Saluran Irigasi Petani Jember Tertutup 5 Tahun, DPRD Ancam Cabut Izin dan Panggil Developer: RDP
Komisi C dan B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jember, Jawa Timur melakukan inspeksi di saluran irigasi dekat Perumahan Rengganis
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sudarma Adi
Ringkasan Berita:
- Pelanggaran Ditemukan: DPRD Jember (Komisi C & B) menemukan saluran irigasi dekat Perumahan Rengganis tertutup/terganggu, merugikan petani.
- Dampak Petani: Penutupan yang berlangsung selama 5-6 tahun ini menyebabkan biaya tanam membengkak (Rp 1,5 juta/musim untuk BBM pompa) dan memaksa petani menjual separuh lahannya.
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Komisi C dan B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jember, Jawa Timur melakukan inspeksi di saluran irigasi dekat Perumahan Rengganis Kecamatan Sumbersari.
Hal tersebut dilakukan karena para petani di kawasan Jalan Pangandaran, Kelurahan Antirogo Kecamatan Sumbersari Jember kesulitan mengairi sawahnya sejak perumahan Rengganis ini dibangun.
Sekretaris Komisi C DPRD Jember, David Handoko Seto mengungkapan, berdasarkan temuan inspeksi kali ini memang saluran irigasi di kawasan perumahan tertutup.
Baca juga: Ramai Kritik, Ada Maksudnya Atap Bandara Jember Berwarna Pink, Warna Tertentu Harus Dihindari
Petani Merugi, Biaya Tanam Membengkak Rp 1,5 Juta
"Ini kan pelanggaran, kami minta nanti OPD bagian perijinan untuk mengecek lagi perizinannya (perumahan), apakah sudah sesuai mekanisme atau belum," ujarnya, Sabtu (15/11/2025).
Bila nanti memang ditemukan tidak sesuai regulasi. David meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait mencabut perijinan milik perumahan ini.
"Atau diminta untuk diperbaiki karena kalau sudah terjadi harus di perbaiki," ungkap David.
David juga meminta OPD terkait meninjau ulang analisis dampak lingkungan (Amdal) dan jalan keluar masuk mobil damkar milik pengembang perumahan ini. Karena biasanya dua hal ini sering diabaikan oleh developer.
"Hasil inspeksi ini akan kami sampaikan kepada pimpinan untuk ditindak lanjuti. Saya ingin dalam waktu dekat ada RDP (rapat dengar pendapat)," imbuh Legislator Fraksi Partai Nasdem ini.
Sementara itu, Marzuki Yaman pengurus Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) Jambuan Jaya Antirogo mengungkapkan sejak saluran irigasi ditutup, petani terpaksa menyedot air sungai mengenai mesin pompa air.
"Pinginnya petani itu air bisa sampai di sawah petani. Saluran irigasi ditutup sudah lima tahunan," ungkapnya.
Kondisi tersebut membuat biaya tanaman membengkak. Karena petani harus mengeluarkan uang untuk beli bahan bakar minyak (BBM) mesin pompa air.
"Kalau waktu tanam padi saat awal tanam, bisa biaya Rp 1,5 juta (beli BBM) dalam satu musim tanam," imbuhnya.
Dampak penutupan saluran irigasi tersebut, membuat petani di kawasan perumahan tersebut memilih menjual lahannya.
"Sekarang tinggal 2,5 hektar, sebelumnya itu 5 hektar. Karena irigasinya ditutup dan airnya tidak ada, akhirnya tanah itu dijual," kata Petani bernama Hidayat.
| Lamongan 'Juara' Produksi Gabah Tertinggi di Jatim, Sukses Terapkan Pola Tanam 3 Kali Setahun |
|
|---|
| 216 Ribu Warga Jember Miskin, DPRD Minta Kualitas UHC Meningkat, Bupati: Pendapatan Puskesmas Naik |
|
|---|
| Pengantin Wanita Dituntut Ganti Rp133 Juta karena Kabur H-1 Akad Demi Penjual Batagor Sang Mantan |
|
|---|
| Sisi Lain Kehidupan Siswa MTs di Jombang yang Meninggal saat Belajar, Kades Beber soal Orangtuanya |
|
|---|
| Roadshow BTN Housingpreneur 2025 di ITS Surabaya, Cari Inovasi Hunian Berhadiah Rp1,5 M |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Anggota-dewan-inspeksi-saluran-irigasi-pertanian-dekat-Perumahan-Rengganis.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.