasus, 34.833 orang meninggal, total sembuh 191.467

10. Meksiko, 238.511 kasus, 29.189 orang meninggal, total sembuh 142.593

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ilmuwan Buktikan Lagi, Virus Corona Saat Ini Lebih Menular dan Beda dari Aslinya".

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved