Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Solusi Atasi 'Sindrom Anak Tengah', Dosen Psikologi Unair: Orang Tua Harus Berbicara dengan Egaliter

Punya lebih dari dua anak dapat memunculkan masalah sindroma anak tengah. Dosen Universitas Airlangga, Rudi Cahyono MPsi Psikolog beber solusinya.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Hefty Suud
ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM
Dosen psikologi Universitas Airlangga, Rudi Cahyono MPsi Psikolog 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Bagi orang tua yang memiliki lebih dari dua anak, middle child syndrome atau sindrom anak tengah kerap menjadi masalah psikologis.

Anak tengah yang mengalami sindroma biasanya sensitif terhadap perlakuan orang tua terhadap dia dan/atau saudaranya.

Kemudian, anak tengah cenderung memberikan reaksi tipikal. Diantaranya memberontak, menarik diri, marah, protes, dan lain sebagainya.

Anak tengah juga akan berusaha menarik perhatian orang tua.

Implementasikan Jatim Bermasker, Polisi di Nganjuk Intensif Sosialisasi di Tempat Wisata yang Dibuka

Ramalan Zodiak Besok Senin, 24 Agustus 2020: Taurus Jadi Sangat Nostalgia, Libra Ingin Terlihat Baik

Menurut dosen Universitas Airlangga, Rudi Cahyono MPsi Psikolog, perhatian orang tua adalah kunci untuk mencegah terjadinya middle child syndrome pada anak tengah.

Untuk mencegah hal tersebut, orang tua harus segera menyadari bahwa kehadiran anak ketiga mulai menarik perhatian kakak-kakaknya, sedangkan perhatian ibu mulai tercuri.

“Orang tua harus mengembalikan perhatian tersebut hingga sama rata,” terang dosen di Fakultas Psikologi Unair itu.

Rudi melanjutkan, anak tengah harus dibuat merasa orang tua memperhatikan semua anaknya.

Nasib Ribuan Tenaga Harian Pemkab Nganjuk Tak Jelas, Begini Solusi dari DPRD Kabupaten Nganjuk

Cerita Sebenarnya Hilangnya Ehsan di Hutan Bambu, Tetangga Syok Punggungnya Ditepuk, Relawan Bingung

"Anak tengah harus dapat merasa disayang sebagaimana orang tua menyayangi saudara yang lain. Dia juga bisa kena marah sebagaimana saudara yang lain juga dimarahi,"ujarnya.

Kemudian, orang tua dapat melakukan kegiatan bersama untuk menetralisir perasaan terabaikan dari anak tengah. Ayah, ibu, kakak, dan adik semua beraktivitas bersama.

Orang tua juga dapat memberikan penugasan untuk beraktivitas bersama dan berbagi tanggung jawab yang bisa berdampak timbal balik.

Seperti, kakak bertugas membantu adik belajar. Kakak bisa membantu anak kedua atau anak tengah. Anak tengah diberikan tugas membantu adik kecilnya.

“Tetapi jangan lupa diapresiasi atau dimunculkan kesan bahwa pemberian tugas tersebut adalah karena kemampuan anak atau kepercayaan dari orang tua,” lanjutnya.

Namun, apabila reaksi anak tengah sudah mengarah pada konflik keluarga seperti konflik anak tengah dengan orang tua atau konflik anak tengah dengan saudaranya maka orang tua harus mengawali melakukan tindakan yang elegan.

"Orang tua bisa mengajak anak berbicara dengan suasana yang egaliter atau sederajat, dengan mengurangi tendensi untuk membahas persoalan tersebut,"ujarnya.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved