Cerita Pilu Pekerja Sosial Kuburkan Jasad Tak Dikenal yang Ternyata Anaknya: Saya Perlakukan Spesial
Kisah pilu bapak di Pekalongan makamkan jasad tak dikenal. Ia tak menyangka jasad yang dimakamkannya itu anak kandungnya.
Penulis: Ficca Ayu Saraswaty | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM - Kisah pilu seorang pegawai Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan memakamkan jasad temuan warga tanpa identitas.
Bapak bernama Antariksa itu tak menyangka jasad yang semula dikiranya adalah anak punk ternyata jasad anak kandungnya.
Anak kandungnya itu telang hilang dan ia sudah mencarinya keberadaannya kemana-mana.
Setelah berbagai upaya dilakukan untuk mencari keberadaan Surya Maulana Putra (15) anaknya, Antariksa menemukan buah hatinya itu berselang tiga bulan.
Betapa sedihnya, setelah ditemukan ternyata anak bapak tersebut sudah berada dalam kuburan.
• Hari Bhakti Adhyaksa ke-60, Jaksa Agung Ingatkan Kerja Keras dan Netral untuk Sukseskan Pilkada 2020
• BREAKING NEWS: Pria Tulungagung Tewas di Pekarangan Rumah, Diduga Dibunuh Anak Kandung

Penemuan anak kandungnya dalam kondisi sudah dimakamkan ini, membuat Antariksa (48) dan Faekoh (48) warga Kelurahan Baros, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan berduka.
Karena Antariksa tak menyangka, sosok mayat lelaki yang dulu ditemukan warga di jalan Dr. Sutomo, Kelurahan Noyontaansari, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Jumat 24 April 2020 dan kemudian dimakamkan adalah anak kandungnya.
Ayah Surya, Antariksa yang setiap harinya bekerja sebagai Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) di Dinas Sosial, Kota Pekalongan tidak menyangka, jasad yang telah dikuburkan di TPU Sapuro itu ternyata anak kandungnya yang hilang sejak 18 April 2020.
Dia menyangka korban adalah anak punk.
Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata jasad tersebut merupakan Surya Maulana Putra (15), warga Kelurahan Baros, Kecamatan Pekalongan Timur, Jawa Tengah yang dilaporkan hilang 3 bulan yang lalu.
Surya merupakan anak nomor keempat dari Antariksa (48) dan Faekoh (48).
"Sejak hilang, setiap hari saya mencari keberadaannya. Pada saat pencarian dari siang hingga malam hari saya dibantu oleh Babinkamtibmas dan Babinsa," kata Nanang panggilan akrabnya Antariksa saat ditemui Tribunjateng.com (grup TribunJatim.com ), di rumahnya, Sabtu (18/7/2020).
Sehari setelah hilangnya Surya yang pergi tanpa kabar, pihaknya mendapatkan informasi dari teman Surya bahwa, anaknya pergi bersama KNP (17) alias NK warga Setono, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan (tersangka pembunuhan) di bantaran Sungai Klego, Kecamatan Pekalongan Utara.
Kemudian, dirinya mencari keberadaan NK (tersangka) dan diketahui berada di Setono.
• 7 Tempat di Kota Mojokerto Dapat Sertifikat SLO Protokol Kesehatan Covid-19, Ini Daftarnya!
• Tebus 1 Ekor Kambing Kurban Pakai Uang Koin, Pedagang Kira Bercanda, Ini Kisah Menyentuh di Baliknya
Setelah itu, NK dibawa di Kecamatan Pekalongan Timur untuk dimintai keterangan terkait hilangnya Suryo.
"Pada saat dimintai keterangan, NK mengaku bahwa pergi bersama Surya ke wilayah Bandar, Kabupaten Batang. Namun, dari keterangan NK bahwa Surya pergi duluan.
Padahal, anak saya itu tidak pernah menginap ke rumah orang lain dan membawa sepeda motor sendirian.
Karena tidak percaya, saya ditemani pak Babin dan Babinsa mencari ke Bandar mencari Surya tapi hasilnya nihil," imbuhnya.
Nanang menjelaskan, pada saat itu ia tidak menaruh curiga terhadap NK. Karena, dari hasil keterangan sangat mempercayai.
"Setiap hari ia mencari keberadaan anaknya. Hasilnya nihil terus. Banyak, teman saya dan orang yang curiga sama NK tapi tidak ada bukti sehingga saya pasrah pada Yang Maha Kuasa," jelasnya.
Seminggu hilangnya Surya, ia mendapatkan informasi adanya penemuan mayat di Jalan Dr. Sutomo, Kelurahan Noyontaansari, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan.
