Korda BPNT Gresik Mengakui Jika Banyak Masalah Soal Penyaluran Bantuan
Koordinator daerah Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Kabupaten Gresik, Suwanto angkat bicara. Pria asal Kecamatan Dukun ini mengakui jika masih banyak
Penulis: Willy Abraham | Editor: Yoni Iskandar
Seperti contoh, di wilayah Kecamatan Cerme. Disana ada tiga nama suplier yang menyiapkan komoditi BPNT. Masing-masing suplier menyiapkan 1.375 paket, 1.785 paket, dan 3.116 paket.
Sudah diarahkannya agen ke suplier itu yang selama ini membuat jumlah agen di Gresik tidak bertambah. Padahal dengan jumlah total 224 agen itu masih sangat kurang untuk memenuhi 92.529 KPM.
Suwanto menimpali jika jumlah agen di Gresik masih kurang.
"Untuk melayani 92.529 KPM itu dibutuhkan minimal sekitar 350 agen. Masih kurang 127 agen. Sudah kami tawarkan belum ada respon sampai sekarang," terangnya.
Pantauan di lapangan, penyaluran BPNT bulan Juli dilakukan di sejumlah tempat. Pantauan hari ini, penyaluran BPNT di Kecamatan Duduksampeyan, berada di dua Desa, yaitu Desa Gredek dan Desa Ambeng-ambeng Watangrejo.
Para KPM yang mengambil BPNT ini didominasi kaum perempuan. Setelah berhasil melihat BPNT yang diperoleh dua desa itu komoditi yang diterima KPM sama persis.
Yakni, beras 10 kg, telur 1 kg, daging setengah kilo, kentang 1kg, dan jeruk 1 kg. Bedanya, jika di Desa Gredek mendapatkan daging ayam, di Desa Ambeng-Ambeng Watangrejo mendapat daging ikan.
"Masih sama seperti bulan kemarin, bedanya berasnya lebih bagus bulan ini dibanding bulan kemarin," kata wanita yang baru saja pulang mengambil BPNT ini di Desa Gredek.
Sedangkan di Desa Ambeng-ambeng mengambil di balai desa. KKS milik warga dikumpulkan. Kemudian satu persatu dipanggil sesuai giliran.
Tapi para KPM itu terlihat pulang hanya membawa sembako berupa daging, telur, kentang, dan buah. Tidak terlihat membawa beras. Mereka dipanggil langsung mendapatkan barang berupa paketan itu, tidak ada proses layaknya jual beli.
Para penerima tidak bisa memilih.
"Berasnya masih belum datang. Cuman dikasih ini saja," kata perempuan yang berjalan kaki dari balai desa menuju rumahnya ini. (wil/Tribunjatim.com)