Wali Kota Risma Revitalisasi Makam Sayyid Ali Asghor, Ulama Penting Saat Perang Kemerdekaan
Cagar budaya bangunan Makam Sayyid Ali Asghor dan lingkungan Makam Islam Ahli Waris Ndresmo di Kelurahan Sidosermo, direvitalisasi Pemkot Surabaya.
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Januar
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Cagar budaya bangunan Makam Sayyid Ali Asghor dan lingkungan Makam Islam Ahli Waris Ndresmo di Kelurahan Sidosermo, direvitalisasi Pemkot Surabaya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, dirinya sengaja melakukan revitalisasi di sana sebelum turun dari jabatan sebagai orang nomor satu di kota pahlawan.
"Karena itu sebelum saya purna saya ingin bisa merehab makam ini, dan alhamdulillah bisa terlaksana," kata Risma, Rabu (19/8/2020).
Sayyid Ali Asghor adalah salah seorang ulama yang sangat berjasa mencerdaskan masyarakat Surabaya, khususnya terkait syiar agama Islam. Serta lingkungan disana merupakan satu di antara pondok tertua di Surabaya.
• Risma Resmikan Box Culvert Manukan-Sememi, Jadi Solusi Kemacetan dan Banjir
Revitalisasi itu dilakukan pada beberapa bangunan di kawasan Cagar Budaya Makam Sayyid Ali Asghor dan Lingkungan Makam Islam Ahli Waris Ndresmo.
Mulai dari pemasangan lampu klasik dan vitrase (tirai tipis) untuk makam Sayyid Ali Asghor, serta pagar keliling makam ahli waris kawasan Ndresmo.
Selain itu pula, renovasi juga dilakukan di musala putra dan putri di area makam, pavingisasi jalan mulai pintu masuk serta area makam Ndresmo.
Bahkan, Pemkot juga melakukan revitalisasi gapura dan pagar di area depan makam serta pemasangan PJU di sepanjang jalan menuju Makam Sayyid Ali Asghor dan di dalam area makam ahli waris.
Risma mengungkapkan, kawasan itu menjadi salah satu tempat bersejarah di kota pahlawan.
Masih ada kaitannya dengan peristiwa heroik 10 November di Surabaya.
Dari cerita sang bapak, Risma menuturkan, ketika meletus pertempuran 10 November yang dahsyat itu, Kampung Santri Ndresmo itu dijadikan markas para santri dari berbagai daerah di Jatim.
Para santri itu bermarkas disana guna mengatur strategi melawan penjajah saat itu.
"Saat itu ketika KH Abdul Wahab Hasbullah menyampaikan resolusi jihad dan santri se-Jatim itu kumpul di pondok-pondok," kata Risma.
"Setelah saya belajar sejarah kemudian saya mengerti tentang Ndresmo ini. Jadi kemerdekaan yang bisa diraih itu sebetulnya selain berbagai suku bangsa, banyak santri bukan hanya dari Surabaya yang ikut berjuang," sambung dia.