Virus Corona di Tulungagung
1 Siswa Tulungagung Positif Covid-19, Dindikpora Masih Dukung Kunjungan Guru di Wilayah Sulit Sinyal
Plt Kepala Dindikpora Kabupaten Tulungagung, Haryo Dewanto Wicaksono mengakui ada siswa yang terkonfirmasi Covid-19.
Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Tulungagung meminta pembelajaran tatap muka lewat kunjungan guru di Kecamatan Pagerwojo dihentikan sementara.
Rekomendasi ini menyusul temuan pasien baru berusia 9 tahun, ERZ.
ERZ diketahui selama ini ikut belajar kelompok, diajar oleh guru yang berkunjung.
Lima teman satu kelompok belajarnya dan dua guru yang mengajar sudah diambil sampel swab tenggorakannya, untuk diuji di laboratorium.
"Penghentian kegiatan belajar tatap muka ini dilakukan sampai hasil tes keluar. Ini untuk memastikan status penularan di pusat penyebaran," terang Wakil Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Tulungagung, Galih Nusantoro, Selasa (11/8/2020).
Plt Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, (Dindikpora) Kabupaten Tulungagung, Haryo Dewanto Wicaksono mengakui ada siswa yang terkonfirmasi Covid-19.
• Ada Siswa SD Positif Covid-19, Aktivitas Kunjungan Guru di Pagerwojo Tulungagung Diminta Berhenti
• JPU Kejari Tulungagung Banding Putusan Terdakwa Korupsi Bantuan Sapi Dinas Peternakan Jatim 2017
Namun secara umum, proses pembelajaran tatap muka lewat kunjungan guru masih dilakukan.
Kebijakan ini diambil karena banyak wilayah di Tulungagung yang masih kesulitan sinyal, untuk ikut pembelajaran online.
"Banyak wilayah yang susah sinyal, terutama di wilayah pegunungan," terang Yoyok, panggilan akrab Haryo Dewanto Wicaksono.
Bahkan menurut Yoyok, 40 persen lembaga pendidikan SD dan SMP di Tulungagung melaksanakan pembelajaran luar jaringan (luring).
• BREAKING NEWS: Tiga Bocah Alami Kecelakaan di Jembatan Ngujang 2 Tulungagung seusai Balapan
• Kangen dengan Para Siswa, SMPN 1 Kedungwaru Tulungagung Luncurkan Program Guru Sambang
Jika pembejalaran tatap muka lewat kunjungan guru dihentikan, maka tidak ada alternatif media pembelajaran lain.
Sebab jika dipaksa untuk belajar online, mereka akan kesulitan mengakses internet.
"Kalau luring dihentikan, maka tidak ada solusi lain bagi para siswa yang kesulitan akses internet ini," keluh Yoyok.
Yoyok menambahkan, setiap lembaga pendidikan mempunyai kendala dalam proses pembelajaran online.
• Warga Tulungagung Berbondong-bondong Buka Tabungan Emas di Pegadaian, Tren Meningkat di Masa Pandemi
• Pemkot Blitar Alokasikan Rp 2,75 Miliar untuk Seragam Gratis Siswa TK sampai SMP Tahun ini
Karena itu pihaknya menyerahkan kreativitas masing-masing lembaga pendidikan, untuk mengatasi kesulitan itu.
Seperti guru yang melakukan kunjungan ke rumah siswa dan belajar secara kelompok.
Editor: Dwi Prastika