BPJS Kesehatan Jember
Kisah Ibu Muda Asal Lumajang dengan Tubuh Terpasang Pacemaker Berkat JKN: Saya Makin Beruntung
Rasa syukur tiada henti dan beruntung diungkapkan Ita karena berkat JKN, ibu dua orang anak ini bisa memperpanjang usia hidupnya.
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Ita Rifa Atul Mahmuda, seorang ibu muda yang masih berusia 32 tahun terlihat sangat smart dan energik
Siapa sangka, dibalik senyuman dan masih aktif bekerja ternyata di dalam tubuh wanita asal Lumajang ini telah tertanam alat canggih pacemaker atau biasa dikenal alat pacu jantung.
Pacemaker merupakan alat kecil yang dipasang di bawah kulit dada untuk membantu dalam mengendalikan denyut jantung.
Alat ini juga dikenal dapat mengatasi aritma, yakni kondisi denyut jantung yang tidak teratur.
Pacemaker ini berfungsi mengirimkan sinyal listrik yang dapat membantu jantung berdenyut dengan teratur dan tidak terlalu lambat.
Saat ditemui di kediamannya, Ita Rifa Atul Mahmuda yang bekerja sebagai salah satu tenaga kesehatan di Puskesmas Lumajang ini menceritakan bagaimana asal mula alat mungil canggih ini terpasang di tubuhnya.
Menurutnya, sekitar akhir tahun 2017 lalu, tubuhnya lemas, berdebar terus dan mengeluarkan keringat dingin tanpa henti.
Bergerak dan berjalan pun sudah sesak.
Karena kondisi sudah tidak sadarkan diri, akhirnya Ita Rifa Atul Mahmuda dilarikan ke RSU dan diperiksa oleh dokter spesialis jantung.
"Dari hasil medis saya mengalami Total AV Blok, atau yang biasa dikenal gangguan aritme jantung," ujarnya.
Kondisi tersebut membuat Ita lemas dan pucat. Hingga akhirnya pada 2018 dia dirujuk ke RSU dr Soetomo Surabaya dan dipasang pacemaker.
Selama perawatan dari awal hingga harus melakukan prosedur operasi pemasangan pacemaker, Ita Rifa Atul Mahmuda menggunakan fasilitas Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN - KIS) tanpa biaya tambahan.
Hingga saat ini, dirinya masih rutin untuk kontrol setiap satu bulan sekali.
Rasa syukur tiada henti dan beruntung diungkapkan Ita karena berkat JKN, ibu dua orang anak ini bisa memperpanjang usia hidupnya.
"Syukur alhamdulillah dari awal semua dimudahkan. Bahkan dengan adanya JKN ini saya makin beruntung," tegasnya.
"Tidak perlu pusing memikirkan biaya dengan penyakit jantung ini yang bisa dikatakan biayanya sangat besar," imbuh Ita.
Untuk pasang alatnya saja biayanya mencapai sekitar Rp 100 juta lebih. Itu belum termasuk biaya kontrol dan obat-obatnya.
"Kalau tidak ada alat ini, saya sudah tidak ada disini. Karena harus rutin kontrol untuk nge-charge baterei alatnya, dan ini juga berbiaya," tandasnya.
"Jadi bisa dikatakan saya manusia robot," tukas Ita sambil bercanda.
Untuk itu, menyampaikan pesan penting kepada seluruh masyarakat di Indonesia.
Bahwa, dari pengalamannya tersebut ada hal sangat penting yang bisa dipetik hikmahnya. Yakni, penyakit datang tidak mengenal usia.
"Saya juga sebelumnya tidak menyangka akan menderita jantung dan ada alat terpasang ditubuh untuk memperpanjang usia saya," bebernya.
Sehingga lebih baik kita selalu menjaga pola hidup sehat dan memiliki asuransi kesehatan. Apalagi Negara sudah hadir melalui program JKN.
"Jadi mengapa kita masih menunggu-nunggu," tegasnya.
Hal ini disampaikan Ita Rifa Atul Mahmuda, bukan karena dirinya seorang petugas tenaga kesehatan.
"Tapi ini memang sangat penting, semua orang wajib punya," ucapnya.
Nah, untuk mendapatkan manfaat luar biasa dari program JKN, peserta, sambung Ita, tentunya harus rutin membayar iuran.
"Ini penting, agar program luar biasa ini tetap berjalan dan bisa di rasakan oleh anak cucu kita kelak," pungkas Ita. klik link di www.jamkesnews.com . (*)