Kekejian Sekretaris Bunuh Bos, Skenarionya Sadis, Santet hingga Sewa Pembunuh Bayaran: Sakit
Inilah skenario keji sekretaris yang bunuh bosnya. Bermula dari dihamili. Simak selengkapnya!
Penulis: Ani Susanti | Editor: Januar
Skenario Pembunuhan, Awalnya Disantet
Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengatakan para tersangka dengan perannya masing-masing melakukan pembunuhan dengan cara masuk ke dalam rumah korban.
Mereka mengaku sebagai petugas pajak.
Setelah berhasil masuk, kemudian menusuk bagian tubuh korban menggunakan pisau sangkur dan mayat korban di buang di Subang Jawa Barat.
Pelaku utama pembunuhan ini kata Nana adalah SS, mantan karyawan perusahaan roti korban yang menjadi sekretaris pribadi korban.
"Tersangka SS sakit hati terhadap korban karena berbagai hal, terutama karena tidak mau bertanggung jawab atas kehamilannya," kata Nana di Mapolda Metro Jaya, Rabu (12/8/2020).
• Tiga Tahun Buron, Dua Pembobol Rumah di Surabaya Berhasil Dibekuk Polsek Tenggilis Mejoyo
Selama ini katanya, korban yang merupakan pengusaha roti memiliki pabrik roti dan beberapa toko roti di Bekasi, tinggal sendirian di kediamannya.
"Dari hasil penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan diperoleh fakta-fakta bahwa pada sekitar tahun 2018, korban sering melakukan pelecehan seksual kepada tersangka SS. Yakni engan cara mengirimkan video-video porno ke HP tersangka SS hingga disuruh melayani korban untuk berhubungan intim," kata Nana.
Setelah itu katanya diketahui bahwa tersangka SS hamil.
"Dan korban tidak mau bertanggung jawab. Kemudian korban meminta kepada tersangka SS untuk
menggugurkan kandungannya dengan memberikan sejumlah uang sebesar Rp.10 Juta hingga Rp 20 Juta," kata Nana.
"Dari situlah tersangka SS mulai sakit hati dengan korban," kata Nana.
• Efek Vaksin Corona setelah 24 Jam Disuntik ke Tubuh, Driver Ojol Kuak Rasanya: Tak Biasa, Kini Segar
Setelah kejadian tersebut kata Nana pada Februari 2019 tersangka SS bercerita kepada temannya yakni tersangka FI.
"Akhirnya tersangka SS berencana untuk mencelakakan dan melakukan pembunuhan kepada korban," kata dia.
Sekitar bulan April 2019, menurut Nana tersangka SS meminta bantuan kepada tersangka FI untuk mencari
dukun santet guna mencelakakan korban dengan cara disantet.
"SS sudah mengeluarkan biaya untuk perencanaan dengan menyewa dukun bayaran Rp 15 Juta. Namun usaha tersangka SS dengan menyewa dukun bayaran tersebut tidak pernah berhasil," katanya.