Virus Corona di Tulungagung
Siswa SMKN di Tulungagung Buat Alat Cuci Tangan dan Sensor Suhu Otomatis, Jadi Andalan saat Pandemi
Siswa SMKN 3 Boyolangu Tulungagung menciptakan alat cuci tangan hybrid dan sensor suhu otomatis, tanpa sentuhan tangan.
Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
"Alat ini kami pasang di lingkungan sekolah selama masa pandemi," sambung Heni Ratmiko.
Sensor suhu otomatis ini di pasaran bisa mencapai Rp 15 juta.
Kepala Bengkel Tekhnik Elektronika Industri SMKN 3 Boyolangu, Yudi Hariono mengatakan, saat ini komponen yang paling sulit didapat adalah sensor.
Sensor suhu tubuh terpaksa harus dibeli dari Tiongkok, karena pasar di Indonesia sudah habis.
"Sebelumnya sensor ini bisa dibeli di Surabaya. Tapi kemarin kami harus pesan dari China, sehingga lebih mahal," tutur Yudi.
Pengukur suhu tubuh ini menggunakan dua sensor, yaitu sensor jarak dengan infrared dan sensor suhu.
• Satreskrim Polres Ponorogo Dalami Kasus Pencabulan Anak oleh Ayah Tiri, Video Tersebar di Medsos
• Tepat saat Peringatan HUT RI ke-75, Dua Bayi Lahir di RSUD Ponorogo, Bidan: Tidak Dipaksakan
Sedangkan alat cuci tangan otomatis hanya menggunakan sensor jarak.
Satu alat dikerjakan selama dua minggu oleh lima siswa dan guru pembimbing.
"Kami juga mencari referensi lebih dulu, termasuk lewat YouTube," sambung Yudi.
Sedangkan para siswa yang dipercaya mengerjakan dibekali ilmu statistik untuk coding dan pembacaan data.
Para siswa ini bahkan harus bekerja hingga pukul 21.00 WIB untuk menyelesaikan dua alat ini.
Editor: Dwi Prastika
• Tak Bisa Lakukan Praktik di Rumah, Siswa SMK Tulungagung Perlu Pembelajaran Tatap Muka
• Peringati HUT RI ke-75, Polres Blitar Kota Gelar Khitan Massal dan Beri Bantuan Paket Data Internet