Saat ditemukan, mayat tersebut tidak ada identitasnya dan bahkan sudah tidak bisa dikenali karena tubuhnya sudah dikerubungi belatung.
"Penemuan mayat tersebut pada tanggal (24/4/2020). Tugas saya kan, sebagai pekerja sosial dan selalu mengurusi ketika ada mayat ditemukan tanpa identitas.
• Saksi Kunci Kematian Editor Metro TV Sebut Tahu Pelaku Pembunuhan, Polisi Ungkap Waktu Kematian Yodi
• Ajinomoto Luncurkan Masako Baru di Tengah Meningkatnya Kegiatan Masak di Rumah saat Pandemi Covid-19
Pada saat ditemukan, saya membatin tinggi badan dan kulit kakinya sama seperti anak saya, tapi wajah tidak bisa dikenali karena kulit sudah mengelupas dan banyak belatung.
Lalu, kepala saja sudah hampir lepas," kata Nanang.
Pihaknya juga menceritakan, pada saat jenazah itu dimandikan dan salatkan ia terus teringat pada anaknya.
Lalu saat di TPU, biasanya mayat tanpa identitas diberikan nisan dari bambu biasa.
Tapi, terhadap mayat tersebut ia memberikan batu nisan dan menuliskan tanda X di batu nisan tersebut.

Tujuannya, agar apabila ada orangtuanya mencari sudah ada tanda.
"Begitu spesial sekali saya perlakukan mayat tersebut, saya belikan batu nisan dan saya juga terus berdoa di pusara anak tanpa identitas tersebut.
Saya sering ke sana karena saya rindu dengan anak saya," katanya, mengenang dan tak menyangka bahwa mayat yang dimakamkan tersebut adalah anak kandungnya sendiri.
Kemudian, beberapa hari yang lalu membaca di berita online dan informasi di sosial media bahwa NK menjadi tersangka pembunuhan remaja di bantaran Sungai Bantaran Klego.
Saat itu juga, Nanang muncul kecurigaan terhadap NK.
"Kakaknya Surya melihat di sosial media, bahwa NK ditangkap polisi karena melakukan pembunuhan.
Terus, banyak warga yang bilang bahwa NK juga terlibat kasus pembunuhan yang mayatnya ditemukan membusuk di jalan Dr. Sutomo, Kelurahan Noyontaansari," tutur Nanang.
• Pilu Tukang Foto di Tambaksari Saksikan Motornya Digondol Maling, Sempat Lari Mengejar: Gak Sempat
• Cerita Petani Jeruk di Malang Panen Dituduh Mencuri, Sempat Ada Perusakan Pohon Disuruh Bumdes
Mendapatkan informasi tersebut, ia langsung ke kantor polisi untuk memastikan keberadaan anaknya kepada NK.
"Saya datang ke kantor polisi karena saya yakin, anak saya jadi korban pembunuhan oleh NK. Tapi, saat saya ke kantor polisi NK masih diperiksa," tuturnya.
"Tapi saya pastikan, jasad yang ditemukan tanpa identitas tersebut merupakan anak saya.
Lalu, saya langsung datang ke makam, berdoa serta membersihkan kuburan anak saya," katanya.
Menurut Nanang, kepastian tersebut ia dapatkan berdasarkan dari kendaraan yang dimodifikasi oleh Surya berada di Kabupaten Batang.
"Saya dengar, bahwa kendaraan (bb) Surya yang sudah dimodifikasi berada di Batang.
Karena, pelek motor yang berwarna emas itu tidak diubah dan saya ingat sekali," ujarnya.
Nanang mengenang, Surya merupakan anak yang penurut dan jiwa sosialnya tinggi.
Teman sekolahnya SMP juga berdatangan.
Seolah tak percaya bahwa Surya telah tiada. Mereka menangis bersedih kehilangan teman baik.
"Kami menggelar doa bersama untuk kepergian Surya seminggu ini. Semoga anak saya tenang di sana, saya serta istri sudah ikhlas atas kepergian Surya," terang Nanang menahan air matanya menetes.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Pekalongan Kota AKP Ahmad Sugeng saat dihubungi TribunJateng.com (grup TribunJatim.com ) mengatakan saat ini pihaknya masih memperdalam kasus tersebut.
"Terkait kasus pada bulan April tahun 2020, anggota masih memperdalam dan melakukan penyelidikan terhadap tersangka.
Apakah ada tersangka yang lain, kami masih melakukan penyelidikan," kata AKP Ahmad.
(TribunJateng.com/Indra Dwi Purnomo)
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Kisah Bapak di Pekalongan Ini Tak Menyangka Jasad Tak Dikenal yang Dia Makamkan Itu Anak Kandungnya