Curhat Soedarman Status Wabup Malang Tak Jelas, Terlanjur Cuti Jadi Dosen, Habiskan Waktu Buat Lagu
Kejelasan pelantikan Mohamad Soedarman sebagai Wakil Bupati Malang masih semu hingga kini.
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Kejelasan pelantikan Mohamad Soedarman sebagai Wakil Bupati Malang masih semu hingga kini.
Alhasil, pria berusia 53 tahun ini lebih memilih menghabiskan waktunya dengan menciptakan lagu.
"Sudah ada lima single lagu yang saya ciptakan untuk anak-anak saya saat ini guna mengisi waktu," ujar Soedarman saat ditemui di rumahnya yang berlokasi di Sudimoro, Kota Malang, Senin (20/7/2020).
• Tekan Penyebaran Covid-19, Kapolresta Malang Kota Berikan Arahan Di Polsek Kedungkandang
• Ecoton Temukan Kadar Klorin yang Tinggi di Sungai Brantas Malang: 5 Kali Lipat dari Batas Standar
Aktifitas bermain musik tersebut sejatinya sudah Soedarman sukai sejak masa kuliah.
"Saya memang hobi dalam bermusik. Anak-anak saya juga, mereka pernah ikut kompetisi pencarian bakat," beber Soedarman.
Soedarman memilih tak ambil pusing tentang kejelasan pelantikannya sebagai Wakil Bupati Malang.
"Saya juga inginnya hidup tenang bersama keluarga saya di rumah," beber dosen akuntansi di STIE Malang Kucecwara.
Bahkan, Soedarman telah mengajukan cuti di tempatnya ia bekerja karena mengira proses pelantikannya sebagai Wakil Bupati Malang, bakal berjalan lancar sesuai ekspetasi.
"Karena waktu itu saya positive thinking aja dan ingin mengabdi kepada Kabupaten Malang. Kan gak bisa dua jabatan sekaligus, sehingga saya cuti jadi dosen," tutur pria hobi olahraga ini.
Soedarman mengaku masih berpikir positif terkait pelantikannya sebagai Wakil Bupati Malang bakal terwujud, meski kepastian itu tak kunjung datang.
"Mengharapkan banget sih enggak. Cuma masih ada harapan," tutur pria asal Pamekasan Madura itu.
Dia juga sudah menanyakan kejelasan statusnya sebagai Wakil Bupati Malang terpilih kepada Bupati Malang, Muhammad Sanusi.
"Jawabannya ya selalu masih belum ada kabar dari Kemendagri (Kementrian Dalam Negeri). Kabarnya sudah diajukan suratnya," terangnya.
Soedarman pun kini sudah jarang berkomunikasi dengan Sanusi. Ia memaklumi kesibukan Sanusi sebagai orang nomor satu di Kabupaten Malang.
"Kira-kira terakhir kali komunikasi sekitar awal tahun ini (Januari 2020). Ya saya memaklumi beliau pak Bupati sibuk dengan aktifitasnya di Pemkab Malang," ujar pria yang pernah satu sekolah dengan Mantan Bupati Malang, Rendra Kresna ini.
Menyadari pelantikannya belum juga ada kejelasan, Soedarman menolak disebut menjadi sosok yang menelan harapan palsu alias PHP.
Kisahnya itu ternyata mengundang simpati dari mahasiswanya dan masyarakat.
"Pernah saya tiba-tiba mendapatkan WhatsApp turut prihatin dari mahasiswa saya, lalu ada yang bilang semangat ya pak. Padahal waktu itu saya tidak tahu apa-apa," beber Soedarman.
Soedarman juga membantah sebuah rumor yang menyebutkan dirinya bakal melayangkan gugatan terkait ketidakjelasan pelantikannya sebagai Wakil Bupati Malang.
"Saya tegaskan tidak melakukan gugatan. Ini karena belum ada surat resmi pelantikan. Jadi kiasannya belum ada hitam diatas putih dari Kemendagri, jadi ya buat apa melakukan gugatan," ungkapnya memberikan klarifikasi.
Sebagai informasi, usai Bupati Malang, Rendra Kresna tersandung kasus korupsi pada 2018, membuat Wakil Bupati Malang, Muhammad Sanusi secara otomatis menduduki jabatan N1.
Sanusi secara resmi dilantik sebagai Bupati Malang pada 17 September 2019.
Guna mengisi posisi jabatan Wakil Bupati Malang, Partai Nasional Demokrat (Nasdem) mengajukan sosok dari kalangan akademisi guna mendampingi Sanusi.
Nama, Mohamad Soedarman sempat mencuat ke publik setelah diketahui menang telak dalam pemilihan Calon Wakil Bupati Malang di DPRD Kabupaten Malang, Oktober 2019.
Kala itu Soedarman meraih 44 suara. Unggul telak atas pesaingnya, Abdul Rosyid Assadullah.
Namun, Surat Keputusan (SK) dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait pelantikan Wakil Bupati (Wabup) Malang terpilih belum juga ada kejelasan. Padahal Sanusi telah resmi bergandengan Didik Gatot Subroto dalam kontestasi Pilkada Kabupaten Malang, Desember 2020 mendatang.