Kisah Siswa 5 SD Budi Daya 2.000 Lidah Buaya, Bikin Pakis Sidorejo I Jadi Kampung Aloe Vera
Pakis Sidorejo I, RT 01 RW 05 telah diresmikan menjadi kampung aloe vera. Berawal dari ide gadis 11 tahun budi daya tanaman lidah buaya.
Penulis: Mayang Essa | Editor: Hefty Suud
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Mayang Essa
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pakis Sidorejo I, RT 01 RW 05 telah diresmikan menjadi kampung lidah buaya atau kampung aloe vera, Kamis (20/8/2020).
Pemandangan hijau dan asri terlihat saat memasuki kampung yang satu ini.
Setiap hunian warga tampak dipenuhi tanaman lidah buaya yang dibudidayakan gadis 11 tahun yaitu Sarlita Zahra.
• Syarat dan Cara Daftar Kartu Pra Kerja via Online, Pendaftaran Gelombang 5 Telah Resmi Dibuka
• VIRAL VIDEO Masih Kecil Dah Nikah, Telanjur Dihujat, Fakta Baru Terungkap, Tujuan Pengunggah Dalam
Bocah kelas 5 SDN Pakis 3 ini secara berkala memberikan edukasi dan cara budi daya tanaman lidah buaya kepada para warga untuk dijadikan produk kreatif.
“Awalnya hanya memberikan edukasi kepada warga saja, karena tanaman ini sudah saya olah menjadi produk, akhirnya saya mencoba membudidayakan dan berhasil,” ungkapnya, Kamis (20/8/2020).
Berangkat dari hal tersebut, Sarlita mulai mencoba untuk membagikan tanaman lidah buaya dari rumah ke rumah warga untuk dibudidayakan bersama.
• Detik-detik Perahu Ojek Terombang-ambing di Perairan Sumenep Selama 5 Jam, Lihat Nasib Penumpangnya
• Heboh Ribuan Warga Wuhan China Berpesta di Kolam & Nikmati Musik dari DJ, Tak Terlihat Pakai Masker
“Jadi satu hunian warga saya kasih tiga pot tanaman lidah buaya untuk dirawat,” lanjutnya.
Tanaman lidah buaya dipilihnya bukan tanpa alasan. Ia mengaku terdorong dari kondisi lingkungan sekolahnya yang dipenuhi tanaman lidah buaya.
“Di sekolah itu banyak sekali tanaman lidah buaya. Tapi kondisinya tidak terawat dan membuat gersang,” kata Sarlita.
Hingga saat ini, Sarlita mampu membudidayakan dua ribu tanaman lidah buaya yang dapat diolah warga untuk lebih memperkenalkan produk olahan lidah buaya dengan jangkauan yang lebih luas.
Chusnul Chotima, Ketua PKK RT 1 ini mengatakan, sebanyak 200 warga didominasi oleh ibu muda yang tidak bekerja.
Langkah ini diakuinya sebagai langkah tepat untuk produktif untuk turut mengembangkan produk olahan tanaman lidah buaya.
“Kampung aloe vera ini diresmikan untuk lebih fokus dalam mengolah tanaman lidah buaya yang saat ini dikembangan oleh Sarlita secara lebih luas dengan bantuan warga,” ucapnya.
Sarlita Zahra sendiri telah mengolah tanaman lidah buaya menjadi produk pangan, kosmetik dan keperluan lain dalam 14 macam. Diantaranya pupuk, sabun salovera dan sabun tanah salovera, pudding, dan minuman.
Penulis: Mayang Essa
Editor: Heftys Suud