Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Angka Kehamilan Tak Direncanakan Naik 17,5% Saat Pandemi, KlikDokter dan BKKBN Luncurkan 'KLIKKB'

KlikDokter dan BKKBN luncurkan aplikasi KLIKKB. Respon peningkatan angka kehamilan tidak direncanakan sebesar 17,5 persen saat pandemi Covid-19.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Hefty Suud
ISTIMEWA/BKKBN
Peluncuran aplikasi KLIKKB yang diluncurkan KlikDokter dan BKKBN, Senin (24/8/2020). Upaya kendalikan penambahan penduduk dari kehamilan yang tidak direncanakan, imbas pandemi yang membuat akses pada kontrasepsi terhambat. 

Aplikasi KLIKKB, akan menghubungkan secara langsung antara akseptor KB dengan bidan dan memungkinkan akseptor mendapatkan informasi secara interaktif atau konseling dalam aplikasi ini.

“Dalam aplikasi ini tersedia layanan live chat dengan provider, informasi tempat pelayanan KB, alarm pengingat baik bagi provider maupun akseptor untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi ulangan," tambah Mia Argianti, Head of B2B KlikDokter.

Sebelum mendapatkan pelayanan, peserta KB dapat membuat janji terlebih dahulu sehingga meminimalisir waktu tunggu.

Upaya ini juga diharapkan membantu akseptor dalam mendapatkan alarm pengingat saat meminum pil KB setiap harinya.

Hal ini dilakukan untuk menghindari Drop Out atau putus pakai kontrasepsi yang persentasenya masih cukup tinggi khususnya pada kontrasepsi jangka pendek.

“Selama 3 bulan terakhir saja, angkanya mencapai 10 persen dari 36 juta pasangan usia subur yang putus kontrasepsi,” jelas Hasto Wardoyo.

Aplikasi ini juga diharapkan dapat membantu Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dalam hal mengetahui kebutuhan Pasangan Usia Subur terhadap jenis kontrasepsi sehingga dapat menjadi masukan bagi kebijakan program.

"Ketersediaan alat dan obat kontrasepsi dapat dipantau sehingga mencegah terjadinya stock out di fasilitas pelayanan kesehatan," tambah Mia.

Harapan di masa depan oleh KlikDokter dan BKKBN adalah untuk dapat mengembangkan KLIKKB secara kontinu dan bertahap melalui fase-fase yang telah ditentukan dan dengan penyesuaian terhadap jumlah tenaga kesehatan dan kapasitas sesuai fase tersebut.

“Saat ini tenaga kesehatan yang dilibatkan sebagai pemberi layanan adalah bidan sebanyak 2.000 yang tersebar di seluruh Indonesia dan bidan konselor yang akan bertugas memberikan konsultasi melalui KLIKKB.

"Kemudian sebanyak 2000 bidan sedang dipersiapkan untuk wilayah Jawa dan Bali. Sosialisasi yang dilakukan pun secara bertahap, tahap pertama disosialisasikan di 7 provinsi, tahap kedua 12 provinsi dan tahap ketiga 15 provinsi,” tandas Hasto.

Penulis: Sri Handi Lestari

Editor: Heftys Suud

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved