Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Madiun

Petani di Kota Madiun Manfaatkan Lahan Kosong untuk Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi Covid-19

Pekarangan di Kota Madiun yang sebelumnya dibiarkan kosong tidak dimanfaatkan, ia ubah menjadi perekebunan hortikultura dengan metode polybag.

Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM/RAHADIAN BAGUS
Proses pembibitan cabai di polybag yang dilakukan petani di Kota Madiun, Rabu (12/8/2020). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Rahadian Bagus

TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Isu ketahanan pangan menjadi sangat penting pada saat pandemi virus Corona ( Covid-19 ).

Sebab, ketahanan pangan sangat erat kaitannya terhadap kestabilan ekonomi, gejolak sosial, dan politik.

Ketahanan pangan mengindikasikan pada ketersediaan akses terhadap sumber makanan sehingga untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibanding dengan kebutuhan dapat menimbulkan ketidakstabilan ekonomi.

Pemerintah pusat telah meminta masing-masing kepala daerah agar memperhatikan ketersediaan pangan di daerahnya agar tidak terjadi kekurangan pangan. Hal itu merujuk peringatan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), yang menyebut bahwa akan terjadi krisis pangan dunia, selama pandemi virus Corona terus terjadi dan belum diketahui kapan akan berakhir.

Menyadari hal tersebut, seorang petani di Kota Madiun, Muhammad Fajar, mencoba membuat inovasi dengan memanfaatkan lahan kosong di Kota Madiun.

Ia memanfaatkan pekarangan kosong seluas dua hektare di Perumahan Dinas Korem 081/DSJ, Jalan Setia Budi, Kecamatan Taman, Kota Madiun.

Pekarangan yang sebelumnya dibiarkan kosong tidak dimanfaatkan, ia ubah menjadi perekebunan hortikultura dengan metode polybag. Bermodal awal sekitar Rp 2,4 juta, ia memulai menanam 2000 jenis tanaman di polybag.

“Saya ingin mengubah pola pikir masyarakat di perkotaan. Selama ini mereka berpikir, untuk bisa menjadi petani harus memiliki lahan pertanian yang cukup luas, sementara lahan di perkotaan sangat terbatas,” kata Fajar, Rabu (12/8/2020) siang.

Pulang dari Semarang, Warga Winongo Kota Madiun Positif Covid-19, Awalnya Mengeluh Demam dan Batuk

Ia menuturkan, dengan menggunakan polybag yang diisi degan media tanam serta unsur hara yang cukup, sudah dapat digunakan untuk menanam berbagai jenis tanaman hortikultura. Menurutnya, metode perkebunan dengan menggunakan sistem polybag sangat cocok diterapkan di perkotaan, seperti di Kota Madiun.

“Mengingat lahan di kota sangat terbatas atau sempit, sehingga memanfaatkan polybag untuk berbudi daya tanaman. Dengan pertimbangan, praktis, unsur hara terjaga, memudahkan perawatan,” katanya.

Fajar mulai menanam 2000 tanaman di polybag ukuran diameter 40 cm, pertengahan Juni 2020. Beberapa jenis tanaman yang ia tanam yakni, tomat, cabai, terong, dan brokoli.

“Umur panen nanti tiga hingga empat bulan, saat ini sudah sekitar dua bulan berjalan, masih proses,” katanya.

Fajar mengatakan, dari satu pohon cabai dapat menghasilkan 2 kilogram, sedangkan terong sekitar 2-3 kilogram, brokoli sekitar 0,5 kilogram, tomat sekitar 5 kilogram. Tidak hanya menjual hasil panen, bibit yang sudah berusia sekitar dua minggu juga dapat dijual Rp 7.500 per polybag.

Pasangan Suami Istri di Kota Madiun Positif Covid-19, Sempat Rapid Test Hasilnya Nonreaktif

“Dari hasil panen 2000 polybag, kira-kira hasil atau omzet untuk sekali panen sekita Rp 15 juta,” jelasnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved