Siswa Belajar Online Akibat Pandemi Covid-19, 16 Bus Sekolah di Kota Malang Berhenti Beroperasi

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sylvianita Widyawati

TRIBUNJATIM.COM - 16 armada bus sekolah yang dikelola Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Malang berhenti beroperasi.

Hal ini karena siswa menjalani pembelajaran dari rumah.

"Karena ada pandemi Covid-19, maka tidak ada pembelajaran tatap muka," jelas Kepala Dinas Dikbud Kota Malang, Zubaidah, saat pertemuan antara ketua yayasan dan kepala sekolah di aula SMKN 2.

Karena disubsidi pemerintah, maka siswa Kota Malang bisa menikmati bus sekolah yang memiliki sejumlah tujuan dengan gratis.

Biasanya, armada ini yang mengantar siswa ke sekolah atau pulang ke rumahnya.

Armada busnya bersih dan ber-AC.

Karena tidak operasional, maka bisa menghemat anggaran Dikbud.

• Gedung Disterilkan, Layanan Bank BRI Kota Malang Tetap Berjalan, Nasabah Mau Transaksi Dijamin Aman

• BPJS Kesehatan Cabang Malang Beri Edukasi Calon Dokter Spesialis UB Soal Regulasi di Era JKN-KIS

Efisiensi anggaran bisa dilakukan karena ditiadakannya berbagai lomba karena kondisi saat ini.

Seperti lomba UKS, Green School dan lain-lain.

Pada 2020, Dikbud mendapat anggaran Rp 205 miliar lebih.

Dana ini sudah dikurangi untuk penanganan Covid-19 di Kota Malang.

Dari angka itu, sebanyak Rp 24 miliar atau 12 persen antara lain untuk operasional dinas, SKB, ruang pengawas dua dan ruang arsip.

• 133 Orang Tak Hadir di UTBK SBMPTN 2020 Unej, Peserta yang Punya Kendala Kesehatan Diminta Melapor

• Peserta UTBK Curhat di IG Hasil Rapid Test Mendadak Diganti Reaktif, Unair Ungkap Fakta: Semua Clear

Dari pantauan TribunJatim.com, bus sekolah adalah salah satu pilihan transportasi siswa Kota Malang. Sebab moda yang dipakai cukup beragam.

Ada yang diantar orangtua, naik angkutan umum termasuk naik ojek online.